6 Poin Penting Isi Pidato Presiden Jokowi pada Hari Pers Nasional 2023
Dalam pidatonya, Presiden Jokowi menjelaskan enam poin penting dalam hal perkembangan dunia pers.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Presiden Jokowi menyampaikan pidato pada puncak peringatan Hari Pers Nasional (HPN) Tahun 2023 di Gedung Serbaguna Pemprov Sumut, Jalan Pancing Medan, Sumatera Utara, Kamis (9/2/2023).
Mengawali pidatonya, Presiden Jokowi mengucapkan selamat hari pers kepada seluruh insan pers di Indonesia.
Presiden sekaligus mengucapkan terimakasih atas peran kotribusi pers nasional kepada bangsa dan negara.
“Atas nama rakyat, atas nama pemerintah, saya menyampaikan selamat hari pers kepada seluruh Insan Pers Indonesia di manapun Bapak Ibu dan saudara-saudara berada, sekaligus mengucapkan terima kasih kepada pers nasional atas kontribusinya kepada bangsa dan negara,” kata Presiden.
Baca juga: Presiden Jokowi Minta Semua Pihak Dukung Media Arus Utama
Kepala negara mengatakan sejak awal awak media berkontribusi besar dalam menyuarakan ajakan perjuangan kemerdekaan, menyuarakan inovasi-inovasi pembangunan dan menjadi penopang utama demokratisasi.
Dalam pidatonya, Jokowi menjelaskan enam poin penting dalam hal perkembangan dunia pers.
1. Pemberitaan Bertanggungjawab
Presiden Jokowi menyebut pers semestinya harus membuat pemberitaan yang bertanggung jawab.
"Dulu isu utama dunia pers adalah kebebasan pers, selalu itu yang kita suarakan, tapi sekarang apakah isu utamanya tetap sama? menurut saya sudah bergeser karena kurang bebas. Pers sekarang ini mencakup seluruh media informasi yang bisa tampil dalam bentuk digital, semua orang bebas membuat berita dan sebebas-bebasnya."
"Sekarang ini masalah yang utama, menurut saya adalah membuat pemberitaan yang bertanggung jawab," ujar Jokowi.
Menurut dia karena masyarakat kebanjiran berita dari media sosial dan media digital lainnya, termasuk platform platform dan umumnya tidak beredaksi atau dikendalikan oleh Algoritma raksasa digital yang cenderung mementingkan sisi komersial saja dan hanya akan mendorong konten-konten recehan yang sensasional.
Diakuinya bahwa sekarang ini banyak sekali yang mengorbankan kualitas isi dan jurnalisme otentik.
"Semacam ini tidak boleh mendominasi kehidupan masyarakat kita karena media konvensional yang beredar semakin terdesak dalam peta pemberitaan," lanjut Jokowi.
2. Nasib Media Konvensional
Presiden mengatakan keberlanjutan industri media konvensional saat ini menghadapi tantangan berat.
Ia mendapat informasi bahwa 60 persen belanja iklan telah diambil oleh media digital terutama platform asing.
“Ini sedih loh kita. Sehingga tadi malam saat makan durian Saya mengundang beberapa tokoh Insan pers untuk berbicara mengenai ini,” kata presiden.
Menurut presiden, dengan beralihnya belanja iklan ke media digital yang sebagian berplatform asing maka sumber daya keuangan media konvensional akan berkurang.
Meski sebagian media konvensional sudah mengembangkan diri ke media digital namun tidak bisa dipungkiri saat ini masih didominasi oleh platform asing.
3. Perpres Kerjasama Perusahaan Platform Digital
Presiden Jokowi kemudian menyinggung usulan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate yang mengajukan izin prakarsa mengenai rancangan Peraturan Presiden atau Perpres tentang kerjasama perusahaan platform digital.
Tentunya dengan mengedepankan pembentukan jurnalisme yang berkualitas.
Untuk itu, pihaknya meminta agar rancangan Perpres terkait perusahaan platform digital segera selesai.
"Saran saya bertemu kemudian dalam satu bulan ini harus selesai mengenai Perpres ini, jangan lebih dari satu bulan."
"Saya akan ikut nanti dalam beberapa pembahasan mengenai ini," kata Jokowi.
4. Keamanan Data
Pada kesempatan itu, Jokowi mengedepankan perhatiannya pada kedaulatan dan keamanan data dalam negeri.
"Data adalah new oil yang harganya tak terhingga dan para penguasa data bukan hanya bisa memahami kebiasaan dan perilaku masyarakat dengan memanfaatkan algoritma sehingga dapat mengendalikan preferensi masyarakat, ini yang kita semua harus hati-hati," ujar Jokowi.
5. Singgung soal Hoaks
Jokowi juga menjelaskan soal pentingnya media hadir sebagai penjernih informasi ditengah banyaknya informasi yang belum terbukti kebenarannya, hoaks.
"Media mainstream justru sangat dibutuhkan untuk menjadi rumah penjernih informasi, menyajikan informasi yang terverifikasi dan menjalankan peran sebagai communication of hoaks yang memberi harapan kepada kita semuanya."
"Terutama dalam mengaplikasi kebenaran dan menyingkap fakta di tengah keganasan pasca fakta dan pasca kebenaran."
"Media harus utama diharapkan mampu menjaga dan mempertahankan misinya untuk mencari kebenaran, searching the truth dan membangun optimisme," kata Jokowi.
6. Idealisme Media Massa
Memasuki tahun politik Pemilu 2024, Jokowi berharap media massa tetap berpegang teguh pada idealisme objektif dan tidak tergelincir dalam polarisasi demi suksesnya Pemilu 2024.
"Media massa harus tetap menjadi pilar demokrasi yang tepat dan menjadi referensi utama bagi masyarakat dalam mendapatkan informasi," harap Jokowi.
Kendati demikian Jokowi mengakui keberadaan pers membantunya untuk mencapai titik tertinggi menjadi orang nomor satu di Indonesia.
"Saya mengucapkan terima kasih kepada pers nasional atas kontribusinya kepada bangsa dan negara."
"Sejak awal, awak media berkontribusi besar dalam menyuarakan ajakan perjuangan kemerdekaan, menyuarakan inovasi-inovasi pembangunan dan menjadi penopang utama demokratisasi."
"Saya punya pengalaman pribadi yang dalam dan bersahabat dengan Insan pers, sejak menjadi Wali Kota Gmenjadi gubernur dan menjadi Presiden."
"Saya ke sana kemari, runtang-runtung, saya jalan bareng ke kampung, ke pasar, ke desa, ke nelayan dengan rekan-rekan wartawan dan terbukti Insan pers telah membuka harapan orang biasa seperti saya bisa menjadi Presiden," ucap Jokowi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.