Sejarah Hari Antikorupsi Sedunia, Diperingati Setiap 9 Desember
Berikut sejarah Hari Antikorupsi Sedunia yang diperingati pada 9 Desember. Pada tahun 2022 mengusung tema 'Uniting the World against Corruption'.
Penulis: Enggar Kusuma Wardani
Editor: Wahyu Gilang Putranto
- Untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah korupsi.
- Menegakkan hukum dan ketertiban.
- Untuk mengurangi korupsi bekerja sama di tingkat internasional.
- Pemulihan Aset dan pengembaliannya ke negara asal.
- Untuk memberikan bantuan teknis dan pertukaran informasi.
Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) dan Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan (UNODC) berada di garis depan dalam upaya pemberantasan korupsi ini.
Pada tanggal 9 Desember 2006, India menjadi negara pertama yang memperingati Hari Antikorupsi Sedunia.
Peringatan Hari Antikorupsi Sedunia di India tersebut ditandari dengan adanya penandatanganan Konvensi PBB melawan korupsi.
Baca juga: Hari Antikorupsi Sedunia 2022: Tema, Sejarah dan Cara Memperingatinya Berdasarkan Imbauan KPK
Pengertian Korupsi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), korupsi adalah penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara (perusahaan, organisasi, yayasan, dan sebagainya) untuk keuntungan pribadi atau orang lain.
Sementara dikutip dari laman Jagranjosh, korupsi adalah kejahatan serius yang dapat merusak pembangunan sosial dan ekonomi di semua masyarakat.
Oleh sebab itu tidak ada negara, wilayah, atau komunitas yang kebal dari korupsi.
Korupsi ditemukan di seluruh belahan dunia baik politik, sosial, maupun ekonomi yang mengancam dan melemahkan institusi demokrasi, berkontribusi pada ketidakstabilan pemerintahan, dan memperlambat pembangunan ekonomi.
Secara sederhana, korupsi merupakan tindakan tidak jujur atau curang oleh mereka yang berkuasa.
Tindakan Korupsi, biasanya melibatkan suap atau penyalahgunaan kekuasaan yang dipercayakan untuk keuntungan pribadi dan dapat terjadi dalam beberapa bentuk.
Hal tersebut dapat merusak tatanan masyarakat.
Bahkan ada sebuah kalimat yang mengatakan bahwa 'Korupsi adalah racun yang manis'.
(Tribunnews.com/Enggar Kusuma)