Ketua Komisi X DPR Kaget Pelayanan Korban Tragedi Kanjuruhan Sudah Diputus Meski Belum Sembuh
Ketua Komisi X DPR RI Fraksi PKB Syaiful Huda mengatakan, kaget mendengar pengakuan para korban Tragedi Kanjuruhan.
Penulis: Ibriza Fasti Ifhami
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Komisi X DPR RI Fraksi PKB Syaiful Huda mengatakan, kaget mendengar pengakuan para korban Tragedi Kanjuruhan.
Diketahui, Komisi X DPR RI telah menggelar rapat audiensi bersama para korban Tragedi Kanjuruhan, di Gedung Parlemen RI, Kamis (19/1/2023).
Syaiful Huda menjelaskan, para korban Tragedi Kanjuruhan meminta Pemerintah hadir dalam memberikan pelayanan kesehatan.
"Saya kaget juga, disampaikan baru akan ada yang dilakukan operasi lagi lanjutan dan suasananya meminta-minta karena fasilitas pelayanan kesehatannya sudah enggak ada katanya. Padahal dia belum sembuh," kata Huda, kepada Tribunnews.com, Rabu ini.
Ia kemudian mengatakan, hal ini merupakan tanggung jawab Pemerintah.
"Kita berharap pokoknya jangan sampai terlunta-lunta enggak tertangani dengan baik," katanya.
"Jadi skema bantuan baik sosial dan bantuan kesehatan harus tuntas. Dan ini sesuatu yang semestinya sudah selesai, enggak perlu ada beginian," sambung Huda.
Menurut Huda, pelayanan kesehatan bagi para korban Tragedi Kanjuruhan merupakan sesuatu yang mendasar dan harus dituntaskan.
"Pelayanan belum, mereka belum sehat. Katanya kok sudah diputus, sudah jadi pasien biasa sekarang."
Baca juga: Komnas HAM Sebut Korban Tragedi Kanjuruhan Belum Mendapatkan Trauma Healing dan Bantuan Sosial
Sebelumnya, Anggota DPRD Kota Malang Fraksi PKB Arief Wahyudi mengatakan, Negara belum menjamin pengobatan para korban tragedi Kanjuruhan.
Arief menuturkan, banyak anggota DPRD dan masyarakat Kota Malang harus urunan untuk pengobatan para korban.
"Hari-hari ini, kesehatan mereka (para korban tragedi kanjuruhan) itu yang jamin itu bukan dari negara. Tetapi banyak kami yang harus urunan untuk menjamin itu," kata Arief, dalam rapat dengan Komisi X DPR RI, di Jakarta, Rabu (18/1/2023).
Arief mengatakan, para korban butuh kecepatan pengobatan.
"Itu kalau ngurusi pelan-pelan tentu akan menambah korban baru. Sehingga apa yang dilakukan teman-teman mencari donasi untuk membantu mereka," jelasnya.