Memperkuat Budaya Korporasi lewat Kolaborasi Antargenerasi
BPJS Kesehatan memiliki tantangan bagaimana mewariskan komitmen pelayanan prima yang sudah diterapkan sejak masih berstatus PT Askes (Persero).
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Dalam menyelenggarakan Program JKN, BPJS Kesehatan menjadikan integritas dan profesionalisme sebagai DNA organisasi yang mengakar kuat dalam sikap maupun perilaku setiap Duta BPJS Kesehatan.
Komitmen untuk memberikan pelayanan prima juga menjadi nilai yang sudah diterapkan BPJS Kesehatan sejak lama, bahkan ketika organisasi tersebut berstatus PT Askes (Persero). Tantangan saat ini adalah bagaimana mewariskan nilai-nilai organisasi tersebut ke tangan para generasi muda agar terus terjaga.
Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur SDM dan Umum BPJS Kesehatan, Andi Afdal dalam Talkshow BIG BANG: Big Breakthrough About Learning BPJS Kesehatan Tahun 2022 yang diselenggarakan pada Senin (5/12/2022).
Ia menuturkan, saat ini sekitar 60-70 persen pegawai BPJS Kesehatan merupakan kalangan milenial, sehingga perbedaan cara berpikir, sudut pandang, hingga cara berkomunikasi menjadi sesuatu yang tak terelakkan.
“Proses pembelajaran kita tidak pernah berhenti, termasuk belajar untuk beradaptasi. Saat ini, generasi X dan generasi Y tidak lagi mendominasi. Maka dari itu, perbedaan kultur ini harus disikapi dengan bijak. Corporate University BPJS Kesehatan telah mengembangkan Learning Management System untuk mengakselerasi kompetensi individu pegawai melalui proses pembelajaran yang dinamis dan inovatif,” kata Afdal.
Dalam kesempatan yang sama, pembawa acara legendaris Indonesia, Helmy Yahya menuturkan bahwa kolaborasi antargenerasi perlu dibangun dan dikuatkan oleh organisasi, termasuk BPJS Kesehatan.
Menurutnya, pengembangan teknologi informasi, Standar Operasional Prosedur (SOP), hingga area of improvement, tidak akan berjalan baik tanpa keterlibatan orang-orang yang menjalankannya.
“Milenial makin banyak jumlahnya, bahkan di perusahaan manapun sudah menjadi mayoritas. Kita harus berani mengubah pola komunikasi menyesuaikan dengan mereka. Kalau mau sosialisasi, gunakan media sosial seperti mereka, kemas pesan dengan konten yang bisa mereka nikmati, sehingga bisa tersampaikan dengan tepat dan mengena,” katanya.
Sebagai informasi, acara tersebut juga menghadirkan pembicara lain seperti Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Muhammad Hasan Chabibie, serta pakar e-learning Universitas Indonesia, Panca O. Hadi Putra.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.