Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Daftar 3 Keluhan Masyarakat Terhadap Ulah Oknum Bea Cukai yang Viral: Bawa Piala Malah Dimintai Uang

Setelah ulah para oknum di Kemenkeu yang memamerkan kekayaannya, kini giliran pelayanan Bea Cukai belakangan juga dikeluhkan oleh warganet.

Penulis: Malvyandie Haryadi
zoom-in Daftar 3 Keluhan Masyarakat Terhadap Ulah Oknum Bea Cukai yang Viral: Bawa Piala Malah Dimintai Uang
TribunSumsel
Kolase Fatimah Zahratunnisa yang menang lomba menyanyi malah diminta bayar pajak Rp 4 juta- Wanita ini mengaku masih kecewa dengan pihak Bea Cukai yang memintanya membayar pajak sesuai uang yang dimilikinya saat itu. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berikut ini adalah daftar keluhan masyarakat terhadap ulah oknum pegawai Bea Cukai yang akhirnya viral di media sosial.

Seperti diketahui, Kementerian Keuangan atau Kemenkeu masih menjadi sorotan pasca terungkapnya kekayaan tidak wajar yang dimiliki sejumlah pejabat dan pegawainya.

Setelah ulah para oknum di Kemenkeu yang memamerkan kekayaannya, kini giliran pelayanan Bea Cukai belakangan juga dikeluhkan oleh warganet.

Apa saja kasus uneg-uneg warga yang ditumpahkan ke media sosial? Berikut kami rangkumkan seperti yang dikutip dari Kompas.com.

1. Piala prestasi justru ditagih pajak

Dikutip dari Kompas.com, keluhan terkait pengenaan bea masuk atas piala yang dibawa dari luar negeri pertama kali diceritakan oleh Fatimah Zahratunnisa dengan akun bernama @zahratunnisaf.

Ia merupakan pemenang sebuah kompetisi musik di Jepang pada 2015.

Berita Rekomendasi

Setelah memenangi kompetisi tersebut, ia mendapatkan sebuah piala dan mengirimkannya secara terpisah dengan kepulangannya ke Indonesia.

Akan tetapi, sesampainya di Indonesia, Fatimah ditagih Rp 4 juta oleh petugas bea cukai atas piala tersebut.

Baca juga: Fakta-fakta Kisah Viral Fatimah Zahratunnisa, Ditagih Rp 4 Juta hingga Diminta Nyanyi oleh Bea Cukai

"Ditagih pajak 4 juta. Padahal hadiah lombanya gak ada hadiah uang cuma piala itu doang. Menang lomba kok nombok," tulis akun tersebut, Sabtu (18/3/2023).

Mengaku tidak terima dengan permintaan petugas Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) itu, Fatimah akhirnya mengajukan sejumlah bukti yang menunjukkan bahwa piala tersebut merupakan hadiah yang diterima dari kontes menyanyi di Negeri Sakura.

Bukan hanya melampirkan bukti, Fatimah pun sempat diminta untuk bernyanyi di hadapan petugas.

"Sampe nunjukin video acara TV nya juga baru orang cukai percaya. Mana waktu di kantornya DISURUH NYANYI buat buktiin bisa nanyi apa nggak," katanya.

Bukannya langsung dibebaskan setelah menyampaikan bukti-bukti atas piala tersebut, Fatimah masih sempat ditanya punya uang dan bisa bayar berapa oleh petugas.

"WAH KACAU EMOSI BGT hadiah sendiri masa disuruh bayar?!," tulis Fatimah.

2. Terima penghargaan dari AS "ditodong" petugas bea cukai

Setelah cuitan Fatimah menjadi viral, warganet lain menceritakan pengalaman yang hampir serupa.

Kali ini, pengalaman itu dibagikan oleh seorang pengembang gim asal Indonesia, Kris Antoni.

Lewat akun bernama @kerissakti, founder Toge Productions itu menceritakan pengalamannya ketika mendapatkan penghargaan dari San Francisco, Amerika Serikat, pada 2013.

Hal yang berbeda dari Fatimah, Kris atau timnya tidak dapat datang ke Negeri Paman Sam sehingga piala tersebut dikirimkan langsung ke Indonesia.

"Sampai di Jakarta pialanya kena pajak becuk 1 juta lebih," tulis akun tersebut, dikutip pada Kamis (23/3/2023).

Lebih lanjut, Kris bilang, dirinya sempat mencoba untuk memprotes hal tersebut.

Akan tetapi, petugas menyebutkan, barang gratis atau pemberian yang diimpor tetap dikenakan pajak.

"Gratis kena pajak tuh gmna? Karena orang awam ngga ngerti apa-apa, kita iya iya aja," tulis Kris.

Bukan hanya sekali, Kris bilang, Toge Productions berhasil mendapatkan penghargaan sebanyak tiga kali dari AS dalam rentang waktu 2011-2013.

Semua penghargaan tersebut dikenakan pajak masuk.

"Ya bayangin aja pajaknya berapa," tulis Kris.

3. Putri Gus Dur

Putri Gus dur Alissa Wahid membagikan pengalaman tak menyenangkan saat bertemu petugas Bea dan Cukai.

Pengalaman pahit tersebut dibagikan Alissa Wahid di Twitter hingga menjadi viral.

Ikut menyoroti kinerja pegawai Kemenkeu, Alissa Wahid membagikan pengalamannya saat menjalani pemeriksaan oleh petugas Bea Cukai di Bandara Internasional Soekarno Hatta.

Saat itu Alissa baru pulang dari Taiwan.

Dalam cuitannya, Alissa mengaku diperiksa oleh petugas bandara dan diminta untuk membuka kopernya.

"Suatu ketika saya pulang dari konferensi di Taiwan. Di Cengkareng, saya diarahkan menuju meja pemeriksaan yang di dalam itu. Mbak petugas nanya: 'Kamu pulang kerja ya di Taiwan? Berapa lama kerja di sana? Bawa apa saja? Buka kopernya'," cuit Alissa di akun Twitternya @AlissaWahid, Senin (20/3/2023).

Alissa lalu membuka kopernya kemudian menyodorkan paspornya kepada petugas.

Baca juga: Alissa Wahid Sebut Wajar Petugas Bandara Tak Kenal Dirinya: Saya kan Lebih Sering Pergi Sendiri

"Saya buka koper sambil dia minta paspor. Saya: 'cuma tiga hari di Taiwan', petugas: 'kerja apa tiga hari di Taiwan? Kok bawaannya koper gede? Beli apa saja? Emang dibayar berapa? 'Saya: 'konferensi'

Petugas: 'kok kamu bisa belanja & bawa barang banyak? Kamu kerja apa?' Ndedes...," tulis Alissa.

Diungkap Alissa, dirinya kala itu hadir dalam kapasitas sebagai pengelola sebuah lembaga swayada masyarakat (LSM) di Indonesia.

"Petugas: 'Sering ya ke luar negeri?'."

"Saya: 'Ya. Bisa lihat di paspor, mbak.' Dia buka-buka paspor."

"Petugas: 'Kok sering ke luar. Kerja apa?'"

"Saya: 'LSM'," jelas Alissa.

Setelah menjelaskan pekerjaan dirinya, petugas tersebut pun dengan muka kecut melepaskan Alissa.

Alih-alih marah, dalam cuitannya pula Alissa Wahid justru menyebutkan bahwa sikap petugas bandara tersebut wajar lantaran tidak mengenali dirinya sebagai anak mantan Presiden RI.

Diakui Alissa Wahid, selama ini ketika berada di bandara ia memang bersikap seperti rakyat biasa.

Anak Gus Dur ini ternyata tak pernah dikawal layaknya keluarga pejabat lainnya.

Oleh sebab itu, Alissa menyebut wajar petugas bandara tidak mengenali siapa dirinya.

Baca juga: Cerita Putri Gus Dur Alissa Wahid Diperlakukan Buruk di Bandara, Imigrasi Beri Klarifikasi

"Memang saya kan tidak banyak di ruang publik yg populer. Paling muncul urusan pembelaan rakyat atau kasus apa," cuit Alissa melalui Twitter @Alissawahid, Selasa (21/3/2023).

Alasan kedua, Alissa lebih sering pergi sendiri ketimbang ditemani asisten atau staf, berbeda dengan kebanyakan pejabat lainnya.

"Nah yg ke2 lebih penting, menurut saya. Saya kan lebih sering pergi sendiri lebih hemat krn sumberdaya saya juga terbatas. Di dalam/luar negeri. Padahal kultur kita, orang penting kan bawa asisten/staf/tim. Apalagi tokoh & pejabat. (Yg bukan tokoh & pejabat aja, bawaaa," tulisnya.'

"Jadi ya bisa dibayangkan, kalau saya di bandara itu jalan sendirian dorong koper, ya petugas⊃2; tidak akan memperhitungkan saya sbg pejabat atau apa."

"Tidak sesuai pakem yg ada tim iring⊃2;an penanda orang penting. Betul⊃2; dilihat sbg rakyat.

Maka saya mengalami semua sbg rakyat," lanjutnya.

Kemenkeu sampaikan minta maaf

Pihak DJBC Kemenkeu sudah memberikan penjelasan terkait ramainya keluhan pengenaan bea masuk atau pajak atas piala dari luar negeri.

Direktur Komunikasi dan Bimbingan Pengguna Jasa Bea Cukai Nirwala Dwi Heryanto menjelaskan, secara umum semua barang yang masuk ke wilayah Indonesia terutang bea masuk, termasuk barang hadiah.

Ketentuan ini dikecualikan untuk barang dalam kategori dapat dibebaskan berdasarkan ketentuan kepabeanan.

Untuk keluhan Fatimah, piala yang dikirim dari Jepang oleh Fatimah tidak datang bersamaan dengan kedatangan penumpang.

Namun, piala yang dikirim sebagai barang kiriman itu masih dapat dikategorikan ke dalam fasilitas barang pindahan atau personal effect, yang mendapatkan fasilitas bebas bea masuk.

"Untuk memastikan hal tersebut, perlu dilakukan penelitian guna pembuktian dan pemenuhan persyaratan pembebasan bea masuk dan pajak dalam rangka impor," tutur Nirwala.

Sementara terkait interaksi yang terjadi antara Fatimah dan petugas DJBC, sebagaimana dituliskan dalam rangkaian cuitan, Nirwala mengaku meminta maaf. Ia bilang, hal tersebut akan menjadi bahan evaluasi direktorat.

"Kami menyampaikan permohonan maaf. Hal ini akan menjadi evaluasi untuk terus melakukan perbaikan layanan," katanya.

Permintaan maaf juga disampaikan oleh Juru Bicara Kemenkeu, Yustinus Prastowo. Pihaknya pun disebut telah menghubungi Fatimah untuk mencari tahu lebih detail terkait pengalamannya.

"Kami sudah menghubungi yang bersangkutan. Saya pribadi sudah mention minta maaf atas perlakuan yang tidak menyenangkan itu," kata Prastowo.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas