Erupsi Gunung Semeru, 121 Gardu PLN Terdampak, Status Darurat Selama 14 Hari
PT PLN (Persero) menyatakan sebanyak 121 gardu penyuplai listrik bagi pelanggan terkena dampak erupsi Gunung Semeru.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, LUMAJANG -- PT PLN (Persero) menyatakan sebanyak 121 gardu penyuplai listrik bagi pelanggan terkena dampak erupsi Gunung Semeru.
Gardu tersebut untuk sementara tidak bisa melayani persediaan listrik bagi warga sekitar Sumber Mujur, Pronojiwo, dan Tempursari, Lumajang, Jawa Timur.
Pada Minggu (4/12/2022) dinihari Gunung Semeru mengeluarkan awan panas dan menyapu sejumlah lokasi di wilayah Kabupaten Lumajang.
Tandi Saputro, Manager PLN ULP Tempeh mengatakan, PLN fokus siaga amankan jaringan di beberapa wilayah terdampak antara lain di Sumber Mujur, Pronojiwo dan Tempursari.
Baca juga: Cerita Seorang Ibu Gendong Dua Anak dan Bawa Dokumen Penting Saat Selamatkan Diri dari Erupsi Semeru
"Saat ini kami masih menunggu hujan abu reda untuk menormalkan jaringan di lokasi terdampak. Tercatat 121 gardu yang menyuplai pelanggan terdampak akibat kejadian ini," kata Tandi.
Ia berharap agar cuaca segera aman terkendali sehingga PLN dapat segera melokalisir wilayah terdampak.
"Kami pun mengharap partisipasi warga agar melaporkan potensi bahaya kelistrikan yang belum termonitor sehingga dapat segera dilakukan perbaikan. Semoga segera pulih seperti sedia kala," jelasnya.
Guna melaporkan update kondisi terkini atau menyampaikan pengaduan kelistrikan, masyarakat dapat mengakses melalui aplikasi PLN Mobile.
Diketahui, Gunung Semeru mengalami erupsi hari ini dan tercatat sudah terjadi 19 gempa letusan kecil yang terdeteksi seismograf petugas pos pantau.
Aktivitas gunung juga menampakkan asap dari kawah berwarna putih kelabu setinggi lebih dari sekitar 400 meter mengarah ke timur laut.
Lalu, Pusat Vulkanologi, Mitigasi, dan Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status Gunung Semeru (3.676 Mdpl) dari Siaga (Level III) menjadi Awas (Level IV) Pukul 12.00 Wib, Minggu (4/12/2022).
Mengutip dari rilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang diterima TribunJatimTimur.com (grup SURYA.co.id), Gunung Semeru terus menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik yang ditunjukkan dengan luncuran Awan Panas Guguran (APG) dan indikator yang lain, Minggu (4/12/2022).
Baca juga: Bupati Lumajang Thoriqul Haq Pastikan Belum Ada Korban Erupsi Gunung Semeru
Sebagaimana yang dilaporkan sebelumnya, sumber APG berasal dari tumpukan material di ujung lidah lava, yang berada sekitar 800 meter dari puncak (Kawah Jonggring Seloko).
Aktivitas kegempaan pada tanggal 4 Desember 2022 pukul 00.00 - 06.00 WIB terekam 8 kali Gempa Letusan, 1 Gempa Awan Panas Guguran yang masih berlangsung hingga pukul 06.00 WIB.
Hal ini menunjukkan aktivitas erupsi dan awan panas guguran di Gunungapi Semeru masih sangat tinggi.
Selain berpotensi terjadi awan panas, potensi terjadinya aliran lahar juga masih tinggi mengingat curah hujan yang cukup tinggi di Gunung Semeru.
Lebih lanjut, masyarakat diminta untuk tidak beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Di samping itu, masyarakat diharapkan agar selalu mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Status Gunung Semeru
Pada Minggu (4/12/2022), muntahan awan panas guguran Gunung Semeru sudah terjadi sejak pukul 02.46 WIB.
Erupsi Gunung Semeru ini terjadi bertepatan dengan setahun sebelumnya.
Dirangkum Tribunnews.com, simak update erupsi Gunung Semeru hari ini:
1. Naik status menjadi Level IV (Awas)
Karena aktivitasnya yang terus meningkat, status Gunung Semeru dinaikkan dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas) sejak Minggu pukul 12.00 WIB.
"Tingkat aktivitas Gunung Semeru dinaikkan dari level III (siaga) menjadi level IV (awas) terhitung sejak Minggu, 4 Desember 2022, pukul 12.00 WIB," tulis Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) lewat akun resmi Twitter @PVMBG.
Baca juga: Menilik Dusun Kajar Kuning Lumajang Usai Diselimuti Awan Panas Gunung Semeru, Masih Ada Ternak Hidup
2. Terjadi delapan kali gempa letusan
Dikutip dari TribunJatim.com, telah terjadi delapan kali gempa letusan selama erupsi Gunung Semeru sejak Sabtu kemarin.
Selain itu, otoritas juga mencatat adanya satu gempa awan panas guguran.
3. Berpotensi terjadi aliran lahar
Curah hujan di wilayah Kabupaten Lumajang yang sedang tinggi, menimbulkan risiko terjadinya aliran lahar yang masif.
"Potensi terjadinya aliran lahar juga masih tinggi mengingat curah hujan yang cukup tinggi di Gunung Semeru," pesan PVMBG.
4. Imbauan PVMBG
PVMBG mengeluarkan sejumlah imbauan sebagai bentuk tindak lanjut erupsi Gunung Semeru.
Warga dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari pusat.
Di luar jarak itu, warga juga dilarang beraktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan.
Lalu, larangan beraktivitas juga diberlakukan dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Semeru.
5. Awan panas sudah lewati Gladak Perak
Awan panas guguran Gunung Semeru telah mencapai Gladak Perak.
Sebagai informasi, Gladak Perak adalah jembatan utama penghubung Kabupaten Lumajang-Kabupaten Malang di sisi selatan.
Jembatan ini putus saat Gunung Semeru erupsi pada 4 Desember 2021 silam.
6. Proses evakuasi sedang berjalan
Lewat unggahan di Facebook miliknya, Bupati Lumajang, Thoriqul Haq, mengatakan proses evakuasi sedang dilakukan.
"Kami sedang mempersiapkan langkah darurat. Beberapa posko evakuasi dan tempat pengungsian sedang dipersiapkan," ujar pria yang akrab disapa Cak Thoriq.
7. Status siaga darurat selama 14 hari
Buntut Gunung Semeru erupsi, Thoriqul Haq menerapkan status tanggap darurat selama 14 hari mendatang.
Hingga saat ini, pihaknya masih terus melakukan pemantauan di sejumlah titik terdampak.
"Kami masih berfokus pada penanganan bencana. Pendirian dapur umum juga sedang didirkan di sejumlah titik termasuk Desa Penanggal ini," ungkapnya.
8. Sebanyak 1.979 warga diungsikan
Menurut keterangan tertulis yang diterima Tribunnews.com, sebanyak 1.979 warga di 11 titik diungsikan karena awan panas guguran dan peningkatan aktivitas Gunung Semeru.
Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merinci 11 titik pengungsian itu meliputi:
- 266 jiwa di SDN 4 Supiturang;
- 217 jiwa di Balai Desa Oro-oro Ombo;
- 119 jiwa di SDN 2 Sumberurip;
- 228 jiwa di Balai Desa Sumberurip;
- 131 jiwa di Balai Desa Penanggal;
- 52 jiwa di Pos Gunung Sawur;
- 216 jiwa di Balai Desa Pasirian;
- 150 jiwa di Lapangan Candipuro;
- 600 jiwa di Kantor Kecamatan Candipuro;
- dan sisanya di SMPN 2 Pronojiwo.
Sementara itu, wilayah yang terdampak APG Gunungapi Semeru meliputi Desa Capiturang dan Sumberurip di Kecamatan Pronojiwo, Desa Sumbersari di Kecamatan Rowokangkung, Desa Penanggal dan Desa Sumberwuluh di Kecamatan Candipuro, serta Desa Pasirian.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Yunita Rahmayanti, TribunJatim.com/Erwin Wicaksono/Sri Wahyunik/Sri Handi Lestari )
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.