Besok, Polisi Periksa Direktur Teknik Migas Kementerian ESDM Terkait Kebakaran Depo Plumpang
Direktur Teknik Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM berinisial MM akan diperiksa dalam kasus kebakaran Depo Pertamina Plumpang.
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepolisian RI akan memeriksa Direktur Teknik Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM berinisial MM dalam kasus kebakaran Depo Pertamina Plumpang.
Dia akan diperiksa pada Selasa (4/4/2023) besok.
"Pada pukul 13.00 WIB dilakukan pemeriksaan juga terhadap saudara MM selaku Direktur Teknik Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM," ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan di Mabes Polri, Jakarta, Senin (3/4/2023).
Tak hanya dia, kata Ramadhan, penyidik juga akan melakukan pemeriksaan terhadap KM yang juga menjadi supervisor control room Depo Pertamina Plumpang.
"Pukul 10.00 WIB akan dilakukan pemeriksaan kembali terhadap saksi saudara KM selaku supervisor control room," jelasnya.
Baca juga: Polisi Periksa Petugas Control Room yang Bertugas Saat Kebakaran Depo Pertamina Plumpang
Hingga saat ini, Ramadhan menyatakan bahwa pihaknya telah meminta keterangan terhadap 55 orang.
Adapun mereka yang diperiksa berasal dari pihak Pertamina, BMKG, hingga masyarakat.
"Sampai saat ini Polri telah meminta keterangan 55 orang yang terdiri dari karyawan Pertamina manajer dan lain lain, dari BMKG Dirjen migas dan dari warga masyarakat jadi semuanya ada 55 orang yang telah dimintai keterangan terkait dengan peristiwa kebakaran Plumpang," pungkasnya.
Kapolri Klaim Kantongi Dugaan Penyebab Kebakaran
Diberitakan sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkap pihaknya sudah mengantongi dugaan kuat yang menjadi penyebab kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Koja, Jakarta Utara.
Menurut Kapolri, pihaknya masih enggan untuk mengungkap penyebab kebakaran Depo Pertamina Plumpang itu lantaran akan menyampaikannya secara komprehensif.
"Tentunya dugaan sudah ada namun demikian kita tidak bisa menjawab terburu-buru karena juga kita harus kumpulkan semuanya agar bisa membentuk satu kesimpulan agar bisa kita jelaskan," ujar Kapolri saat mengunjungi posko DVI post mortem RS Polri, Kramat Jati pada Sabtu (4/3/2023).
Ia menyampaikan bahwa dugaan itu dipegang usai dirinya mengunjungi langsung Tempat Kejadian Perkara (TKP) bersama Kabareskrim Komjen Pol Agus Andrianto dan Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran.
"Kita tadi sudah masuk ke TKP didampingi oleh Kabareskrim, Kapolda, tim gabungan dan juga tim dari Pertamina untuk mengetahui penyebab terjadinya kebakaran," ungkap Kapolri.
Lebih lanjut, Kapolri menjelaskan pendalaman penyebab Depo Pertamina Plumpang bisa terbakar.
Adapun sumber api bisa dari pemukiman warga atau dari Depo Pertamina Plumpang.
"Tentunya baik yang ada di dalam Depo maupun di pemukiman tentunya kan ada kebakaran juga sama sedang kami dalami, sumber apinya juga dari mana. Secara teknis tim sedang melaksanakan investigasi," tukasnya.
33 Orang Tewas
Dalam hal ini, jumlah korban tewas akibat krbakaran Plumpang, tercatat korban jiwa bertambah hingga mencapai 33 meninggal dunia.
"Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, hingga Jumat (24/3), korban meninggal bertambah 1 orang sehingga total korban meninggal sebanyak 33 orang," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangannya pada Jumat (24/3/2023).
Kemudian dari 49 korban luka-luka pada awal peristiwa, kini tersisa 11 yang masih dirawat di rumah sakit.
"Sebanyak 11 orang masih dalam penanganan tim medis di 1 rumah sakit. Pemprov DKI memastikan kondisi para korban dalam penanganan yang optimal," kata Isnawa.
Pada Sabtu (18/3/2023), BPBD DKI Jakarta dan Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat ada 29 orang meninggal dunia akibat bencana kebakaran ini.
Sementara korban luka-luka sejumlah 15 orang dirawat di dua rumah sakit, berdasarkan data pekan lalu.
Adapun para pengungsi akibat bencana ini, disebut Isnawa sudah meninggalkan posko-posko pengungsian sejak Kamis (16/2/2023).
"Sejak Kamis (16/2) pukul 18.00 WIB, berdasar data BPBD Provinsi DKI Jakarta sudah tidak terdapat pengungsi di posko pengungsian yang disediakan," ujarnya.