Pertamina Belum Nyatakan Status Depo Plumpang Clear Area, Tim Puslabfor Polri Belum Bisa Olah TKP
Polri hingga kini masih menunggu pernyataan dari Pertamina bahwa Depo ini sudah clear area sehingga sudah bisa ditindak lanjuti.
Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Tim Puslabfor Polri belum bisa melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara, hingga Minggu (5/3/2023) siang hari ini.
Pasalnya, pihak Pertamina belum mengeluarkan status clear area di area Depo.
Mengutip Kompas TV, Polri hingga kini masih menunggu pernyataan dari Pertamina bahwa Depo ini sudah clear area sehingga sudah bisa ditindak lanjuti.
Ini dilakukan untuk melindungi keamanan para tim penyidik yang memeriksa area Depo.
Adapun olah TKP ini dilakukan untuk mengetahui penyebab dan dari mana sumber pertama api muncul hingga membuat kebakaran besar.
Nantinya, penyelidikan terkait penyebab kebakaran akan dilakukan dengan metode ilmiah menggunakan satelit.
Baca juga: Polisi: Korban yang Sempat Dinyatakan Tertimbun Pasca-Kebakaran Depo Pertamina Sudah Ditemukan
Sementara itu, di area perumahan dekat Depo, olah TKP awal sudah mulai dilakukan Minggu (5/3/2023) sekira pukul 10 pagi tadi.
Untuk mempermudah pencarian korban, tim gabungan menurunkan alat berat untuk menyingkirkan puing-puing.
Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo sebelumnya mengatakan saat ini timnya sedang mendalami kasus kebakaran ini
"Jadi, saat ini tim gabungan dari polda dan bareskrim sedang melaksanakan olah TKP awal dimana di dalamnya ada Puslabfor kemudian ada Pusiden, Pusinafis."
"Tentunya kita mendatangi titik awal terjadinya kebakaran dan saat ini sedang dalam pendalaman, tentunya saat ini saya belum bisa jelaskan karena saat ini tim sedang bekerja," kata Kapolri Listyo Sigit di Plumpang, Jakarta Utara, Sabtu (4/3/2023).
Seperti diketahui, kebakaran hebat terjadi di Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara pada Jumat (3/3/2023) malam sekitar pukul 20.16 WIB.
Baca juga: Warga Kompak Tolak Rencana Presiden Jokowi Relokasi Penduduk di Sekitar Depo Pertamina Plumpang
19 Orang Meninggal Dunia
Akibat kebakaran Depo Pertamina Plumpang, belasan orang dikabarkan meninggal dunia.
Hingga Sabtu (4/3/2023) malam, Posko Koramil Koja 01 mencatat sebanyak 19 orang meninggal dunia.
Sementara tiga orang masih tertimbun reruntuhan.
Sedikitnya ada 516 orang terdampak dan sedang mengungsi di RPTRA Rasela, Kelurahan Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara.
Pengelola RPTRA Rasela, Febri Anna mengatakan, para pengungsi terdiri dari orang dewasa dan sebagian lanjut usia, balita, hingga ibu hamil.
"Sejauh ini yang diungsikan di RPTRA Rasela ada 516 jiwa. Itu 140 KK, lansia ada 28 orang, balita 41 orang, serta ibu hamil empat orang," kata Febri Anna.
Adapun para korban terdampak tidur di dalam tenda-tenda yang dibuka berbagai instansi, seperti BPBD DKI Jakarta, Polri, dan TNI.
Baca juga: Kapolri Minta Maksimalkan Penanganan Korban, Presiden Buka Opsi Relokasi Warga Sekitar Depo
Korban tertimbun Ditemukan
Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Gidion Arif Setyawan memastikan korban tertimbun reruntuhan yang berada di area pemukiman warga di RT06/01 Jalan Koramil, Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara, sudah ditemukan.
Dengan ditemukannya para korban tersebut, proses pencarian di lokasi reruntuhan rumah bekas indekos oleh alat berat kini telah dihentikan sementara.
Pihaknya pun memastikan saat ini tak ada korban di dalam puing bangunan tersebut.
"Sudah dapat mengindentifikasi keluarganya dan sudah ada di rumah sakit maka kita simpulkan tidak ada korban di dalam puing bangunan tersebut," kata Gidion, Minggu (5/3/2023).
Adapun salah satu korban yang sempat dinyatakan tertimbun yakni atas nama Muhammad Buchori.
Baca juga: Relawan Perwira Pertamina Pulihkan Trauma Anak-Anak Korban Kebakaran Depo Plumpang
Korban saat ini sudah berada di rumah sakit dan sudah dikembalikan kepada keluarganya usai dilakukan proses identifikasi oleh tim DVI.
"Sudah kami komunikasikan juga kalau secara informasi kemudian pengidentifikasian sudah selesai kita kembalikan."
"Kemarin sudah diambil oleh keluarga untuk pemakaman lebih lanjut," jelas Gidion.
Saat ini di lokasi itu akan dilakukan perapihan puing-puing bangunan yang masih cukup banyak.
"Iya (dihentikan) untuk tinggal perapihan, finishing perapihan."
"Kita harus memastikan karena situasinya belum pasti, kita harus pastikan informasi dari warga untuk menemukan korban atau keluarga," ujar Gidion.
(Tribunnews.com/Galuh Widya WArdani/Abdi Ryanda Shakti/Suci Bangun Dwi Setyaningsih/Fahmi Ramadhan)