Makna Ogoh-ogoh Jelang Hari Raya Nyepi
Makna pawai ogoh-ogoh dalam perayaan Nyepi adalah elemen buruk yang harus dihancurkan dan membawa kembali unsur yang baik untuk lingkungan.
Penulis: Widya Lisfianti
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Nyepi adalah hari suci bagi umat Hindu yang dirayakan setiap Tahun Baru Saka, menurut kalender yang digunakan oleh umat Hindu di Bali dan Lombok.
Tahun ini, perayaan Hari Raya Nyepi jatuh pada Rabu, 22 Maret 2023.
Nyepi jatuh pada hitungan Tilem Kesanga (IX) yang dipercayai merupakan hari penyucian dewa-dewa.
Nyepi berasal dari kata sepi (sunyi, senyap).
Mengutip palangkaraya.go.id, satu di antara tujuan dari perayaan Hari Raya Nyepi adalah untuk menemukan jati diri demi mendapatkan keseimbangan diri dan alam semesta.
Makna dari perayaan Hari Raya Nyepi bagi umat Hindu adalah meninggalkan aktivitas duniawi dalam keheningan dengan cara bermeditasi.
Baca juga: Berita Foto : Melihat Tradisi Mandi Lumpur Setelah Nyepi di Bali
Menjelang Nyepi, ada banyak ogoh-ogoh yang turun ke jalan saat upacara pengerupukan pada malam hari.
Mengutip djkn.kemenkeu.go.id, ogoh-ogoh adalah karya seni patung dalam kebudayaan Bali yang menggambarkan kepribadian Bhuta Kala.
Bhuta Kala merepresentasikan kekuatan (Bhu) alam semesta dan waktu (Kala) yang tak terukur dan tak terbantahkan.
Ogoh-ogoh melambangkan elemen buruk yang harus dihancurkan dan membawa kembali unsur yang baik untuk lingkungan.
Bentuk dan sosok ogoh-ogoh biasanya berukuran besar dan berbentuk menakutkan untuk menggambarkan sifat buruk yang ada di dunia.
Ogoh-ogoh di arak keliling desa dengan membawa obor dan diiringi gamelan bleganjur.
Pawai Ogoh-ogoh
Pelaksanaan pawai ogoh-ogoh biasanya dilakukan pada malam hari.