TRIBUNNEWS.COM - Hari Peduli Sampah Nasional diperingati setiap 21 Februari.

Dengan adanya peringatan Hari Peduli Sampah Nasional bertujuan untuk mengingatkan kepedulian masyarakat terhadap sampah yang dihasilkan setiap tahunnya.

Pasalnya, penanganan dan pengelolaan sampah harus melibatkan seluruh komponen masyarakat mulai dari pemerintah pusat hingga masing-masing individu.

Tragedi longsornya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Jawa Barat, pada 21 Februari 2005, mendasari adanya peringatan Hari Peduli Sampah Nasional tersebut.

Dari peristiwa tersebut, kemudian 21 Februari ditetapkan sebagai Hari Peduli Sampah Nasional oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia.

Informasi selengkapnya, berikut sejarah singkat ditetapkannya peringatan Hari Peduli Sampah Nasional:

Baca juga: Gelar Perayaan HPSN 2023, Pegadaian MengEMASkan Sampah di Kabupaten Jember

Sejarah Hari Peduli Sampah Nasional

Dikutip dari laman dlh.kendalkab.go.id, pada awalnya terjadi peristiwa longsor di TPA Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat, pada 21 Februari 2005.

Terjadinya peristiwa tersebut diakibatkan oleh tingginya tingkat curah hujan dan adanya ledakan gas metana pada tumpukan sampah.

Akibatnya, 157 jiwa melayang dan dua kampung (Cilimus dan Pojok) hilang dari peta karena tergulung longsoran sampah yang berasal dari TPA Leuwigajah.

Peristiwa tesebut akhirnya memicu lahirnya Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) yang diperingati tepat di tanggal insiden itu terjadi.

Sejak saat itu, KLHK menetapkan 21 Februari sebagai Hari Peduli Sampah Nasional.

Baca juga: Rosa Vivien: HPSN 2023 Momentum Pengelolaan Sampah Menuju Pengendalian Perubahan Iklim  

Tema Hari Peduli Sampah Nasional 2023

Mengutip laman Menlhk, pada peringatan Hari Peduli Sampah Nasional 2023 ini mengusung tema "Tuntas Kelola Sampah untuk Kesejahteraan Masyarakat".