Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengamat: Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Tunda Pemilu Berlebihan

semestinya jika KPU dinilai melakukan kesalahan atau pelanggaran, cukup hak Partai Prima dalam tahapan verifikasi yang dipulihkan

Penulis: Mario Christian Sumampow
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Pengamat: Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Tunda Pemilu Berlebihan
Tribunnews.com/Achmad Rafiq
Direktur Komite Pemilih Indonesia (TePI), Jeirry Sumampow. Jeirry Sumampow menyebutkan keputusan Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat (Jakpus) yang memerintah Komisi Pemilahan Umum (KPU) RI untuk menunda pemilu berlebihan.  

Laporan Wartawan Tribunnews, Mario Christian Sumampow

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Koordinator Komite Pemilih (Tepi) Indonesia Jeirry Sumampow menyebutkan keputusan Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat (Jakpus) yang memerintah Komisi Pemilahan Umum (KPU) RI untuk menunda pemilu berlebihan. 

Diketahui, Penundaan ini imbas PN Jakarta Pusat mengetok palu terhadap gugatan yang dilayangkan oleh Partai Prima terhadap KPU RI.

"Saya kira, putusan PN Jakarta Pusat ini berlebihan. Bahkan melebihi kewenangan pengadilan," kata Jeirry dalam keterangannya, Kamis (2/3/2023).

Baca juga: Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Perintahkan KPU Tunda Pemilu 2024, Ini Bunyi Putusannya

Pun substansi putusan PN Jakarta Pusat dinilai Jeirry bertentangan dengan UUD dan konstitusi.

Khususnya terkait dengan pasal yang mengatur Pemilu harus lima tahun sekali dan pasal terkait dengan masa jabatan Presiden yang lima tahun.

Sehingga, menurut pria yang juga merupakan Koordinator Pemilu Bersih ini, mestinya tak ada kewenangan PN Jakarta Pusat untuk melakukan penundaan Pemilu.

Baca juga: Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Putuskan Pemilu 2024 Ditunda, Pakar: Menentang Konstitusi

Berita Rekomendasi

"Putusan ini kalau diikuti tentu akan mengacaukan tahapan Pemilu kita. Karena itu, sudah tepat jika KPU akan melakukan banding," ujarnya.

Ia juga menegaskan, dalam kasus ini, semestinya jika KPU dinilai melakukan kesalahan atau pelanggaran, cukup hak Partai Prima dalam tahapan verifikasi yang dipulihkan. Atau bisa juga KPU yang diberikan sanksi.

"Tidak tepat jika masalahnya ada di tahapan verifikasi, tapi semua tahapan hatus ditunda. Bisa repot kita jika banyak putusan seperti ini. Di samping tak ada kepastian hukum juga bisa jadi ruang politik untuk menciptakan ketidakstabilan demokrasi," tuturnya. 

Diketahui, PN Jakarta Pusat mengabulkan gugatan Partai Prima. PN Jakpus baru saja menghukum KPU untuk menunda Pemilu dalam putusannya. 

Gugatan perdata kepada KPU yang diketok pada Kamis (2/3/2023) itu dilayangkan Partai Prima pada 8 Desember 2022 lalu dengan nomor register 757/Pdt.G/2022/PN Jkt.Pst.

Partai Prima merasa dirugikan oleh KPU dalam melakukan verifikasi administrasi partai politik yang ditetapkan dalam Rekapitulasi Hasil Verifikasi Administrasi Partai Politik Calon Peserta Pemilu.

Baca juga: Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Perintahkan KPU Tunda Pemilu 2024, Ini Bunyi Putusannya

Sebab, akibat verifikasi KPU tersebut, Partai Prima dinyatakan Tidak Memenuhi Syarat (TMS) dan tidak bisa mengikuti verifikasi faktual.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas