Kepala BNPT: Lebih dari 120 Negara Terpapar Virus Intoleransi, Radikal dan Terorisme
Kepala BNPT mengatakan lebih dari 120 negara yang terpapar virus intoleransi, radikal, dan terorisme
Penulis: Gita Irawan
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan narasi-narasi kebangsaan sangat diperlukan dalam menghadapi virus intoleransi, radikal, dan terorisme yang menjangkiti dunia.Ia mengatakan saat ini ada lebih dari 120 negara yang terpapar virus tersebut.
"Ini adalah virus yang pandeminya juga kita masih belum bisa prediksi ini kapan terjadi," kata Boy Rafli Amar dalam sambutannya pada acara Dialog Kebangsaan bertajuk "Kemandirian Ekonomi Membangun Indonesia Harmoni" di D'Light One Foodcourt di Cipayung Jakarta Timur pada Jumat (20/1/2023).
"Tetapi alhamdulillah kita masih bisa mengatasi walaupun virus ini adalah virus yang mengglobal. Jadi ada lebih dari 120 negara juga yang terpapar virus intoleransi, radikal, terorisme di dunia ini," sambung dia.
Untuk itu, kata dia, BNPT berharap virus-virus tersebut jangan sampai mengganggu keselamatan, keamanan, kedamaian masyarakat.
Karena menurutnya sudah banyak yang menjadi korban gara-gara penyebarluasan virus intoleransi, radikal, dan terorisme terorisme tersebut.
"Ada anak-anak muda menjadi pelaku bom bunuh diri, ada mereka buat bom dari panci, dari ember, dari motor, dari mobil, untuk membunuh anak bangsanya sendiri," kata Boy.
"Ini adalah kondisi akibat virus intoleransi, radikal, terorisme. Jadi kita berharap kita memiliki ketahanan di dalam menghadapi virus ini," sambung dia.
Untuk itu, kata dia, BNPT telah mengupayakan lima "vaksin" terhadap virus-virus tersebut.
Pertama, kata dia, adalah transformasi wawasan kebangsaan.
Kedua adalah penguatan nilai-nilai ideologi Pancasila.
Baca juga: Survei BNPT: Potensi Radikalisme Cenderung Tinggi ke Perempuan dan Generasi Muda Aktif Main Internet
Ketiga, lanjut dia, moderasi dalam beragama.
Keempat, sambung dia, penguatan budaya nusantara.
"Kelima yaitu transformasi pembangunan kesejahteraan dalam semua lini kehidupan masyarakat. Siapa yang membangun kesejahteraan itu? Pemerintah dan masyarakat. Ada yang melalui APBN, APBD, melalui masyarakat sebagai pelaku dunia usaha," kata dia.
Selain itu, kata Boy, BNPT menerapkan strategi pentahelix multipihak yakni pemerintah, akademisi, masyarakat, dunia usaha, dan media.
Baca juga: BNPT Bakal Evaluasi Program hingga Perketat Pengawasan Eks Napiter usai Peristiwa Bom Astana Anyar
Boy mengajak semua pihak agar menyebarkan narasi-narasi kebangsaan untuk bisa mengalahkan segala narasi yang mengarah adu domba, perpecahan, provikatif, yang juga disebarkan di dunia maya.
"Kalau kita lihat di dunia maya itu mengadu domba satu sama lainnya. Itu bukan ciri orang Indonesia, karena orang Indonesia itu adalah gotong royong, semangat persaudaraan, apalagi kalau disandingkan dengan nilai-nilai Pancasila yang juga bersumber dari nilai-nilai agama," kata Boy
"Itu adalah nilai-nilai kesalehan sosial dalam menjaga hubungan kita antara kita dengan sang pencipta, sesama umat manusia, dan kita dengan alam," sambung dia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.