Bentara Budaya Jakarta Gelar Pameran Tunggal Karya Daniel Kho Bertajuk oWALAH
Bentara Budaya Jakarta Gelar Pameran Tunggal Karya Daniel Kho Bertajuk oWaLAH. Dibuka untuk umum dan gratis mulai tanggal 20 hingga 26 Januari 2022.
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Bentara Budaya Jakarta gelar pameran tunggal karya Daniel Kho yang bertajuk oWALAH.
Pameran gratis dan terbuka untuk umum ini berlangsung mulai tanggal 20 hingga 26 Januari 2022 pukul 10.00 - 18.00 WIB.
Pada pembukaannya, Kamis (19/1/2023) ditampilkan pertunjukan dari seniman-seniman Agung Gunawan (gerak), Satya Cipta (macapat), Jeslyn Lee (singing bowls), dan persembahan video dari Lili Voigt yang berjudul "Jackson meets Tree of Life".
oWaLAH adalah kata yang umum kita dengar ketika seseorang terkejut. Kata tersebut sudah masuk dalam kamus Bahasa Indonesia, kendati belum menjadi kata baku.
Oalah dilabeli sebagai “cak” yang berarti masuk dalam ragam percakapan.
Khususnya di pulau Jawa, oWalah adalah kata yang umum kita dengar ketika seseorang terkejut.
Daniel Kho kerap menggunakan kata-kata nyeleneh, dan cenderung ngeledek. Judul pameran-pamerannya kerap diambil dari kosakata Jawa, seperti mboh, dobos dan oalah.
Makna di balik istilah-istilah tersebut menjadi dasar dari sikap berkarya Daniel. Dalam pameran tunggalnya kali ini, Daniel memilih kata OwALAH, sebagai judul pamerannya.
Daniel memang sosok yang apa adanya dan cenderung sinis melihat situasi dan perilaku manusia.
Bagi Daniel, manusia adalah makhluk yang paradoksal. Manusia adalah makhluk paling berakal, namun karenanya juga paling destruktif di dunia, baik pada sesamanya, makhluk hidup yang lain dan lingkungan.
Tahun 1977 Daniel meninggalkan Indonesia untuk menetap di Jerman, dan sempat tinggal di beberapa negara lain.
Baca juga: Kamu Ingin Kuliah di UK? Cari Infonya di Pameran Pendidikan Study in UK Expo 2023
Beberapa tahun terakhir ini Daniel menetap di Ubud, Bali. Namun dia juga kerap melanglang buana berkarya di Jerman, Spanyol dan Turki.
Pengalamannya tinggal lama di Barat mempengaruhi pandangannya pada benturan budaya Barat dan Timur.
Daniel kritis pada kebudayaan Barat, demikian pula pada situasi kebudayaan Timur saat ini, setidaknya situasi di Indonesia.