Pengamat Politik Unsrat: Anies Susah Gaet Suara Indonesia Timur jika Citra Intoleran Masih Melekat
akan susah bagi Anies Baswedan untuk menggaet suara di kawasan Indonesia Timur jika citra intoleransi dan politik identitasnya masih melekat.
Penulis: Mario Christian Sumampow
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Politik dari Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado Alfon Kimbal menyebut akan susah bagi Anies Baswedan untuk menggaet suara di kawasan Indonesia Timur jika citra intoleransi dan politik identitasnya masih melekat.
Sebab, jelas Alfon, masyarakat di kawasan Indonesia Timur menolak keras ihwal politik identitas itu sendiri.
Meski suara di Indonesia Timur tidak menyumbang banyak, tapi disebut Alfon turut jadi bagian penentu dalam kontestasi pemilihan presiden (pilpres) 2024 mendatang.
Ia menjelaskan, hal ini bakal sama seperti halnya ketika suara pemilih dari Indonesia Timur yang juga berperan ketika kontestasi Pilpres 2019 lalu antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto.
"Ini kan pemilu 2024 itu kan okelah di Sulawesi saja hanya 7 persen, di Indonesia timur enggak sampai 10 persen, tapi menentukan, karena Jokowi Prabowo kemarin kan hanya berapa persen, ini menentukan juga," Kata Alfon kepada Tribunnews, ketika ditemui di Kantor Tribun Bogor, Kamis (17/11/2022).
Sehingga penting bagi Anies, lanjut Alfon, dalam langkahnya yang kini tengah melakukan safari politik ke berbagai wilayah dan bertemu banyak pihak.
Safari ini juga ia lihat sebagai upaya Anies bersama Partai Nasional Demokrat (NasDem) selaku pengusungnya dalam Pilpres 2024 untuk mengubah citra Anies yang sebelumnya erat dengan politik identitas.
"Utama ubah (citra) terutama di Indonesia Timur, dari kantong-kantong yang menolak politik identitas itu sendiri. Maka harus bersafari, untuk mendekati masyarakat dengan image baru dari Anies untuk mengubah peta kekuatan pemilih di Indonesia Timur, jelasnya.
Baca juga: PPP Sebut Deklarasi Anies Baswedan oleh FKM di Yogyakarta Tak Ada Kaitannya dengan Partai
Langkah eks Gubernur DKI bersama Partai NasDem dalam mengubah citra ini dipandang Alfon sebagai peluang bagi Anies.
Namun ia mengingatkan, ihwal pemilu bukan hanya soal faktor emosional, tapi juga tentang proses pendekatan yang intim.
"Selama peluang diberikan, dan ingin ubah (citra), pasti semua itu akan jadi. Pemilu bukan persoalan faktor emosional tapi faktor cita rasa, lifestyle, toleran, bukan hanya soal menggebu-gebunya. Tapi pendekatan ke masyarakat dengan cara hati ke hati," tegasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.