SAS Institute: Natal 2022 Momentum Kukuhkan Kembali Semangat Persaudaraan Sebangsa dan Setanah Air
Direktur Eksekutif SAS Institute H. Sa'dullah Affandy memberikan pandangannya terkait momen Natal 2022.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Wahyu Gilang Putranto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Umat Kristiani di seluruh dunia merayakan kelahiran Isa Almasih atau Yesus Kristus, sosok yang dalam Islam menjadi salah satu nabi yang wajib dihormati dan dimuliakan, yakni tanggal 25 Desember 2022.
Meski demikian, sejarah juga menunjukkan bahwa relasi antara Islam-Kristen kerap menampilkan ketegangan teologis.
Direktur Eksekutif SAS Institute H. Sa'dullah Affandy pun mengatakan, kini kelompok mainstream dalam kedua agama telah sama-sama mengedepankan dialog alih-alih jalan kekerasan dalam berinteraksi.
"Jikapun ada orang atau kelompok yang masih menggunakan kekerasan untuk menyerang kelompok atau agama lain, dapat dipastikan hanyalah oknum dari agama tersebut," kata Sa'dullah Affandy, Sabtu (24/12/2022).
Namun demikian, Sa'dullah menyayangkan kasus intoleransi masih terjadi di Indonesia meski. Sekali lagi, tidak mencerminkan mayoritas umat beragama itu sendiri.
Baca juga: Kapolri dan Panglima TNI Tinjau Gereja Katedral, Jamin Keamanan Natal dan Tahun Baru 2023
Dia pun mencontohkan bagimana kontroversi terkait kebijakan pelarangan pendirian Gereja di Cilegon. Di mana mendapat reaksi negatif dari publik yang secara langsung berarti mayoritas umat beragama di Indonesia tidak setuju dengan tindakan tersebut.
Sa'dullah pun mengulas, kisah Isa Al-Masih memiliki posisi istimewa dalam Islam. Al-Qurán sendiri menyebut nama Isa dengan gelar al-Masih secara berulang-ulang sebanyak 11 kali.
Posisi kenabiannya termasuk dalam golongan ulul azmi, para nabi yang memiliki ketabahan dan kesabaran serta keikhlasan dan keteguhan hati istimewa.
Al-Qur;an menyebut warisannya adalah kelembutan, kasih saying dan kerendahan hati. Yang diajarkannya merupakan nilai universal perenial; kebenaran dan kesetaraan sosial, cinta kasih dan persaudaraan.
"Fakta di atas menunjukan bahwa relasi antara umat Kristiani dan Muslim sangat erat dan berkelindan secara profetik. Posisi istimewa sosok Isa Al-Masih dalam komunitas muslim tersebut seharusnya lebih bagi kita untuk merasa menjadi saudara dalam konteks Abrahamic Religion," ungkapnya.
"Sehingga dalam kesadaran semacam ini, kita menjadi umat beragama yang tidak mudah terprovokasi pihak lain," sambungnya.
Baca juga: 14.057 Narapidana Terima Remisi Natal 2022, 95 Orang Langsung Bebas
Dalam konteks warga negara kesatuan Republik Indonesia, Sa'dullah mengatakan, Natal 2022 merupakan momentum tepat untuk mengukuhkan kembali semangat ukhuwah wathaniyah atau persaudaraan sebangsa dan se-Tanah Air.
Tentu, baik secara konseptual-teoritis maupun praksis sudah selesai dan menjadi realitas yang hidup dalam denyut nadi masyarakat Indonesia.
"Alhasil merupakan kewajiban kita semua sebagai warga negara untuk saling menghormati tradisi dan kepercayaan saudara sebangsa kita yang lain. Tak pelak, spirit Natal kali ini sudah saatnya kita mempererat jalinan persaudaraan yang telah bertunas, mekar, dan tumbuh menjadi realitas dalam kehidupan bangsa Indonesia selama berabad-abad," katanya.
"Said Aqiel Siradj (SAS) Institute, dengan semangat persaudaraan dan persatuan mengucapkan Selamat Natal dan Tahun Baru 2023," tutupnya. (*)