Soal Isu Reshuffle Kabinet, Menteri LHK Siti Nurbaya Tak Mau Berkomentar
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar, tak mau berkomentar soal isu reshuffle kabinet.
Penulis: Ibriza Fasti Ifhami
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar, tak mau berkomentar soal isu reshuffle kabinet.
Siti mengatakan, tidak mau berbicara soal reshuffle yang kerap disebut-sebut melibatkan namanya.
"Aku enggak mau (berkomentar). Enggak mau ngomong itu lah. Jangan," kata Siti Nurbaya, kepada Tribunnews.com, Selasa (28/2/2023).
Meski demikian, kata Siti, ia mengerti banyak terkait isu reshuffle itu.
Sebab, sebelum menjabat sebagai Menteri LHK, Siti pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Departemen Dalam Negeri (Sekjen Depdagri).
"Saya ngerti banyak. Saya kan Sekjen Depdagri dulu. Jadi janganlah. Enggak. Jangan. Kan ada menterinya yang ngurus," ucapnya.
"Kan saya (sekarang) di lingkungan," tegas Siti.
Sebelumnya, dua menteri NasDem tidak diajak dalam rapat di Istana Negara, Jakarta, Selasa (31/1/2023).
Padahal topik yang dibahas berkaitan langsung dengan posisi yang diemban dua menteri NasDem.
Diketahui Presiden Joko Widodo atau Jokowi menggelar dua kali rapat di Istana Negara kemarin.
Dua rapat tersebut membahas soal pangan dan kehutanan.
Namun dalam rapat tersebut Menteri Pertanian(Mentan), Syahrul Yasin Limpo dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan(LHK), Siti Nurbaya tidak terlihat batang hidungnya.
Hanya ada Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Alue Dohong.
Hal tersebut kemudian menjadi tanda tanya apalagi di tengah isu perombakan atau reshuffle kabinet.
Dirut Perum Bulog, Budi Waseso yang hadir dalam rapat membahas soal pangan mengatakan tak mengetahui alasan Mentan Syahrul Yasin Limpo tak diundang Jokowi.
Menurutnya, keputusan itu merupakan kewenangan Jokowi.
"Lho jangan tanya saya dong. Kan saya enggak tahu," kata pria yang akrab disapa Buwas.
Namun begitu, Buwas menyatakan bahwa tidak diundangnya Mentan Syahrul Yasin Limpo bisa saja karena materi yang dibahas Jokowi adalah operasi pasar.
Adapun leading sektor dalam hal ini adalah Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI.
Karena itu yang terlihat hadir adalah Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan.
"Ini kan operasi yang dimaksud Pak Presiden tadi, ini bagaimana melaksanakan operasi pasar. Operasi pasar kan stabilisasinya ada di Kemendag nih. Bulog pelaksananya. Badan pangan nasional yang pegang regulasinya itu. Ya itu aja mungkin (alasannya). Jadi jangan kemana-mana pikirannya," jelasnya.
Lebih lanjut, Buwas menambahkan bahwa Mentan Syahril Limpo tak diundang karena Kementerian Pertanian hanya fokus kepada pendistribusian.
"Karena Mentan kan produksinya. Yang itu tadi kan yang diutamakan Presiden kan pendistribusiannya ya kita bertiga yang tanggung jawab pendistribusiannya ini," jelasnya.
Di sisi lain, Buwas menegaskan Presiden Jokowi pun tidak membahas soal reshuffle saat dirinya diundang ke istana.
Baca juga: Jokowi Diprediksi Hanya Ganti Zainudin Amali Saat Reshuffle Kabinet, Menteri dari NasDem Bakal Aman
"Enggak enggak (reshuffle)," tukasnya.
Dalam pantauan Tribun saat rapat ada beberapa menteri yang hadir.
Di antaranya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Kepala Bulog Budi Waseso, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto, dan lainnya.
Kedatangan mereka untuk rapat internal bersama Presiden membahas sejumlah topik.
Bahlil mengatakan kedatangannya bukan membahas isu reshuffle atau evaluasi kinerja para Menteri.
“Saya nggak tahu ya karna kebetulan kan saya ngurus investasi, saya bukan menteri mengevalusi kinerja,” kata Bahlil.
Terkait evaluasi kinerja, Bahlil mengatakan hanya Presiden yang mengetahui.
Presiden kata Bahlil ibarat komandan dan para menteri sebagai pembantunya.
“Ya namanya pembantu pasti ada penilaian dari bosnya, ya yang tahu nilai berapa nilai berapa itu hanya bos saja, kami sesama sopir angkot enggak boleh mendahului dan saling menilai, saya kan belom tentu bagus juga masa mau nilai yang lain,” katanya.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menjelaskan dalam rapat membahas soal pangan tiga pejabat terkait diminta Presiden untuk melakukan stabilisasi harga beras.
Presiden juga ingin stok beras di Bulog segera didistribusikan.
"Pak Presiden perintahkan langsung kepada kami bertiga untuk stabilisasi harga beras. Kemudian stok Bulog hari ini ada sekitar 300 ribu ton ini harap segera di salurkan," ujarnya.
"Lalu Pasar Induk Cipinang yang hari ini 13 ribu ton harus di-top up sampai 30 ribu ton. Tapi nanti Pak Buwas minta downline-nya supaya tidak disalahgunakan jadi downline akan diberikan," kata Arief.