TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saiful Mujani Reasearch and Consulting (SMRC) melakukan penelitian terkait seberapa besar masyarakat Indonesia mengakui dirinya dekat dengan partai politik tertentu.

Hal itu dilakukan SMRC untuk mengetahui apakah masyarakat Indonesia sudah mengalami transformasi dari identitas sosial ke politik.

Peneliti Utama SMRC, Saiful Mujani, menemukan identitas partai-partai politik di Indonesia masih sangat lemah.

Sehingga hal itu, jelasnya, membuat identitas sosial di Indonesia begitu kuat.

"Belum ada identitas partainya. Bukan belum ada. Masih lemah," kata Saiful Mujani, dalam konferensi pers langsung di kanal YouTube SMRCTV, Kamis (1/12/2022).

Saiful, mengatakan berdasarkan hasil surveinya. 20 persen dari masyarakat Indonesia menjawab bahwa mereka merasa dekat dengan partai politik tertentu.

"Nah ketika ditanya tentang adakah partai politik dimana Anda merasa dekat. Yang menjawab 'iya' ada 20 persen, sedikit," kata Saiful.

Kemudian, Saiful menuturkan, sebanyak 73 persen masyarakat Indonesia mengatakan tidak dekat dengan partai politik tertentu.

"Yang mengatakan 'tidak' 73 persen. Kan jauh sekali," ujarnya.

Sementara itu, Saiful menjelaskan, dari angka 20 persen masyarakat yang mengatakan dekat dengan partai politik tertentu itu. Ada sekitar 70 persen yang mengungkapkan merasa dekat.

"Dari yang 20 persen itu pun, kalau ditanya perasaannya seberapa dekat dengan partai itu. Yang mengatakan cukup dekat itu sekitar 60 persen, 70 persen," jelas Saiful.

"Ada 30 persen yang mengatakan sedikit saja dekatnya," sambungnya.

Oleh karena itu, menurutnya, hanya 15 persen dari masyarakat Indonesia yang benar-benar memiliki perasaan dekat dengan partai politik tertentu.

Baca juga: Survei SMRC: Elektabilitas Ganjar Pranowo Teratas, Lebih Unggul dari Prabowo dan Anies Baswedan

"Jadi kalau dihitung mungkin paling 15 persen orang yang sungguh-sungguh memiliki perasaan dekat dengan partai politik tertentu," ungkap Saiful.