Populer Nasional: Rumah Hadiah Negara untuk Jokowi | Emosi Irfan Widyanto di Hadapan Ferdy Sambo
Berita populer nasional Tribunnews.com: Rumah hadiah negara untuk Jokowi, hingga emosi Irfan Widyanto pada Ferdy Sambo.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini berita populer nasional Tribunnews.com selama 24 jam terakhir.
Rumah hadiah dari negara untuk Joko Widodo (Jokowi) selepas menjabat Presiden, dipastikan akan berlokasi di Kecamatan Colomadu, Karanganyar, Jawa Tengah.
Lahan yang akan dipakai sebagai rumah Jokowi adalah milik bos PO Rosalia Indah, Yustinus Soeroso.
Para terdakwa obstruction of justice kasus Brigadir Yosua Hutabarat (Brigadir J) kembali menjalani sidang, Jumat (16/12/2022), termasuk mantan Kasubnit I Subdit III Dittipidum Bareskrim Polri, Irfan Widyanto.
Di hadapan Ferdy Sambo, Irfan mengaku sempat ingin marah pada eks Kadiv Propam Polri tersebut.
Dirangkum Tribunnews.com, Senin (19/12/2022), simak berita populer nasional berikut ini:
Baca juga: Laksamana Yudo Margono akan Dilantik Jokowi jadi Panglima TNI Hari Ini, Simak Lagi Sepak Terjangnya
1. Rumah Hadiah Negara untuk Jokowi Lahannya Dibeli dari Pak Roso, Pemilik PO Rosalia Indah
Setelah masa jabatannya sebagai Presiden berakhir pada 2024 mendatang, Joko Widodo (Jokowi) akan mendapatkan sebuah hadiah rumah dari negara seperti tradisi yang selama ini didapatkan Presiden Indonesia setiap selesai menjabat.
Rumah hadiah untuk Jokowi tersebut tidak berlokasi di Jakarta, tapi di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Lahan yang akan digunakan berlokasi di timur rumah makan Taman Sari Jalan Adi Sucipto Blulukan, Colomadu, Karanganyar.
Bupati Karanganyar, Juliyatmono, di acara talkshow Segitiga Emas Jalan Tol Solo Jogja Semarang di Gedung TribunSolo.com, Kamis (15/12/2022), mengatakan total lahan tersebut mencapai 8.000 meter persegi dan selama ini merupakan milik Yustinus Soeroso, pengusaha bus AKAP yang juga Presiden Direktur PT Rosalia Indah.
Kepala Desa (Kades) Blulukan, Colomadu, Karanganyar, Slamet Wiyono, mengatakan lahan tersebut berupa pekarangan kosong.
Dia mendapat kabar rencana penggunaan lahan itu untuk rumah pensiun bagi mantan Presiden dan proses perizinannya masih bergulir.
"Milik pengusaha, Rosalia Indah. Punya Pak Roso," kata Slamet, dikutip dari TribunSolo, Sabtu (17/12/2022).
2. Peringatan 1.000 Hari Meninggalnya Ibunda Jokowi, Sudjiatmi Notomiharjo, Ini Profilnya
Peringatan 1.000 hari meninggalnya ibunda Presiden Joko Widodo (Jokowi), Sudjiatmi Notomiharjo, berlangsung di Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Jawa Tengah, Minggu (18/12/2022).
Sebagai informasi, Sudjiatmi meninggal dunia pada Maret 2020 setelah dirawat di Rumah Sakit Tentara (RST) Slamet Riyadi (DKT) Kota Solo.
Kala itu, Jokowi didampingi putranya, Gibran Rakabuming Raka, mengungkapkan Sudjiatmi meninggal setelah berjuang melawan kanker yang diidapnya.
Baca juga: Camat Colomadu Angkat Bicara Terkait Lokasi Hadiah Rumah dari Negara untuk Jokowi
"Ibu sudah empat tahun menderita sakit kanker dan sudah berobat, berusaha, berikhtiar dan berdoa," kata Jokowi, Rabu (25/3/2022), dikutip dari TribunSolo.com.
Jokowi menambahkan, sang ibu sudah sempat Mendapat perawatan pertama di RPAD Gatot Subroto Jakarta.
"Tapi Allah menghendaki lain," ujarnya.
Dikutip dari TribunnewsWiki.com, Sudjiatmi Notomiharjo lahir di Boyolali, Jawa Tengah pada 15 Februari 1943.
3. Irfan Widyanto Tahan Tangis di Depan Ferdy Sambo, Terdiam dan Akui Ingin Marah pada Eks Jenderal
Irfan Widyanto sempat ingin marah saat di hadapan Ferdy Sambo.
Hal itu terjadi saat Irfan Widyanto kembali menjalani sidang terkait perintangan penyidikan atau obstruction of justice dalam kasus tewasnya Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J pada Jumat, 16 Desember 2022.
Dalam persidangan tersebut, mantan Kadiv Propam Polri, Ferdy Sambo, hingga mantan Karopaminal Divisi Propam Polri, Hendra Kurniawan, menjadi saksi.
Diketahui, mantan Kasubnit I Subdit III Dittipidum Bareskrim Polri, Irfan Widyanto, sempat terdiam saat diberi kesempatan hakim menanggapi kesaksian Ferdy Sambo.
Sebelumnya, Ferdy Sambo menjelaskan dan membela Irfan Widyanto.
Mantan jenderal itu mengatakan Irfan Widyanto tidak bersalah.
Ferdy Sambo mengatakan Irfan Widyanto tidak bersalah lantaran tidak mengerti kejadian sebenarnya di rumah dinasnya.
Baca juga: VIDEO Ferdy Sambo Akui Skenarionya Berantakan Setelah Rekaman CCTV Tampilkan Brigadir J Masih Hidup
4. 5 Peserta Aksi Mogok Makan di Kantor Komnas HAM Tumbang, Dokter: Tidak Bisa Melanjutkan Aksi
Sebanyak lima dari 16 peserta aksi mogok makan yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Anti Mafia Tambang (AMANAT) tumbang dan harus dibawa ke rumah sakit.
Diketahui, aksi mogok makan itu digelar di Komnas HAM dan sudah dilakukan sejak Selasa (13/12/2022).
Aksi mogok makan ini dilakukan oleh warga Sumbawa Barat yang menjadi korban perusahaan tambang emas dan tembaga PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT).
Tim dokter dari Rumah Sakit (RS) Pena 98, Rudolf Usmany, mengatakan ada lima orang peserta aksi mogok makan harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lanjutan.
"Kami merasa bahwa sesuai dengan kondisi saat ini tidak bisa melanjutkan aksi dan ini terkait kondisi potensial ancaman jiwa sehingga kami mengambil inisiatif secara medis untuk membawa kelima sahabat kami ini ke RS Pena 98 di Kabupaten Bogor (Jawa Barat)," kata Rudolf saat ditemui, di Kantor Komnas HAM, Minggu (18/12/2022).
Selanjutnya, Rudolf menyampaikan, sebanyak 11 massa aksi lainnya dalam kondisi for the line atau tidak bisa dikatakan baik atau tidak.
Meski begitu, kata Rudolf, 11 orang itu masih bisa melanjutkan aksi namun tetap akan dimonitor secara berkala.
5. Zulfan Lindan: Anies Baswedan Harus Jadi Ketua Umum NasDem Jika Ingin Lolos ke Parlemen
Politikus Zulfan Lindan menilai Partai NaDdem terancam tidak lolos ambang batas parlemen atau parliamentary treshold jika gagal mengajukan Anies Baswedan sebagai calon presiden RI.
Menurut Zulfan, sosok Anies dapat menyelamatkan perolehan suara Partai NasDem pada Pemilu 2024.
"NasDem kan kembali lagi. Kalau bicara NasDem, kalau Anies tidak bisa jadi capres. NasDem ini kan terlungkup kalau kata orang Medan," ujar Zulfan dalam webinar Total Politik, Minggu (18/12/2022).
Politikus Partai NasDem nonaktif ini mengatakan partai besutan Surya Paloh tersebut seharusnya mendapuk Anies menjadi ketua umum.
Baca juga: Ferdy Sambo Akui Salah Seret Anak Buah dalam Kasus Pembunuhan Berencana Brigadir J
Langkah ini, menurut Zulfan, dapat meloloskan Partai NasDem ke parlemen.
"Belum tentu lulus treshold kecuali kalau Anies menjadi Ketua Umum Partai NasDem," kata Zulfan.
Dirinya menilai Surya Paloh dapat menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina atau Ketua Dewan Pakar jika Anies menjabat sebagai Ketua Umum Partai NasDem.
(Tribunnews.com)