Google Doodle Ulang Tahun Sapardi Djoko Damono ke-83, Simak Profil Singkatnya Berikut Ini
Google hari ini tampilkan doodle bertemakan perayaan ulang tahun Sapardi Djoko Damono yang ke-83, simak profil singkatnya berikut ini.
Penulis: Oktaviani Wahyu Widayanti
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Hari ini Google menampilkan doodle bertemakan perayaan ulang tahun Sapardi Djoko Damono yang ke-83.
Doodle hari ini memang didedikasikan untuk memperingati hari lahir sang penyair asal Indonesia ini.
Sapardi Djoko Damono dikenal sebagai penyair yang merevolusi puisi liris di Indonesia.
Pria yang akrab dipanggil Damono ini, lahir pada hari ini di Solo, Jawa Tengah pada tahun 1940.
Sejak kecil ia sering menghabiskan waktunya di perpustakaan.
Dia seringmembaca setiap buku yang ia dapatkan dan mulai menulis puisi saat di bangku SMA.
Baca juga: Google Tampilkan Sapardi Djoko Damono di Halaman Depan Mesin Pencarinya
Profil Sapardi Djoko Damono
Mengutip dari TribunnewsWiki.com, Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono ini adalah seorang sastrawan Indonesia.
Namanya terkenal sejak ia aktif merangkai berbagai puisi.
Sapardi telah meninggal dunia di usia yang ke-80 tahun pada 19 Juli 2020.
Sapardi Djoko Damono dikenal sebagai sosok yang sederhana namun sangat populer berkat karya-karyanya.
Ia adalah anak dari pasangan Sadyoko dan Sapariah.
Sejak berusia remaja, karya-karya Sapardi ini sudah sering dimuat di majalah-majalah.
Baca juga: Solo Eksotis dalam Bingkai Seni Jalanan, Hangat Puisi Sapardi Djoko Damono dan Segelas Kopi
Ia sempat mendapatkan gelar bahasa Inggris dari Universitas Gajah Mada.
Kemudian Sapardi melanjutkan dengan mempelajari sastra Indonesia di sekolah pascasarjana.
Sapardi Djoko Damono dulunya berprofesi sebagai penyiar radio dan asisten teater.
Pada tahun 1969, Sapardi merilis kumpulan puisi pertamanya yang berjudul 'dukaMu abadi'.
Sapardi terkenal memiliki puisi yang berfokus tentang refleksi dan gagasan masyarakat.
Berkat kepiawaiannya dalam menyairkan puisi, Damano diangkat sebagai guru besar sastra di Universitas Indonesia.
Baca juga: Sapardi Djoko Damono Buka Rahasia di Balik Puisi Aku Ingin Ternyata Dibuat Cuma 15 Menit
Ia memiliki gaya kepenulisan yang lugas dan introspektif.
Sapardi pernah menerima Penghargaan Penulisan Puisi Asia Tenggara yang disponsori ASEAN pada tahun 1986.
Ia berkeinginan untuk mempromosikan bentuk seni di seluruh negeri, maka ia mendirikan Perhimpunan Cendekiawan Sastra Indonesia dan menjabat sebagai ketua untuk tiga periode berturut-turut.
Sapardi juga pernah menerjemahkan karya sastra dari seluruh dunia ke dalam bahasa Indonesia, dengan salah satu terjemahannya yang paling terkenal adalah The Old Man and the Sea karya Ernest Hemingway.
Pada tahun 1994, Sapardi juga pernah menerbitkan Hujan Bulan Juni, kumpulan beberapa puisi terbesarnya.
Karya milik Sapardi ini menginspirasi beberapa musisi untuk membuat komposisi dengan tema serupa.
Universitas Indonesia memilih Damono sebagai dekan fakultas dan mengadakan resital puisi pada tahun 2010 untuk merayakan karya hidupnya.
Sapardi Damono juga pernah mendapatkan penghargaan bergengsi termasuk Penghargaan Achmad Bakrie untuk Sastra pada tahun 2003.
Selain itu ia juga pernah mendapatkan Penghargaan Akademi Jakarta pada tahun 2012.
(Tribunnews.com/Oktavia WW)(TribunnewsWiki.com/Restu Wahyuning Asih)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.