Lirik dan Sejarah Terciptanya Lagu Hymne Guru oleh Sartono Hingga Jadi Lagu Wajib Nasional
Simak lirik dan sejarah unik terciptanya Lagu Hymne Guru oleh Sartono, yang sering dinyanyikan pada peringatan Hari Guru Nasional tiap 25 November.
Penulis: Muhammad Alvian Fakka
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Inilah lirik dan sejarah terciptanya Lagu Hymne Guru.
Lagu Hymne Guru sering dinyanyikan ketika peringatan Hari Guru Nasional.
Menyanyikan Lagu Hymne Guru bahkan termasuk dalam pedoman pelaksanaan upacara Peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2022, Jumat (25/11/2022).
Sebab lirik Lagu Hymne Guru mengandung makna tentang pentingnya peran guru dalam mendidik anak bangsa.
Karya dari Sartono ini memiliki kisah sejarah yang unik di balik penggubahan Lagu Hymne Guru.
Lantas bagaimana lirik dan sejarah dari Lagu Hymne Guru?
Baca juga: Teks Doa untuk Upacara Hari Guru Nasional, Jumat, 25 November 2022
Chord Gitar dan Lirik Lagu Hymne Guru
C F C G
Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru
C F C F C
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
G C G C
Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku
G C
Sbagai prasasti terima kasihku
G
Tuk pengabdianmu
C F C G
Engkau sebagai pelita dalam kegelapan
C F C F C
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
C F
Engkau patriot pahlawan bangsa
C F C
Tanpa tanda jasa
C F C G
Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru
C F C F C
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
G C G C
Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku
G C
Sbagai prasasti terima kasihku
G
Tuk pengabdianmu
C F C G
Engkau sebagai pelita dalam kegelapan
Baca juga: Lirik Lagu untuk Upacara Hari Guru Nasional 2022, Ada Lagu Hymne Guru dan Terima Kasih Guruku
Sejarah Lagu Hymne Guru
Pencipta Lagu Hymne Guru adalah Sartono.
Dikutip dari hai.grid.id, Sartono adalah seorang mantan guru seni musik di sekolah yayasan swasta di Kota Madiun, Jawa Timur.
Sartono lahir di Madiun, 29 Mei 1936, dan mempelajari musik secara otodidak tanpa mendapatkan pendidikan soal musik.
Walaupun secara otodidak, Sartono adalah satu-satunya guru seni musik di wilayah Madiun yang bisa membaca not balok pada tahun 1978.
Hanya dengan alat musik yang terbatas sembari bersiul sambil menuliskan nadanya dalam kertas.
Maka terciptalah Lagu Hymne Guru pada tahun 1980-an.
Penghasilan Sartono yang pas-pasan tidak menghalangi tekadnya akan kecintaannya terhadap musik dan membuat lagu.
Tujuan Sartono menciptakan lagu Hymne Guru: Pahlawan Tanpa Tanda Jasa, yaitu sebagai upaya menghargai para guru karena dinilai sangat berjasa untuk pendidikan di Indonesia.
Bertepatan dengan momentum Hari Pendidikan Nasional pada tahun 1980, Sartono mengikuti lomba mencipta lagu tentang pendidikan.
Dari ratusan peserta, lagu “Hymne Guru, Pahlawan Tanpa Tanda Jasa” ciptaannya, berhasil menjadi pemenang.
Hal itu membuatnya mendapatkan sejumlah uang sebagai pemenang.
Sartono bersama sejumlah guru teladan lainnya di seluruh Indonesian juga dikirim ke Jepang untuk studi banding.
Dilansir kemdikbud.go.id, Sartono meninggal di usia 79 tahun, pada 1 November 2015 di Ngawi, Jawa Timur.
Ia mengembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Madiun, Jawa Timur, karena mengalami komplikasi, di antaranya gejala stroke, jantung, kencing manis, dan penyumbatan pembuluh darah di otak.
Lagu Hymne Guru ditetapkan pemerintah sebagai lagu wajib nasional pada tahun 1980.
Selain lagu "Hymne Guru", Sartono juga menciptakan delapan buah lagu bertema pendidikan lainnya.
Perhatiannya terhadap dunia pendidikan membuahkan penghargaan pada tahun 2000 dari Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) saat itu, Yahya Muhaimin.
Kemudian pada tahun 2005, penghargaan juga diberikan Bambang Soedibyo selaku Mendiknas saat itu.
Baca juga: Kata-kata untuk Hari Guru 2022, Cocok Diposting di WhatsApp, FB, Instagram, hingga Twitter
Makna Lagu Hymne Guru
Melansir dari gramedia.com, lirik seperti “Engkau sebagai pelita dalam kegelapan, engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan, engkau patriot pahlawan bangsa, tanpa tanda jasa”.
Lirik tersebut menggambarkan peran seorang guru dalam menjadi penerang bagi muridnya yang haus akan pengetahuan dan penuh ketidaktahuan.
Gurulah bertugas mengantarkan, mengarahkan, dan memberi pandangan sampai murid menjadi tahu mau kemana akan melanjutkan perjalanan.
Lirik “Terpujilah, wahai engkau bapak ibu guru” dapat dimaknai sebagai seorang guru tidak hanya sebagai pengantar ilmu pengetahuan saja.
Tetapi juga sebagai pendidik bagi murid-muridnya.
Sehingga mereka dapat berlabuh menjadi pribadi yang bermoral.
Lagu ini juga mengenang apa yang telah guru kita dalam membantu langkah yang kita ambil, seperti dalam lirik “Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku.”
Petuah-petuah yang telah diberikan, mampu menuntun siswa dalam menggapai potongan-potongan mimpinya.
(Tribunnews.com/Muhammad Alvian Fakka)(Hai.grid.id/Annisa Putri Salsabila)(Gramedia/ananda)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.