Kemenag: Ketinggian Hilal 1 Ramadan 1444 H di Indonesia Sudah Penuhi Kriteria
Ketinggian posisi hilal 1 Ramadan 1444 H sudah sesuai kriteria Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia dan Singapura (MABIMS).
Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama Asadurrahman melaporkan data posisi hilal.
Dalam penyampaiannya, ketinggian posisi hilal 1 Ramadan 1444 H sudah sesuai kriteria Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia dan Singapura (MABIMS).
Kata dia, posisi hilal itu didasarkan pada ketinggian hilal yang ada di ufuk maupun elongasinya.
"Mudah-mudahan di bagian tertentu ada hilal yang mudah diamati, apalagi ini sudah memenuhi kriteria MABIMS (Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura). Dari segi ketinggian sudah memenuhi kriteria," kata Asadurrahman dalam Seminar Pemaparan Posisi Hilal di Kantor Kemenag, Jakarta, pada Rabu (22/3/2023).
Baca juga: Niat Sholat Tarawih Ramadhan 1444 H/2023, Berjamaah hingga Sendiri: Arab, Latin dan Terjemahannya
Asadurrahman menjelaskan hilal di wilayah Papua sudah mencapai hampir 7 derajat dan di wilayah Sumatera bagian paling barat sekitar 9 derajat.
Dia menerangkan bahwa setiap 1 derajat, lama seorang perukyat melihat hilal adalah 4 menit.
"Sehingga kalau ada 6 derajat, maka pengamatan dari saat matahari terbenam di lokasi tertentu akan berlangsung selama kurang lebih 28 menit," ucapnya.
"Wilayah Papua 6,75 atau 6 derajat 45 menit. Kemudian di wilayah paling barat Sumatera 8,75 derajat. Kalau cuaca baik, bagus, insyaallah akan banyak laporan yang diterima oleh Kemenag, dari berbagai lokasi pelaksanaan rukyat holal pada sore hari ini," sambung Asadurrahman.
Sebelumnya, Kementerian Agama Republik Indonesia menyatakan, sidang isbat untuk menentukan 1 Ramadan 1444H/2023M bakal ditetapkan pada malam ini, Rabu (22/3/2023).
Anggota Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama RI Asadurrahman mengatakan, penetapan 1 Ramadan itu akan diputuskan setelah Salat Maghrib langsung oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.
"Sidang isbat untuk menentukan 1 Ramadan 1444H atau 2023 Masehi akan ditetapkan setelah Salat Maghrib oleh pak Menteri Agama," kata Asadurrahman dalam seminar Sidang Isbat di Kementerian Agama RI, Jakarta Pusat, Rabu (22/3/2023).
Sejauh ini kata Asadurrahman ketinggian posisi hilal 1 Ramadan 1444H sudah sesuai kriteria di beberapa wilayah Indonesia termasuk Dunia.
Kendati demikian untuk penetapannya baru akan diputuskan oleh Menteri Agama malam ini.
"Dari segi ketinggian sudah memenuhi kriteria, kemudian dari segi elongasi kita lihat mulai dari dari 7 sampai 19, nampaknya dari segi ketinggian dan elongasi hampir seluruh wilayah di dunia ini akan memulai ramadan salat tarawihnya pada malam hari ini dan akan melaksanakan ibadah puasa mulai fajar besok," kata dia.
Sebagai informasi, Menurut kriteria baru MABIMS, imkanur rukyat dianggap memenuhi syarat apabila posisi hilal mencapai ketinggian tiga derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat.