Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Apa Itu Praxion? Obat Sirup yang Sempat Dikonsumsi Pasien Gagal Ginjal Akut

Merek Praxion menjadi sorotan lantaran obat tersebut dihentikan sementara produksi dan distribusi obat terkait kasus baru gagal ginjal akut pada anak.

Penulis: Widya Lisfianti
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Apa Itu Praxion? Obat Sirup yang Sempat Dikonsumsi Pasien Gagal Ginjal Akut
https://praxionindonesia.com/product
Merek Praxion menjadi sorotan lantaran obat tersebut dihentikan sementara produksi dan distribusi obat terkait kasus baru gagal ginjal akut pada anak. 

TRIBUNNEWS.COM - Praxion adalah obat sirup anak yang diproduksi oleh PT Pharos Indonesia.

Merek Praxion menjadi sorotan lantaran obat tersebut dihentikan sementara produksi dan distribusi obat.

Pasalnya, Praxion adalah obat sirup yang dikonsumsi oleh pasien (anak berusia 1 tahun) yang terkena kasus konfirmasi Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA).

Mengutip praxionindonesia.com, Praxion ada 3 jenis, yakni:

1. Praxion Suspensi 120 mg/5 ml

Praxion suspensi 120 mg/5ml adalah obat demam dan pereda nyeri untuk anak dengan kandungan Paracetamol Micronized 120 mg/5ml.

Obat sirup Praxion
Obat sirup Praxion (https://praxionindonesia.com/product)

Baca juga: Kronologi Kasus Baru Gagal Ginjal Akut: Beli Obat Penurun Demam hingga Akhirnya Meninggal Dunia

Obat ini mempunyai kemasan berwarna oranye.

BERITA REKOMENDASI

2. Praxion Forte Suspensi 250 mg/5 ml

Praxion suspensi 250 mg/5ml adalah obat demam dan pereda nyeri untuk anak dengan kandungan Paracetamol Micronized 250 mg/5ml.

Obat ini mempunyai kemasan berwarna hijau kebiruan.

3. Praxion Suspensi Drops 100 mg/ml

Praxion suspensi drops adalah obat demam dan pereda nyeri untuk anak dengan kandungan Paracetamol Micronized 100 mg/ml.


Obat ini mempunyai kemasan berwarna hijau.

Kronologi Pasien

Kronologinya berawal dari anak tersebut mengalami demam pada tanggal 25 Januari 2023, dan diberikan obat sirup penurun demam yang dibeli di apotek dengan merk Praxion, dikutip dari laman Kemenkes.

Pada tanggal 28 Januari 2023, pasien mengalami batuk, demam, pilek, dan tidak bisa buang air kecil (Anuria), kemudian dibawa ke Puskesmas Pasar Rebo, Jakarta, untuk mendapatkan pemeriksaan.

Pada tanggal 31 Januari 2023 mendapatkan rujukan ke Rumah Sakit Adhyaksa.

Dikarenakan ada gejala GGAPA, maka direncanakan untuk dirujuk ke RSCM, tetapi keluarga menolak dan pulang paksa.

Pada tanggal 1 Februari 2023, orang tua membawa pasien ke RS Polri dan mendapatkan perawatan di ruang IGD, dan pasien sudah mulai buang air kecil.

Pada tanggal 1 Februari 2023, pasien kemudian dirujuk ke RSCM untuk mendapatkan perawatan intensif sekaligus terapi fomepizole, namun 3 jam setelah di RSCM pada pukul 23.00 WIB pasien dinyatakan meninggal dunia.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah mengeluarkan perintah penghentian sementara produksi dan distribusi obat yang dikonsumsi pasien hingga investigasi selesai dilaksanakan.

Terkait perintah penghentian sementara dari BPOM, industri farmasi pemegang izin edar obat tersebut telah melakukan voluntary recall (penarikan obat secara sukarela).

BPOM telah melakukan investigasi atas sampel produk obat dan bahan baku baik dari sisa obat pasien, sampel dari peredaran dan tempat produksi, serta telah diuji di laboratorium Pusat Pengembangan Pengujian Obat dan Makanan Nasional (PPPOMN).

BPOM juga telah melakukan pemeriksaan ke sarana produksi terkait Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB).

(Tribunnews.com, Widya)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas