Pengamat: Pembangkit Listrik Tenaga Gas di IKN Penting Buat Role Model Kota Lain
Trubus meminta pemerintah melakukan pembenahan masalah PLTG Sambera milik anak usaha BUMN, Pertagas Niaga (PTGN) yang terhambat operasionalnya
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - - Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara terus dikerjakan pemerintah dengan target pada Agustus 2024.
Dalam pembangunannya, pemerintah perlu memastikan pasokan listrik terkait kegiatan ekonomi dan pemerintahan di ibu kota pengganti Jakarta tersebut.
Pengamat kebijakan publik Trubus Rahadiansyah mengatakan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) punya keberadaan yang penting untuk keberhasilan pembangunan ekonomi di kawasan IKN yang terletak di Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
"Jadi dalam hal ini kan menentukan bagaimana pertumbuhan IKN ke depannya. IKN kan selain sebagai Ibu Kota Negara juga sebagai pusat pertumbuhan ekonomi," kata Trubus kepada wartawan, Sabtu (4/3/2023).
Trubus pun meminta pemerintah segera melakukan pembenahan masalah PLTG Sambera milik anak usaha BUMN, Pertagas Niaga (PTGN) yang dikabarkan terhambat operasionalnya.
Baca juga: PLN Telah Pulihkan 91,3 Persen Jaringan Listrik di Sekitar Lokasi Kebakaran Depo Pertamina Plumpang
Mengingat kata Trubus, PLTG Sambera juga bagian dari program unggulan Presiden Joko Widodo di bidang energi biru atau blue energy dalam pemenuhan kebutuhan listrik.
"Nah jangka panjangnya itu bisa menjadi role model bagi kota - kota lain dalam hal persediaan listrik menggunakan regasifikasi Liquid Natural Gas (LNG) itu," lanjutnya.
Sementara itu pakar hukum Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) Suparji Ahmad mengingatkan kepada pemerintah agar operasional pembangkit listrik bisa dijamin.
Menurutnya keseriusan pemerintah dalam peningkatan kapasitas listrik di IKN dipertaruhkan lewat operasional PLTG Sambera.
"Terlebih penggunaan energi terbarukan merupakan program unggulan Jokowi dalam mengampanyekan energi biru menuju energi hijau yang efisien dan terjangkau dan terjamin keberlangsungannya," kata Suparji.
Sebelumnya juru bicara PT Risco Energi Pratama, Aditya Pratama selaku penyedia infrastruktur gasifikasi PLTG Sambera, membenarkan kabar terhambatnya operasional PLTG Sambera.
Ia mengatakan bahwa PLTG Sambera merupakan proyek Build Operate Transfer (BOT) dengan skema lima tahun dan ditargetkan rampung 31 Oktober 2023. Ia meminta pihak pengelola dapat menyelesaikan persoalan ini supaya pembangunan bisa rampung sesuai target.
"Hal ini mengingat PLTG Sambera merupakan salah satu proyek unggulan Presiden Jokowi yang luar biasa," kata dia.