Enam Etika Bermedia Sosial yang Perlu Dipahami Generasi Z di Era Digital
Kegiatan literasi digital yang diinisiasi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) ini, menyasar tiga kampus Politeknik Negeri Jember
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ada enam etika bermedia sosial yang perlu dipahami para Generasi Z di era digitalisasi, dewasa ini.
Hal itu diungkapkan Co-Founder dan Kepala Sekolah “Sekolah Perempuan Jember”, Wiwin Riza Kurnia yang menjadi satu di antara pemateri dalam kegiatan literasi digital bagi mahasiswa Generasi Z di Lingkungan Perguruan Tinggi Provinsi Jawa Timur, belum lama ini.
Wiwin menilai, kegiatan literasi digital tidak hanya sebatas membuat konten yang berhubungan dengan hobi dan penggunaan internet, tetapi juga memahami etika bermedia sosial atau berinternet.
“Ada enam etika bermedia sosial atau berinternet yang perlu dipahami, yaitu bertanggung jawab untuk setiap konten yang diakses maupun diunggah di Internet, menghargai orang lain, menghindari ujaran kebencian, menghindari pembajakan, menghindari plagiarisme, menjaga privasi, dan berpikir kritis,” jelas Wiwin.
Wiwin juga menjelaskan prinsip etika bermedia digital yang perlu dipahami, yaitu kesadaran, integritas, tanggung jawab, dan kebajikan.
Selain itu, Wiwin mengajak peserta yang hadir untuk terus produktif di media sosial karena produktivitas akan menghasilkan keuntungan-keuntungan tersendiri.
"Keuntungan menjadi produktif di medsos adalah memperluas relasi, menambah ilmu, self branding, dan menambah sumber pemasukan. Tantangannya adalah bagaimana kita mengubah budaya konsumtif menjadi produktif," tambah Wiwin.
Pentingnya Personal Branding
Pada sesi kedua kegiatan, Chief Operation Officer (COO) Abersoft Technologies, Cong Fandi membawakan materi Personal Branding dan menjelaskan pentingnya hal tersebut dalam dunia marketing.
"Pentingnya personal branding adalah membantu diri kita lebih mencolok dibanding yang lain, mengarahkan kepada peluang, dan audience kita akan lebih percaya dengan apa yang kita lakukan," jelasnya.
Cong Fandi menekankan bahwa personal branding bukanlah hal yang mudah, namun dengan kerja keras dan konsistensi, setiap orang dapat membangun personal branding yang kuat dan menguntungkan.
"Jangan pernah menyerah dan teruslah belajar karena personal branding adalah investasi jangka panjang untuk masa depan kita," tuturnya.
Potensi Besar Indonesia di Bidang Digital
Baca juga: Telkom Melalui ITDRI Berkolaborasi dengan ITB dan UNPAD Kembangkan Talenta Digital
Pemateri terakhir, Ketua Tim Startup Digital Kemenkominfo, Sonny Sudaryana mengatakan dalam paparannya bahwa Indonesia adalah negara yang sangat besar dengan 746 cara untuk menyapa di dalamnya dan keberagaman yang sangat terlihat.