Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ramai Petisi Kembalikan WFH, Begini Tanggapan Pakar

Menurut Dicky di era pandemi ada kencenderungan jika bekerja di rumah dan di kantor secara bergantian akan menjadi tren. 

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Ramai Petisi Kembalikan WFH, Begini Tanggapan Pakar
ist
Ilustrasi WFH. Belakangan muncul petisi yang meminta sistem kerja dari rumah atau work from home (WFH) kembali diberlakukan. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Belakangan muncul petisi yang meminta sistem kerja dari rumah atau work from home (WFH) kembali diberlakukan.

Hingga kini, Senin (9/1/2023) pagi pukul 08.00 WIB, petisi di change.org berjudul "Kembalikan WFH, Sebab Jalanan Macet, Polusi dan Bikin Tidak Produktif" oleh Riwaty Sidabutar itu sudah mendapat 21.724 dukungan.

Terkait hal ini, Peneliti Keamanan dan Ketahanan Kesehatan Global Dicky Budiman pun berikan tanggapan.

Baca juga: Belasan Ribu Orang Teken Petisi Tuntutan WFH Lagi, Kerja Ngantor Bikin Jalan Macet

Menurut Dicky di era pandemi ada kencenderungan jika bekerja di rumah dan di kantor secara bergantian akan menjadi tren. 

"Di era masa pandemi, yang masuk tahun keempat dan era pasca pandemi, kecenderungannya atau tren dalam bekerja memang menjadi hybrid," ungkapnya pada Tribunnews.com, Senin (9/1/2023). 

Bahkan di negara maju, memilih lokasi bekerja menjadi terbuka.

Berita Rekomendasi

Beberapa perusahaan memberikan keleluasan pekerja untuk memilih bekerja dari rumah.

"Ini tentu tergantung jenis pekerjaannya," katanya. 

Konsep hybrid ini pun tentu berdampak dari segi sosial.

Baca juga: Elon Musk Larang Karyawan Twitter WFH, Sepekan Wajib Kerja 40 Jam

Selain itu kata Dicky juga berkontribusi pada mengurangi kemacetan dan tingkat polusi di kota-kota. 

"Karena orang lebih banyak beraktivitas di rumah dan mengurangi kontribusi pada pencemaran," papar Dicky lagi.

Menurutnya aturan membagi jadwal kerja di rumah dan di kantor perlu ada. 

Berkaca pada negara maju, aturan terkait hal ini sudah ada.

Mengharuskan perusahaan memberikan keleluasaan pada pegawai untuk memilih lokasi bekerja.

"Jadi ini saya kira Indonesia harusnya juga merespons hal yang sama. Untuk di kota besar, tidak ada permasalahannya," kata Dicky lagi.

Baca juga: Tren WFH Masih Diterapkan Dunia Usaha, Perusahaan Telekomunikasi Maksimalkan Data Center

Ia pun sepakat jika ada beberapa jenis pekerjaan yang memang lebih baik diadakan di rumah. 

Selain memberikan dampak positif dan produktif secara tidak langsung, tapi juga meningkatkan kualitas pendidikan anak di rumah dan masih banyak lagi. 

"Ini yang bisa menjadi pertimbangan bagi pemerintah," pungkasnya. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas