Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Usung Politik Identitas, Partai Ummat Bakal Ditegur Bawaslu

Rahmat Bagja mengimbau kepada semua partai politik (parpol) agar tak menggunakan tempat ibadah untuk berkampanye.

Penulis: Fersianus Waku
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Usung Politik Identitas, Partai Ummat Bakal Ditegur Bawaslu
Tribunnews.com/Mario Christian Sumampow
Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja di Kantor Bawaslu RI, Jakarta Pusat, Selasa (14/2/2023) malam. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI akan menegur Partai Ummat lantaran mengusung politik identitas pada pemilihan umum (Pemilu) 2024.

"Kami akan mengingatkan Partai Ummat untuk tidak melakukan hal demikian," kata Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja di kantor Bawaslu RI, Jakarta, Selasa (14/2/2023).

Bagja mengimbau kepada semua partai politik (parpol) agar tak menggunakan tempat ibadah untuk berkampanye.

"Kami mengimbau kepada semua partai politik untuk tidak menggunakan tempat ibadah sebagai sarana untuk melakukan kampanye dan juga ajang untuk menyerang satu sama lain," ujarnya.

Dia menegaskan bahwa tempat ibadah bukan hanya milik satu parpol sehingga tidak boleh berkampanye.

"Kalau hanya satu partai, kan tidak ada masalah. Tapi ini banyak partai. Apa jadinya nanti jika semua partai melakukan politik identitas di masjid, gereja, pura, wihara dan saling menyerang dengan itu," ujar Bagja.

Baca juga: KPU-Bawaslu Jalani Sidang Etik Soal Pendaftaran Partai Kedaulatan Rakyat

Berita Rekomendasi

Bagja menjelaskan bahwa masjid adalah tempat bersama umat Islam, yang pilihan politik bukan hanya Partai Ummat.

"Kebayang, misalnya tempat pendidikan di tingkat universitas kemudian terjadi kampanye semua partai politik, pasti akan terbelah juga di mahasiswa. Bahkan di Sekolah Menengah Atas (SMA)," ucap dia.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Ummat Ridho Rahmadi menegaskan pihaknya akan melawan narasi-narasi negatif tentang politik identitas.

"Kita akan secara lantang mengatakan, 'ya, kami Partai Ummat dan kami adalah Politik Identitas'," kata Ridho pada pidato pembukaan rapat kerja nasional (Rakernas) Partai Ummat ke-I di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Senin (13/2/2023).

Ridho mengatakan politik akan kehilangan arah dan terjebak dalam moralitas yang relatif dan etika yang situasional, tanpa moralitas agama.

"Ini adalah proyek besar sekularisme, yang menghendaki agama dipisah dari semua sendi kehidupan, termasuk politik," ucapnya.

Karenanya, menantu Amien Rais ini menuturkan bahwa politik identitas adalah politik yang berpancasilais.

"Dengan demikian perlu dipahami, bahwa sesungguhnya, justru politik identitas adalah politik yang pancasilais," ungkap Ridho.

Ridho mengungkapkan Partai Ummat akan membangun perjuangan dari masjid, sebagaimana Rasulullah Saw lakukan setelah hijrah.

"Bagi ummat Islam, selain tempat ibadah, masjid seharusnya menjadi pusat inkubasi ide dan etalase gagasan, menjadi ruang pertemuan pikiran untuk menyusun rencana dan strategi keumatan, dan menjadi titik nol sebuah perjuangan, termasuk di dalamnya jihad politik," ucap dia.

Lebih lanjut, dia menambahkan bahwa seharusnya yang dilarang di masjid adalah politik provokasi, bukan politik ude dan gagasan.

"Yang seharusnya dilarang di masjid bukanlah politik gagasan, tapi politik provokasi, keduanya sangat lah berbeda; yang seharusnya dilarang bukanlah politik persatuan, tapi politik segregasi, sekali lagi, keduanya sangat lah berbeda," imbuhnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas