Panglima Jilah Pastikan Pasukan Merah Suku Dayak Kawal Jokowi Satu Komando
Pasukan Merah Tariu Borneo Bangkule Rajakng (TBBR) komitmen menjaga NKRI, Pancasila dan mengawal Presiden Jokowi dengan satu komando.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Theresia Felisiani
Pasukan Merah saat ini dipimpin Panglima Jilah atau Pangalangok Jilah. Nama aslinya adalah Agustinus Jilah.
Ia lahir pada 19 Agustus 1980 di Toho, tepatnya Desa Sambora, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat (Kalbar), Indonesia.
Panglima Jilah adalah cucu dari seorang panglima yang sangat terpandang pada jaman kerajaan.
Maka tidak heran Panglima Jilah sangat disegani sekaligus dikagumi khususnya di Pulau Kalimantan.
Ia berdiri di barisan terdepan untuk memperjuangkan hak masyarakat yang terancam dirampas pihak lain.
Hingga Panglima Jilah pun dijadikan simbol perjuangan masyarakat dalam mencari keadilan di tanah leluhurnya.
Ia menguasai seni beladiri tradisional Dayak dan memiliki kesaktian ilmu kebal.
Tubuhnya dibalut dengan tato khas Dayak hingga penampilan Panglima Jilah selalu menarik perhatian.
Namun dibalik itu semua, Panglima Jilah melalui masa lalu yang penuh liku dan bisa dikatakan sangat miris.
Pada masa kecilnya, Panglima Jilah memiliki kelainan dari teman-temannya kala itu.
Konon katanya lidahnya sering keluar, perut buncit dan keterbatasan dalam bicara alias gagap.
Namun dengan kegigihan yang dimiliki seperti halnya spirit para leluhur, perlahan Panglima Jilah mampu mengatasi semuanya hingga normal.
Kini Ia pun sangat dikagumi khususnya suku Dayak.
Baca juga: Dayak Coffee, Paduan Kopi dan Tanaman Herbal Khas Kalimantan Tengah
Ia tampak sangat tangguh dan menjadi orator ulung untuk membakar semangat Pasukan Merah.