Cegah Kepunahan, Mendikbudristek: 59 Bahasa Daerah Bakal Direvitalisasi di Tahun 2023
Mendikbudristek, Nadiem Makarim mengatakan Kemendikbudristek melakukan revitalisasi terhadap bahasa daerah di Indonesia.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Endra Kurniawan
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menterian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim mengatakan Kemendikbudristek melakukan revitalisasi terhadap bahasa daerah di Indonesia.
Revitalisasi bahasa daerah ini, kata Nadiem, dilakukan untuk mencegah kepunahan.
Nadiem mengatakan revitalisasi yang telah dilaksanakan sejak tahun 2021 mengalami perkembangan secara signifikan.
"Berkat pendekatan baru ini terjadi peningkatan secara gradual pada bahasa yang direvitalisasi," ujar Nadiem pada Festival Tunas Bahasa Ibu Nasional (FTBIN) di Hotel Sultan, Jakarta, Senin (13/2/2023).
Pada tahun 2021, Nadiem mengungkapkan ada lima bahasa daerah yang direvitalisasi pada tiga provinsi.
Kemudian pada tahun 2022, terjadi peningkatan signifikan sebanyak 39 bahasa daerah di 13 provinsi.
"Semua ini dilanjutkan pada tahun ini menjadi 59 bahasa daerah pada 22 provinsi," tutur Nadiem.
Pemerintah daerah, menurut Nadiem, memiliki peran dalam mendukung revitalisasi bahasa daerah.
"Ini semua berkat kolaborasi dan gotong royong dan dukungan dari kepala daerah," pungkas Nadiem.
Program revitalisasi bahasa daerah dilakukan Kemendikbudristek melalui program Merdeka Belajar.
Revitalisasi bahasa daerah dilakukan berbasis sekolah, komunitas, atau keluarga.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.