Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Panglima TNI Ungkap Alasan Tak Langsung Serbu KKB Papua yang Sandera Pilot Susi Air

Dia pun tak mau operasi penyelamatan itu nantinya bakal mengorbankan masyarakat sipil di Papua.

Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Panglima TNI Ungkap Alasan Tak Langsung Serbu KKB Papua yang Sandera Pilot Susi Air
TRIBUNNEWS.COM/PUSPEN TNI
Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono. Laksamana TNI Yudo Margono mengungkap alasan tak langsung menyerbu Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua yang menyandera Pilot Susi Air Phillip Mark Mehrtens. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Panglima TNI Marsekal Laksamana TNI Yudo Margono mengungkap alasan tak langsung menyerbu Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua yang menyandera Pilot Susi Air Phillip Mark Mehrtens.

Menurutnya, operasi penyelamatan terus berjalan. Akan tetapi, pihaknya menjaga agar tidak adanya masyarakat sipil yang terdampak akibat serbuan KKB Papua tersebut.

"Operasi tetap jalan terus untuk penyelamatan sandera itu. Karena apa, karena kita tetap menjaga supaya masyarakat sipil tidak terlibat, tidak kena," ujar Panglima TNI saat ditemui di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur pada Rabu (8/3/2023).

Baca juga: 30 Hari Penyanderaan Pilot Susi Air oleh KKB, Satgas Damai Cartenz: Area Pencarian Diperluas

Ia menjelaskan bahwa operasi penyelamatan terhadap pilot Susi Air tersebut tidak seperti penyelamatan sandera di dalam pesawat. Dia bilang, kelompok KKB yang menyandera kerap berpindah-pindah tempat ke masyarakat sipil.

"Nah itu khawatir ya penduduk yang akan kena karena mereka ini bersama-sama dengan penduduk jadi bukan di tempat seperti penyalamatan sandera di suatu pesawat enggak, ini dibawa pindah-pindah dan bersama dengan masyarakat. Sehingga kita tidak mau masyarakat menjadi korban hanya gara-gara ini," jelasnya.

Dia pun tak mau operasi penyelamatan itu nantinya bakal mengorbankan masyarakat sipil di Papua. Karena itu, operasi penyelamatan dilakukan dengan tak terburu-buru. 

BERITA REKOMENDASI

"Khawatirnya penduduk yang akan kena karena mereka ini kan bersama-sama dengan penduduk jadi bukan ditempat yang seperti penyelamatan terhadap sandera di suatu pesawat atau tempat. Tidak. Ini dibawa ke pindah-pindah dan bersama dengan masyarakat. Sehingga kita tidak mau masyarakat jadi korban hanya gara-gara ini," jelasnya.

Baca juga: KKB Tebar Ancaman di Yahukimo, Kapendam XVII/Cenderawasih Minta Warga Tidak Mudah Diadu Domba

Oleh karena itu, Yudo meminta semua pihak untuk bersabar dengan proses pencarian yang tengah dilakukan aparat gabungan TNI-Polri.

"Harus sabar menyelesaikan ini tidak langsung des (selesai), kalau operasi militer iya tapi ini bukan operasi militer, ingat bukan operasi militer. Saya punya prajurit berkemampuan khusus mempunyai alutsista yang bisa menyelesaikan itu kalau harus menyelesaikan, tapi ini bukan, ingat ini adalah operasi penegakan hukum sehingga harus mengedepankan hukum," tukasnya.

Diberitakan sebelumnya, Founder Susi Air, Susi Pudjiastuti, mengatakan pihaknya prihatin dan berduka atas insiden pembakaran pesawat Susi Air di Distrik Paro Kabupaten Nduga dan penyanderaan pilot Susi Air Captain Phillip Mark Mehrtens oleh Kelompok Separatis Teroris (KST) pimpinan Egianus Kogoya di Papua.

Ia menghitung sudah 22 hari sejak kejadian pembakaran pesawat dan penyanderaan Captain Phillip.

Susi berharap pasa akhirnya namti Captain Phillip dapat dibebaskan tanpa syarat.

"Kita semua prihatin, berduka, dan kita tetap berharap dan berdoa bahwa akhirnya pilot kita, Saudara Captain Phill Mehrtens bisa dibebaskan tanpa syarat, kalau bisa," kata Susi saat konferensi pers di SA Residence Jakarta Timur pada Rabu (1/3/2023).

Ia juga mengaku kaget dan sedih atas kejadian tersebut.

Baca juga: KKB Ancam Akan Serang Warga Non Papua di Kabupaten Yahukimo

Susi juga tidak habis pikir mengapa kejadian yang sangat tidak diharapkan tersebut dapat terjadi.

"Saya mengerti orang berjuang, ini pendapat pribadi ya, bukan sebagai Susi Air. Sebagai seorang pribadi, memperjuangkan kemerdekaan dengan mengambil kemerdekaan orang, itu adalah bukan cara yang bijak dan benar," kata Susi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas