Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Alexander Marwata Sebut OTT KPK Masih Efektif, Tapi . . .

Karena sebagaimana diketahui, kebanyakan awal mula giat operasi senyap bermula dari adanya pengaduan masyarakat.

Penulis: Ilham Rian Pratama
Editor: Daryono
zoom-in Alexander Marwata Sebut OTT KPK Masih Efektif, Tapi . . .
Tribunnews.com/Ilham Rian Pratama
Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Alexander Marwata menyebut operasi tangkap tangan (OTT) masih efektif untuk menjerat pelaku terduga korupsi.

Alex mengatakan pihaknya tidak ingin mengabaikan laporan masyarakat yang masuk KPK.

Karena sebagaimana diketahui, kebanyakan awal mula giat operasi senyap bermula dari adanya pengaduan masyarakat.

"Ya, kami tentu tidak, tidak ingin berpolemik, sejauh dan sepanjang masyarakat itu masih menginformasikan dugaan-dugaan adanya suap, adanya penerimaan oleh para pejabat penyelenggara negara tentu kami tidak boleh diam juga, ya, kami akan menindaklanjuti," kata Alex di Gedung Juang KPK, Jakarta Selatan, Selasa (27/12/2022).

Baca juga: KPK Selisik Proses Negosiasi Perencanaan Penganggaran APBD antara DPRD dan Gubernur Jawa Timur

Menurut Alex, salah satu tujuan giat OTT adalah untuk membangun kepercayaan masyarakat terhadap KPK.

Apabila KPK diam saja begitu masyarakat melapor, dikhawatirkan kepercayaan publik akan merosot.

Berita Rekomendasi

"Ini juga untuk membangun kepercayaan masyarakat, kalau kami diam saja ketika ada informasi masyarakat, ya masyarakat tentu akan menjadi apatis 'percuma juga lapor ke KPK, informasinya sudah sedemikian terang tapi kemudian kita tidak lanjuti', kan begitu," ucapnya.

"Jadi kami akan tetap menampung informasi dari masyarakat dan tentu, informasi setelah kami klarifikasi pasti ketika kami punya keyakinan terhadap suatu rencana tidak pidana, kami akan melakukan tindakan, termasuk di dalamnya adalah melakukan tangkap tangan," imbuh Alex.

Kendati disebut masih efektif, tapi Alex juga menekankan bahwa OTT selama ini belum juga membuat jera para koruptor.

Meski banyak melakukan giat OTT, korupsi tetap saja bermunculan.

"Toh, berkaki-kali, bahkan tahun 2018 itu sampai 30 kali, ya, itu terbanyak sepanjang KPK berdiri, ya, toh tidak menghentikan para pelaku lain untuk tidak melakukan korupsi, utamanya suap, kan begitu kan," kata dia.

"Nah, kalau dilihat dari situ, kita bisa melihat ternyata dengan OTT berkali-kali pun tidak membuat para pejabat, para penyelenggara negara itu menjadi kapok atau menimbulkan deterrent effect, justru yang kami lihat, mereka lebih hati-hati, kan bisa jadi seperti itu, ya," tambahnya.

Baca juga: ICW: KPK Pernah Dapat Award karena OTT, Luhut Kurang Referensi Bacaan soal Tindak Pidana Korupsi

Sementara itu, di sisi lain, sebut Alex, OTT yang puluhan kali itu menjadi bumerang bagi KPK.

Pasalnya, para calon koruptor mempelajari mekanisme OTT KPK yang terungkap dalam persidangan.

"Ya berupa polanya, kan seperti itu, mereka sudah paham bagaimana KPK itu bisa melakukan OTT, mereka sudah paham, mereka sudah belajar, karena apa? Fakta-fakta itu, dan mekanisme KPK melakukan itu kan terungkap di dalam proses persidangan, kan seperti itu," sebut dia.

Alex berpendapat bahwa pemberantasan OTT itu sendiri tergantung internal KPK sendiri.

Dia menyebut bakal memperbaiki sistem supaya KPK juga mempelajari pola-pola yang bakal dilakukan oleh calon koruptor.

"Itu yang kemudian barangkali membuat mereka juga belajar dari kasus-kasus sebelumnya. Nah, bagaimana upaya kemudian, tidak kemudian itu dia, tidak berkeinginan untuk korupsi tetapi, itu tadi bagaimana tetap korupsi tapi tidak ketahuan, kan begitu," katanya.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas