KIB Terus Monitor Ridwan Kamil, Pengamat Sebut Jadi Alternatif Jika Airlangga Hartarto Gagal Maju
Elit Parol lain hingga pengamat politik tanggapi soal Ridwan Kamil atau Kang Emil yang resmi masuk Partai Golkar.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil resmi bergabung dengan Partai Golkar.
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto pun menyematkan langsung jas kuning khas warna Golkar.
Berlabuhnya pria yang akrab disapa Kang Emil ini menegaskan sikap politiknya.
Pasalnya, selama menjabat sebagai Gubernur Jabar, Kang Emil diketahui tak punya kartu tanda anggota (KTA) partai.
Padahal, saat maju pemilihan Gubernur Jabar tahun 2018 lalu, dia diusung oleh Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Nasdem, dan Partai Hanura.
Sedangkan, Partai Golkar justru mengusung Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi.
Lalu, bagimana tanggapan partai politik lain setelah Kang Emil resmi di bawah Partai berlambang pohon beringin tersebut?
Apa ini dinilai sebagai kendaraan untuk Kang Emil maju Pilpres 2024?
Sebagai salah satu partai yang mengusung Kang Emil di Pilgub Jabar, PPP angkat bicara.
Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Achmad Baidowi
mengungkapkan Ridwan Kamil memang tokoh potensial dalam bursa capres atau cawapres untuk Pilpres 2024.
Ridwan Kamil disebut sebagai tokoh potensial yang terus dimonitor oleh Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
"RK kan memang salah satu tokoh yang dimonitor KIB untuk diusung di Pilpres selain tokoh-tokoh lainnya," kata pria yang dikerap disapa Awiek itu.
Awiek menjelaskan PPP tidak mempermasalahkan bergabungnya Ridwan Kamil ke Golkar.
PPP menghormati pilihan Ridwan Kamil, meski PPP tercatat sebagai salah satu pendukung Kang Emil dalam Pemilihan Umum Gubernur Jawa Barat 2018.
"Ini hak politik RK. Karena beliau sebelumnya memang belum berpartai. Saat pilgub diusung berpasangan dengan kader PPP yakni Pak Uu," terang Awiek.
Sementara, Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani mengatakan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mempunyai potensi dan pengalaman memadai untuk dicalonkan pada pemilihan
gubernur (Pilgub) DKI Jakarta mendatang.
Hal itu dikatakan Kamhar merespons bergabungnya Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil pada Partai Golkar beberapa hari lalu.
"Kami menghormati keputusan Kang Emil yang saat ini memutuskan menjadi anggota keluarga besar Partai Golkar. Jika masuknya Kang Emil ke Golkar ini dipersiapkan untuk Pilgub DKI Jakarta sah-sah saja, beliau memiliki potensi dan pengalaman yang memadai untuk itu," kata Kamhar
Menurut Kamhar, Kang Emil memiliki pengalaman sukses sebagai Wali kota Bandung dan juga Gubernur Jabar.
"(Kang Emil) populer dan memiliki pengalaman sukses sebagai Walikota Bandung dan Gubernur Jawa Barat," ujarnya.
Namun, ia menuturkan jika ada banyak nama-nama populer yang digadang-gadang tampil pada Pilgub DKI mendatang dan hampir tiap partai punya jagoan masing-masing.
"Dari Partai Demokrat ada Mas Emil Dardak, Ibu Itu Octavia Jayabaya, Pak Anwar Hafid, Kang Dede Yusuf. Kami punya banyak stok kader utama yang berpengalaman di eksekutif, di legislatif maupun di
keduanya," ungkapnya.
Sementara, Pengamat politik Arifki Chaniago menyoroti Gubernur Jawa Barat Ridwal Kamil (RK) yang kini resmi bergabung sebagai kader Partai Golkar.
Bergabungnya RK, kata Arifki tentu bakal memberikan dampak positif terhadap Partai Golkar, apalagi dengan posisinya sebagai politisi yang aktif menggunakan media sosial.
Pria yang juga merupakan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic menjelaskan bergabungnya RK dengan Partai Golkar bakal memberikan beberapa dampak.
Pertama, Golkar tentu memiliki segmen baru dalam memperlebar pemilihnya, karena secara infrastruktur pemilihnya selama ini masih terbentuk atas warisan Orde Baru, sehingga bergabungnya RK pemilih pemula dan muda yang kategori Milenial dan Z tentu mudah kenal dengan Golkar.
Kedua, Golkar memiliki alternatif lain capres atau cawapres, jika di tahun 2024 Airlangga gagal maju.
Apalagi Jawa Barat sebagai basis suara kunci di Pilpes, bakal menguntungkan bagi Golkar atau capres yang diusungnya.
“Kang Emil bisa jadi alternatif bagi Golkar di tahun 2024 jika Airlangga gagal maju sebagai capres dan cawapres. Nilai jual Kang Emil itu tentu sebagai Gubernur Jawa Barat," kata Arifki dalam keterangannya.
"Basis suaranya sangat menjanjikan sebagai capres atau cawapres. Ya, itu tergantung Golkar lagi mau atau tidak usung Kang Emil’, tambahnya.
Baca juga: Pengamat Politik Sebut Ridwan Kamil Gabung Golkar karena Butuh Sandaran Parpol untuk Pilgub Jabar
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno pun juga angkat bicara perihal gabungnya Ridwan Kamil ke Partai Golkar.
Adi menilai bergabungnya pria yang kerap disapa kang Emil itu akan berdampak signifikan terhadap Partai Golkar jelang pemilihan umum (Pemilu) 2024.
"Saya kira masuknya Ridwan Kamil ke Golkar akan berdampak signifikan bagi soliditas, bagi kinerja, dan pemanasan mesin Golkar menuju jalan panjang di 2024," kata Adi saat dihubungi.
Hal tersebut, menurut Adi, dikarenakan Ridwan Kamil merupakan satu di antara tokoh penting di Indonesia.
"Apapun judulnya RK ini merupakan tokoh penting, tokoh bangsa yang saat ini sebagai Gubernur Jawa Barat yang selalu masuk dalam radar survei," tuturnya.
"(Ridwan Kamil) memiliki popularitas dan elektabilitas yang relatif signifikan masuk papan tengah dalam survei politik," sambungnya.
Oleh karena itu, Adi menyebut, hal tersebut akan menambah dukungan bagi Partai Golkar di Pemilu 2024 mendatang.
"Itu artinya pemilih Ridwan Kamil atau orang-orang yang suka dengannya, orang-orang yang kenal dengannya ini otomatis akan hijrah (mendukung) ke Partai Golkar,"jelas Adi.
Adi menjelaskan, hal itu senada dengan tradisi pemilih di Indonesia yang cenderung personalitik.
"Suka memilih partai dimana tempat idola mereka itu pindah," ujarnya.
"Basis pemilih Ridwan Kamil, khususnya di Jawa Barat akan migrasi secara perlahan ke Golkar. Itu dampak politik elektoral yang pastinya secara signifikan akan didapatkan oleh Golkar," jelas pengamat politik itu.
Kang Emil Resmi Jadi Kader Partai Golkar
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil resmi menjadi kader Partai Golkar.
Hal itu ditandai dengan diberikannya Kartu Tanda Anggota (KTA) oleh Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto langsung kepada Ridwan Kamil, di Kantor DPP Golkar, Jalan Anggrek Neli Murni, Slipi, Jakarta Barat,
Rabu (18/1) lalu.
"Alhamdulillah," kata Airlangga sembari memberikan KTA Golkar kepada Ridwan Kamil.
Airlangga juga menyematkan jas kuning berlambang Partai Golkar kepada Ridwan Kamil, sebagai tanda resmi menjadi kader partai berlambang pohon beringin itu. (Tribun Network/ Yuda).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.