Di Era Disrupsi Digital, Penting Jadi Warga yang Cakap Digital
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menginisiasi Kampanye GNLID.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menginisiasi Kampanye Gerakan Nasional Literasi Digital di Indonesia.
Kampanye ini digelar melalui program literasi digital nasional sektor pendidikan wilayah Sulawesi bagi siswa SMP dan SMA di kota Parepare, Sulawesi Selatan, Selasa (21/2/2023).
Webinar bertajuk 'Menjadi Warga Digital yang Cakap, Beretika dan Berdaya' itu digelar sebagai bagian dari upaya dalam meningkatkan Literasi Digital 50 juta masyarakat Indonesia pada 2024 menuju Indonesia #MakinCakapDigital.
Jika melihat Survei Indeks Literasi Digital Nasional yang dilakukan oleh Kemkominfo dan Katadata Insight Center pada 2021, diperoleh skor atau tingkat literasi digital masyarakat Indonesia sebesar 3,49 dari 5,00 atau berada pada level sedang.
Sehingga upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat Indonesia melalui pemanfaatan teknologi digital secara positif, produktif dan aman ini harus digaungkan.
Satu diantaranya dengan menyuguhkan materi yang didasarkan pada 4 pilar utama literasi digital, yakni kecakapan digital, etika digital, budaya digital serta keamanan digital.
Kepala Dinas Pendidikan kota Parepare, Drs. Arifuddin Idris MP mengatakan bahwa fenomena digital saat ini membuat masyarakat lupa dengan kebiasaan dan karakter mereka sendiri yang 'saling menghormati dan menghargai'.
Kebebasan berdigital, kata dia, membuat hal-hal tersebut pun kian berubah.
"Kita mempunyai budaya digital Pancasila, digitalisasi budaya adalah bagaimana kita tahu hak-hak digital dalam budaya d4igital, dan bagaimana kita menghadirkan nilai-nilai Pancasila yang ada di dalamnya," tegas Drs.Arifuddin.
Terkait kecakapan digital, Ketua Relawan TIK Surabaya, Muhajir Sulthonul Aziz menegaskan bahwa dunia pendidikan harus dapat memanfaatkan mesin pencari sebagai referensi ilmu.
Selain itu juga harus menjaga media sosial agar tidak digunakan untuk hal aneh, menggunakan simbol yang baik, produksi dan distribusi konten yang positif, serta mengetahui cara menggunakan dompet digital.
"Kita harus dapat mencapai kecakapan digital, dan juga dapat mengoptimalkan perangkat digital agar memahami dan menghindari bahaya bermedia digital," Muhajir.
Sementara itu Illustrator dan Comic Artist, Muhammad Iqbal menyampaikan bahwa terkait keamanan digital, penting untuk memahami keamanan digital agar dapat mewaspadai bahaya dan risiko di dunia digital.
Baca juga: Dihadiri Menkominfo, Relawan Muda Makin Cakap Digital Disebut Sukses Digelar di Ternate
Ia juga menegaskan perlunya mengedukasi orang di sekitar agar lebih kritis dan tidak mudah percaya informasi yang disebarkan secara digital.
"Apa yang kita perlu kuasai adalah pertama, bagaimana kita mengamankan identitas kita dan bagaimana kita mengetahui macam-macam penipuan digital. Malware software merupakan server yang jahat, malware dapat masuk di handphone kita, sebagaimana virus yang dapat menginfeksi file-file yang ada di gadget kita," jelas Iqbal.