NU Dinilai Punya Sumbangsih Nyata dalam Pemberantasan Korupsi di Indonesia
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Firli Bahuri menegaskan peran penting Nahdlatul Ulama (NU) bagi upaya pemberantasan korupsi di Indonesia
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Firli Bahuri menegaskan peran penting Nahdlatul Ulama (NU) bagi upaya pemberantasan korupsi di Indonesia.
Firli Bahuri mengatakan, para ulama dan tokoh NU senantiasa konsisten menanamkan nilai-nilai antikorupsi sejak dulu hingga sekarang.
“Sumbangsih dan wujud nyata serta peran aktif NU dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia, dapat dilihat dari nilai-nilai pendidikan antikorupsi dalam perspektif Islam," kata Firli Bahuri, dalam keterangan yang diterima Rabu (8/2/2023).
Nilai-nilai tersebut senantiasa ditanamkan sejak dini kepada warga Nahdliyin di sekolah, mulai dari pesantren hingga bangku kuliah.
Selanjutnya, Nahdliyin menyebarkan serta mengaplikasikan nilai itu di tengah masyarakat sehingga tumbuh kesadaran moral antikorupsi.
“NU adalah pelopor recovery sekaligus restrukturisasi pembangunan akhlak dan karakter antikorupsi pada diri anak-anak Indonesia, dengan menyemai beni-benih antikorupsi sejak dini, karena kaum Nahdlyin sadar bahwasanya korupsi adalah musuh agama dan aliran kepercayaan apapun di NKRI,” ucap dia.
Tidak hanya melalui pendidikan, Firli juga menyebut para ulama, kiai, dan tokoh NU menyebar nilai-nilai antikorupsi melalui dakwah seperti saat khutbah salat Jumat, kuliah tujuh menit usai salat wajib, ceramah pengajian, dan sebagainya.
Baca juga: Prabowo dan Ganjar Hadiri Puncak Resepsi Satu Abad NU, Diteriaki Presiden oleh Para Nahdliyin
Dengan metode ceramah yang menarik serta penyampaian yang sejuk dan teduh, pesan-pesan nilai mudah diterima, dipahami, dan dijalani umat.
“Sosok seorang Nahdliyin yang memiliki kepribadian kuat, akhlak, moral dan berbudi pekerti luhur, jujur, sederhana serta menjunjung tinggi integritas sebagai makhluk ciptaan-Nya, tentunya menjadi contoh sekaligus panutan bagi kita,” ucap Firli.
Firli mengakui sosok Nahdliyin kerap menjadi panutan sikap dan perilaku antikorupsi. Tak terkecuali di lingkungan KPK.
Keberadaan mereka memantulkan semangat tehadap punggawa lain untuk terus berjuang, mengabdi tanpa batas, melawan korupsi.
Begitu kuatnya pengaruh karakter Nahdliyin hingga Firli menyebut insan KPK yang tak pernah gentar melawan korupsi, sejatinya, adalah seorang Nahdliyin alami.
“Siapapun yang mengaku NU atau memiliki ruh seorang Nahdlyin, tentunya tidak akan pernah berdiam diri dan membiarkan terjadinya penyimpangan-penyimpangan seperti korupsi, karena seorang Nahdlyin tentunya mengetahui dampak destruktif korupsi,” ujarnya.
Oleh karena itu, Firli memandang karakter seorang Nahdliyin sangat dibutuhkan bangsa Indonesia demi mengawal perwujudan cita-cita negara.
Karakter semacam itu akan menyelamatkan Indonesia dari para pengkhianat dan perusak NKRI.
“Selamat Memperingati Harlah 1 Abad NU, terima kasih atas khidmat NU dalam menyebarkan Aswaja dan meneguhkan komitmen kebangsaan,” kata Firli.
Tak lupa, Firli mengajak segenap Nahdliyin dan seluruh masyarakat untuk terus bersama-sama melawan korupsi.
“Mari bersama kita hadirkan kejayaan umat, bangsa, rakyat dan negara dalam bingkai NKRI, bersatu berantas korupsi, mengabdi tak henti untuk negeri,” pungkasnya.