Indonesia Tak Perlu Libatkan Selandia Baru Bebaskan Pilot Susi Air: Ini Persoalan Internal Kita
Indonesia tidak perlu melibatkan pemerintahan termasuk tentara dari Selandia Baru untuk membebaskan pilot Susi Air, Kapten Philip dari penahanan
Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Johnson Simanjuntak
Lebih jauh, Dave juga mendesak kepiawaian dari aparat penegak hukum yang dikerahkan dalam hal ini TNI dan Polri untuk bisa bertindak secara tepat sasaran.
Hal ini sekaligus untuk mencegah terjadinya upaya sporadis dari TNI yang malah dapat menyebabkan Kapten Philip terancam nyawanya.
"Ya itu kan makanya kepiawaian TNI dan timnya itu lah. Jadi benar-benar bisa langsung dapat tempatnya di mana langsung disergap dan juga langsung dibebaskan. Jadi serangan militer itu bukan sporadis akan tetapi tepat sasaran. Itu yang penting," tukas Dave.
TNI Lakukan Pendekatan Persuasif
Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono menyampaikan, hingga kini personel gabungan TNI-Polri masih melakukan upaya persuasif untuk melepaskan pilot Susi Air yang ditahan di Papua.
Kata Yudo, pihaknya mengandalkan komunikasi dengan tokoh masyarakat setempat termasuk dengan Bupati Nduga hingga tokoh agama.
"Kita tetap persuasif mengandalkan bupati nduga utk menyelesaikan dengan para tokoh agama tokoh masyarakat," kata Yudo kepada awak media di Gedung Nusantara II, DPR RI, Senayan, Jakarta dikutip Selasa (4/4/2023).
Yudo menyatakan, hingga kini tidak ada upaya penyerangan secara frontal terhadap KKB yang menahan pilot Susi Air tersebut karena mengkhawatirkan kondisi keamanan masyarakat setempat.
Oleh karena itu, dirinya memastikan upaya persuasif akan menjadi cara utama yang dilakukan saat ini.
"Kita gamau menyerang frontal nanti korbannya masyarakat. Kasihan masyarakat kalau TNI maupun Polri menyerbu dengan cara-cara militer," tukas dia.
Meski begitu, Yudo belum dapat memastikan kembali soal kondisi terkini dari pilot Susi Air asal Selandia Baru tersebut.
"Belum ada perkembangannya. Saya gatau kondisinya, belum ada," tukas Yudo.