Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ibas: Guru “Digugu dan Ditiru” Masa Lalu, Sekarang dan Masa Depan

Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono  atau Ibas bicara soal esensi eringatan Hari Guru Nasional

Penulis: Reza Deni
Editor: Wahyu Aji
zoom-in Ibas: Guru “Digugu dan Ditiru” Masa Lalu, Sekarang dan Masa Depan
Istimewa
Presiden ke-6 RI SBY bersama Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas). 

Laporan Reporter Tribunnews.com,  Reza Deni

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono  atau Ibas bicara soal esensi eringatan Hari Guru Nasional yang jatuh pada Jumat (25/11/2022).

Menurutnya, guru adalah seseorang yang “digugu dan ditiru” baik di masa lalu, masa sekarang, dan masa depan.

Dia mengutip pernyataan John Adams, guru adalah pencipta manusia. Dia adalah dasar dari semua pendidikan, dan dengan demikian seluruh peradaban umat manusia, sekarang dan masa depan.

Tidak ada rekonstruksi bangsa yang mungkin tanpa kerja sama aktif dari guru.

“Dalam filosofi Bahasa Jawa, ‘guru’ diartikan sebagai ‘DIGUGU lan DITIRU’. Artinya seorang guru harus bisa dipercaya dan ditiru oleh muridnya,” kata Ibas dalam keterangannya, Jumat (25/21/20222).

Menurut Ibas, di masa lalu, guru berperan penting dalam Perjuangan Kemerdekaan. Ki Hajar Dewantara dan RA Kartini merupakan dua contoh dari para guru yang telah berjuang keras demi kepentingan bangsa Indonesia.

Berita Rekomendasi

“Mereka telah menanamkan fondasi yang menjadi prinsip dan filosofi pendidikan nasional. Di masa sekarang ini, peranan guru dalam Pembangunan Kesejahteraan sangatlah penting.” “ungguh, di tengah masa ketidakpastian ini guru merupakan faktor yang tak dapat terpisahkan demi menyambut kemajuan dan perkembangan zaman,” imbuhnya.

Wakil Ketua Banggar DPR RI ini juga menyampaikan bahwa di saat ini Indonesia sedang mengalami bonus demografi, di mana penduduk usia kerja lebih banyak dibanding usia non-kerja.

Hal ini tentu memberikan plus berupa tingginya jumlah tenaga kerja, namun juga membawa minus berupa masih rendahnya kualitas SDM Indonesia.

Baca juga: Ibas Yudhoyono Kunjungi Dapur Pembuatan Keripik di Ngawi, Dorong UMKM Naik Kelas

"Demi meningkatkan kualitas SDM Indonesia, tentu guru harus memperkuat kinerja ‘Asah, Asih, Asuh’ mereka. Sebagai perwujudan dari harapan akan masa depan yang lebih baik dan Penyempurnaan akan kualitas manusia Indonesia, guru harus siap untuk ditiru, namun juga harus berbenah diri untuk menjadi lebih baik,” ujar Ibas.

Bagi Ibas, berbagai perilaku guru juga akan menjadi teladan bagi muridnya.

“Sebagai contoh bagi muridnya, seorang guru harus selalu tepat waktu, sabar, suka bekerja sama dan ramah. Dengan demikian, sifat ini akan diserap oleh siswanya sehingga sifat baik ini tertanam dalam jiwa SDM Indonesia," katanya.

Ki Hajar Dewantara menanamkan filosofi guru, yaitu ‘Ing ngarso sung tulodo, Ing madya mangun karsa dan Tut wuri handayani’ yang memiliki arti: di depan memberi teladan, ditengah membangun kemauan, dan dibelakang memberi dorongan.

Oleh karena itu, menurut Wakil Ketua Umum Partai Demokrat ini, prinsip penting ini menjadikan guru sebagai sosok yang sangat penting dalam kemajuan dan keberhasilan para muridnya.

“Penting ini menjadikan guru sebagai sosok yang sangat penting dalam kemajuan dan keberhasilan para muridnya.”

Baca juga: Profil Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Lulusan S3 IPB

“Selamat Hari Guru, semoga para Pahlawan Tanpa Tanda Jasa Indonesia semakin sejahtera, maju, dan tidak pernah lelah mendidik anak-anak Indonesia,” pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas