Golkar Disebut Jadi Kunci dalam Pemerintah, Layak Pimpin Koalisi
Partai Golkar dinilai punya daya tarik tersendiri bagi partai politik dalam membangun koalisi dan pantas pimpin koalisi.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Wahyu Gilang Putranto

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Aljabar Strategic, Arifki Chaniago menilai wajar jika Partai Golkar punya daya tarik tersendiri bagi partai politik dalam membangun koalisi.
Menurutnya, partai pimpinan Airlangga Hartarto itu memang menjadi bagian terpenting dalam membangun pemerintahan.
Hal itu bisa dilihat bagaimana sederet petinggi partai menemui Airlangga dan jajaran elite Golkar. Di antaranya, Partai NasDem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yabg tergabung dalam Koalisi Perubahan. Dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang merupakan bagian dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).
Arifki menyebut, kemampuan Golkar sudah tidak diragukan lagi. Di mana, sejak era orde Baru partai berlambang pohon beringin ini tetap eksis. Bahkan,, banyak sejumlah kalangan yang bergabung.
“Pilihan logis Golkar menjadi kunci penting dalam pemerintah dalam membangun negara. Golkar punya banyak sumber daya yang mampu membangun berbagai isu di berbagai level,” kata Arifki saat dihubungi, Selasa (14/2/2023).
Baca juga: PAN Senang Cak Imin Datang ke Golkar, Viva Yoga: Kalau Bergabung Beli Satu Dapat Tiga
Lebih lanjut, dia juga mengatakan bahwa peluang Golkar menjadi pemimpin di koalisi terbuka lebar.
Tentu, hal itu merujuk dari jumlah kursi di parlemen Senaya. Di mana, Golkar hanya kalah dari PDI Perjuangan (PDIP).
“Dengan dia bergabung ke koalisi partai lain, tentu Golkar punya ruang sebagai pemimpin koalisi,” ucapnya.
Lebih lanjut, Arifki pun setuju dengan anggapan Golkar seperti 'teh botol' yang bisa bergabung dengan koalisi manapun. Termasuk, siapapun presiden terpilih di Pemilu 2024, mendatang.
“Makanya siapapun presidennya, Golkar penting banget berada di pemerintahan. Karena dia lebih berpengalaman di pemerintahan. Kuat di berbagai level. Ini ruang-ruang yang cukup menguntungkan bagi koalisi lain atau pemenang pemilu," ungkapnya.
"Kita lihat pasca reformasi Golkar selalu bagian dari pemerintahan, maka itu menguntungkan bagi partai pemenang atau siapapun presiden terpilih nantinya,” jelas dia.

Sementara, terkait calon presiden (Capres), Arifki menyayangkan, hingga kini Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) belum juga deklrasi Capres.
Sebab, lebih cepat deklarasi lebih baik bagi demokrasi Indonesia.
Golkar, kata Arifki, seharusnya punya modal besar untuk terus melakukan komunikasi politik agar Airlangga Hartarto maju sebagai Capres. Sehingga, deklarasi untuk Airlangga dilakukan lebih awal.
“Seharusnya Golkar manfaatkan ini lebih awal untuk memperkenalkan Airlangga. Kekuatan politik yang dimiliki Golkar dalam berbagai sisi seharusnya dimaksimalkan lebih awal bukan menuggu pencapresan di akhir,” terang Arifki. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.