KPAI Sentil Mas Menteri Nadiem Makarim Soal 3 Dosa Pendidikan dalam Kasus Bully Siswa SMP di Bandung
KPAI menyentil Mendikburistek Nadiem Anwar Makarim soal tiga dosa pendidikan seusai kasus bully siswa SMP di Bandung, Jawa Barat, viral di media sosil
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyentil Mendikburistek Nadiem Anwar Makarim soal tiga dosa pendidikan seusai kasus bully siswa SMP di Bandung, Jawa Barat, viral di media sosial.
Hal tersebut diungkap Komisioner KPAI Jasra Putra saat menanggapi video viral kasus bully antar siswa yang belakangan diketahui terjadi di SMP Plus Baiturrahman.
Awalnya, Jasra menyampaikan prihatin atas kasus perundungan tersebut.
"Sebenarnya kita sangat menyayangkan peristiwa kekerasan antar anak dalam bentuk bully terus terulang di sekolah dan ini tentu menjadi peristiwa yang kesekian kalinya bagi dunia pendidikan kita di mana data-datanya kasus kasusnya cukup banyak dan ini turut menjadi perhatian," kata Jasra saat dikonfirmasi, Sabtu (19/11/2022).
Jasra kemudian menyentil Mendikburistek soal tiga dosa pendidikan yang belum kunjung terselesaikan di Indonesia.
Baca juga: Siswa SMP Plus Baiturrahman Di-bully Teman Kelas, Kepsek: Pelaku akan Dibedakan Proses Pembelajaran
Adapun satu di antaranya persoalan mengenai perundungan antara siswa yang belum kunjung selsai.
"Kita ingatkan kepada pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Ristek di mana ada tiga dosa pendidikan yang harus diselesaikan oleh Mas Menteri di antaranya kekerasan seksual, intoleransi, dan termasuk juga perlindungan yang ini tentu kita berharap bisa selesai sisa pemerintahan sekarang," ungkap Jasra.
Jasra juga mengingatkan kepada guru dan orang tua siswa untuk mengawasi situasi mental pada anak.
Dia bilang, situasi mental anak banyak mengalami perubahan seiring pembelajaran daring selama dua tahun terakhir.
"Kami pesan kepada guru guru dan termasuk juga orang tua masyarakat dan sekolah untuk melakukan asesmen situasi mental anak-anak kita atau mental health mereka sehingga mereka ada upaya pencegahan dan kita tidak terlambat menangani seperti kasus di Bandung ini di mana anak anaknya mengalami situasi perundungan yang sangat kita sayangkan," pungkasnya.
Baca juga: Siswi SMAN 1 Sragen Jadi Korban Bully Guru Karena Tidak Pakai Kerudung, Ini Langkah Dinas Pendidikan
Sebelumnya, video dugaan perundungan yang dilakukan sekolah menengah pertama (SMP) swasta di Kota Bandung viral di media sosial Twitter, Jumat 18 November 2022 malam.
Video berdurasi 21 detik itu merekam sekelompok anak SMP berseragam batik biru tengah merundung kawannya.
Perundungan dilakukan sekelompok siswa terhadap satu temannya dengan cara memasangkan helm, kemudian secara bergantian mereka menendang dan memukul korban.