Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Strategi Komunikasi Dinilai Bakal Cegah Misinformasi Produk Tembakau Alternatif

Dalam mengedukasi masyarakat, dirinya menilai perlu penyesuaian latar belakang serta profil dari para perokok dewasa.

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Strategi Komunikasi Dinilai Bakal Cegah Misinformasi Produk Tembakau Alternatif
YouTube
Ilustrasi. Menurut Kholil, strategi komunikasi ini perlu dilakukan secara berbeda sesuai dengan latar belakang masyarakat untuk mengurangi misinformasi mengenai produk tembakau alternatif. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Guru Besar Universitas Sahid Jakarta, Prof Kholil, mengatakan masyarakat perlu diedukasi secara akurat dan lengkap mengenai kelebihan serta kekurangan produk tembakau alternatif dibandingkan rokok.

Dalam mengedukasi masyarakat, dirinya menilai perlu penyesuaian latar belakang serta profil dari para perokok dewasa.

"Hasil penelitian kami pada 2021 menunjukkan bahwa konten narasi yang bersifat umum tidak efektif untuk menurunkan bahaya rokok,” kata Kholil melalui keterangan tertulis, Rabu (23/11/2022).

USAHID telah melakukan kajian terhadap 930 responden yang melibatkan sejumlah akademisi, dokter, tenaga kesehatan, perokok, dan pengguna produk tembakau alternatif.

Dalam kajian yang dilakukan tahun lalu, mereka merekomendasikan adanya pembedaan konten narasi tentang bahaya merokok pada segmen yang berusia di bawah 25 tahun dan yang di atas 25 tahun.

Pada segmen yang berusia di bawah 25 tahun, komunikator yang dapat dimaksimalkan untuk menyampaikan tentang bahaya merokok dan potensi dari produk tembakau alternatif adalah keluarga dan tokoh masyarakat.

Berita Rekomendasi

Adapun pada segmen di atas 25 tahun, komunikator yang ideal adalah para ahli kesehatan, dokter, dan publik figur.

Menurut Kholil, strategi komunikasi ini perlu dilakukan secara berbeda sesuai dengan latar belakang masyarakat untuk mengurangi misinformasi mengenai produk tembakau alternatif.

Baca juga: Konsumen Dinilai Perlu Mengetahui Informasi Akurat tentang Produk Tembakau Alternatif

"Latar belakang pendidikan dan status sosial juga harus diperhatikan karena komunikasi akan efektif jika ada kesepahaman antara komunikator dan komunikan. Kesepahaman akan timbul jika tidak ada penghalang, baik karena status sosial, bahasa, maupun psikologis," jelas Kholil.

Dalam mengimplementasikan strategi komunikasi tersebut, perlu dibangun kolaborasi dengan melibatkan pemangku kepentingan (pentahelix) seperti pemerintah, pelaku usaha, akademisi, media, dan masyarakat.

"Akademisi mengapa perlu dilibatkan? Karena akademisi ini diharapkan dapat melakukan pendekatan-pendekatan empiris serta teori-teori yang dihasilkan,” kata Kholil.

Kholil meneruskan, jika sosialisasi dapat dilakukan secara akurat dan lengkap, maka masyarakat akan dapat memahami tentang bahaya merokok dan potensi untuk beralih dari kebiasaan merokok melalui produk tembakau alternatif dengan menyesuaikan aspek ekonomi, kesehatan, umur, dan lain-lain.

“Misinformasi apapun sangat berbahaya karena publik bisa mengambil kesimpulan atau bahkan tindakan yang kontra produktif merugikan dirinya. Mengedukasi masyarakat secara akurat dan lengkap menjadi sangat penting,” tegasnya.

Dalam kesempatan berbeda, tim peneliti USAHID, Hifni Alifahmi, menambahkan kampanye edukatif yang melibatkan semua pemangku kepentingan memang perlu dilakukan agar mendapatkan hasil maksimal dalam menginformasikan bahaya merokok dan potensi dari produk tembakau alternatif.

"Selain informatif, kampanye yang dilakukan harus bersifat edukatif dan persuasif. Kalau pakar seperti dokter pasti didengar, tapi publik figur juga memiliki peran penting untuk milenial,” katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas