DPR Apresiasi Kinerja Jokowi, Jadikan Indonesia 4 Besar Negara G20 yang Tak Alami Gelombang Covid-19
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) bangga Indonesia menjadi satu di antara negara G20 yang tak mengalami gelombang pandemi Covid-19 selama sepuluh bulan
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) bangga Indonesia menjadi satu di antara negara G20 yang tak mengalami gelombang pandemi Covid-19 selama sepuluh bulan belakangan.
Menanggapi hal itu, Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo memberikan apresiasi tinggi kepada Presiden Jokowi yang telah berhasil menangani pandemi Covid-19 dan menjaga stabilitas ekonomi nasional sehingga tahan terhadap krisis.
“Saya kira tentu pantas kita berterima kasih dan bersyukur ya, karena hasil kerja sama kolaborasi gotong royong antara pemerintah pusat, pemerintah daerah dan rakyat, kita sudah menjalankan itu karena kuncinya kan kerja sama,” kata Rahmad dalam keterangannya, Jumat (6/1/2023).
Dikatakan legislator PDIP ini, penanganan pandemi di Indonesia sangat berbeda dengan di negara-negara luar, dimana kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan vaksinasi ampuh menahan laju Covid-19.
“Bahwa yang membedakan negara lain dengan negara kita itu pemerintah menjalankan PPKM, makanya protokol kesehatan itu termasuk kebijakan-kebijakan strategis itu menjadi kunci. Dengan adanya aturan PPKM itulah yang membuat kita beda dengan negara lain. Ada aturan-aturan cara bermasker, coba dibandingkan dengan negara lain, begitu abai negara lain itu,” ucapnya.
Kebijakan pemerintah lainnya yang berhasil membuat Indonesia cepat terbebas dari gelombang pandemi adalah vaksinasi secara massal kepada seluruh masyarakat dengan tingkat usia.
Bahkan, varian Covid seperti delta hingga omicron mampu diatasi oleh pemerintah lewat vaksinasi tersebut.
“Yang kedua kebijakan pemerintah dengan kekebalan berkelompok kita melalui vaksinasi. Nah vaksinasi 1 dan 2 itulah yang membedakan, sudah sesuai dengan target dan pada saat gelombang delta kemarin begitu banyak masyarakat yang sudah terkena Covid-19 secara alami membentengi tubuh, membentengi masyarakat dengan kekebalan berkelompok karena sudah begitu banyak yang tersebar,” katanya.
“Diperkuat dengan vaksin 1 dan 2 itu yang membedakan kekebalan kelompok yang ada di Indonesia, yang membentengi dan membedakan dengan negara lain. Ketika negara lain kasusnya banyak kemudian juga vaksinasi, tetapi protokol kesehatannya begitu longgar, itu yang membedakan,” lanjutnya.
Meski pemerintah sudah mencabut PPKM, Rahmad Handoyo meminta masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan dan tidak terlalu euforia agar Indonesia tetap terhindar dari ancaman pandemi berikutnya.
“Saya kira sudah disampaikan oleh pemerintah kita tidak boleh euforia, meskipun PPKM dihapus jangan anggap covid sudah tidak ada, jangan menganggap covid tidak berbahaya itu beresiko. Karena covid sekarang masih mematikan, khususnya bagi orang yang beresiko. Dengan fakta ini saya kira kita tidak boleh lengah, tingkatkan kesadaran menggunakan protokol kesehatan meskipun itu tidak wajib lagi dan tidak mengharuskan bermasker,” ucapnya.
Baca juga: Jokowi Mengenang Masa-masa Sulit & Pencapaian Tahun 2022: Pandemi, Bencana Alam hingga Suksesnya G20
“Kami imbau kepada warga negara dan kepada rakyat tetap kita gunakan protokol kesehatan, terutama di ruang tertutup walaupun tidak ada aturan protokol kesehatan menjadikan hidup kita yang berikutnya, tetap melanjutkan program pemerintah melalui program vaksinasi Booster,” imbuhnya.
Menurut Handoyo, dua kebijakan pemerintah yakni PPKM dan vaksinasi adalah langkah tepat. Selain itu, masyarakat diharapkan selalu mematuhi protokol kesehatan dan tetap bertanggung jawab atas dirinya sendiri dan keluarganya.
“Saya kira protokol kesehatan tetap diterapkan, masyarakat tidak boleh lengah dan melanjutkan vaksinasi. Ini tanggung jawab bersama untuk terhindar dari potensi kemungkinan adanya varian dari luar negeri atau mutasi dari sub varian yang lain,” ucapnya.
Keberhasilan pemerintah mengendalikan pandemi Covid-19 ini juga telah diakui oleh negara-negara luar.
Artinya, keberhasilan dalam pengendalian pandemi Covid-19 ini patut diapresiasi.
“Kalau dibilang baik ya, negara lain saja menganggap baik dan berhasil kendalikan pandemi, memang realitanya ya baik, kita kan Apple to Apple dengan negara-negara lain dong yang banyak korban, tapi kita kan sekarang ini kondisinya on the track,” ujarnya.
Lebih lanjut, Handoyo menekankan sikap kehati-hatian masyarakat. Meskipun penanganan pandemi di Indonesia baik, tidak boleh berpuas diri dan euforia berlebihan.
Baca juga: PPKM Telah Dicabut, Sampai Kapan Terapkan Prokes? Begini Kata Pakar
"Tetap seperti yang saya sampaikan tadi menumbuhkan kesadaran, tetap menggunakan sukarela protokol kesehatan dan vaksinasi, karena ingat masukan dari epidemilog bahwa situasi global masih dinamis, artinya bisa potensi bermutasi kemudian untuk kasus lain itu lagi ada," tandasnya.