Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Apa Itu Halal Bihalal? Ini Makna dan Asal-usul Tradisinya di Indonesia

Apa itu Halal Bihalal? ini makna dan asal-usul tradisinya di Indonesia, dapat dimaknai sebagai cara menghormati sesama dalam bingkai silaturahmi.

Penulis: Muhammad Alvian Fakka
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Apa Itu Halal Bihalal? Ini Makna dan Asal-usul Tradisinya di Indonesia
Tribun Jakarta/Yusuf Bachtiar
Tradisi halal bihalal unik warga Perumahan Duta Kranji, Bekasi, dengan  membentuk lingkaran besar memanjang untuk saling bermaafan dengan sesama warga kompleks setiap tiba Hari Raya Idul Fitri seperti terlihat Sabtu (22/4/2023). 

TRIBUNNEWS.COM - Apa itu Halal Bihalal? Simak makna dan asal-usul tradisinya di Indonesia.

Halal Bihalal adalah tradisi masyarakat Indonesia yang dilakukan usai hari lebaran.

Tradisi Halal Bihalal di Indonesia terus dilaksanakan dan berkembang hingga kini.

Dalam ajaran Islam, Halal Bihalal dapat dimaknai sebagai cara menghormati sesama dalam bingkai silaturahmi.

Lantas, apa makna dari tradisi Halal Bihalal?

Serta bagaimana asal-usul tradisi Halal Bihalal di Indonesia ini?

Ilustrasi Halal Bihalal
Ilustrasi Halal Bihalal (Istimewa)
Baca juga: Ratusan Warga Hadiri Halal Bihalal Ganjar Pranowo di Purbalingga

Simak makna dan asal-usul tradisi Halal Bihalal di Indonesia, yang Tribunnews kutip dari beberapa sumber sebagai berikut.

Berita Rekomendasi

Makna Halal Bihalal

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Halal Bihalal berarti hal maaf-memaafkan setelah menunaikan ibadah puasa Ramadan, biasanya diadakan di sebuah tempat (auditorium, aula, dan sebagainya) oleh sekelompok orang.

Meskipun terdengar seperti bahasa Arab, namun Halal Bihalal tidak memiliki makna harfiah.

Dilansir laman Kemenko PMK, istilah 'halal' berasal dari kata 'halla' dalam bahasa Arab, yang mengandung tiga makna.

Yaitu halal al-habi (benang kusut terurai kembali); halla al-maa (air keruh diendapkan); serta halla as-syai (halal sesuatu).

Jika ditarik kesimpulan, makna Halal Bihalal adalah kekusutan, kekeruhan atau kesalahan yang selama ini dilakukan dapat dihalalkan kembali.

Artinya, semua kesalahan melebur, hilang, dan kembali sedia kala.

Maka Halal Bihalal adalah suatu kegiatan saling bermaafan atas kesalahan dan kekhilafan sesudah lebaran melalui silaturahmi.

Sehingga, dapat mengubah hubungan sesama manusia dari benci menjadi senang, dari sombong menjadi rendah hati dan dari berdosa menjadi bebas dari dosa.

Ilustrasi Halal bihalal setelah libur Idul Fitri 1444 H.
Ilustrasi Halal bihalal setelah libur Idul Fitri 1444 H. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

Baca juga: Hari Pertama Lebaran, Rhoma Irama Halal Bihalal Bareng Keluarga 

Asal-usul Tradisi Halal Bihalal di Indonesia

Di Mekkah dan Madinah, tradisi Halal Bihalal tidak dikenal.

Karena itu, bisa dikatakan Halal Bihalal adalah buatan Indonesia.

Mengutip laman Kemenag, tradisi Halal Bihalal dalam bahasa Prof. Dr. Quraish Shihab adalah hasil pribumisasi ajaran Islam di tengah masyarakat Asia Tenggara.

Awal mula tradisi Halal Bihalal pertama kali dirintis oleh Mangkunegara I yang terkenal dengan sebutan Pangeran Sambernyawa.

Saat itu, untuk menghemat waktu, tenaga, pikiran dan biaya, setelah shalat Idul Fitri, Pangeran Sambernyawa mengadakan pertemuan antara raja dengan para punggawa dan prajurit secara serentak di balai istana.

Dalam budaya Jawa, seseorang yang sungkem kepada orang yang lebih tua adalah suatu perbuatan yang terpuji.

Tujuan sungkem adalah sebagai lambang penghormatan dan permohonan maaf.

Ada versi lain yang mengatakan asal usul istilah Halal Bihalal ini bermula dari pedagang martabak asal India di Taman Sriwedari Solo sekitar tahun 1935-1936.

Pada saat itu, martabak tergolong makanan baru bagi masyarakat Indonesia.

Pedagang martabak ini dibantu dengan pembantu primbuminya kemudian mempromosikan dagangannya dengan kata-kata ‘martabak Malabar, halal bin halal, halal bin halal’.

Pelajar bersalaman dengan guru dan sesama siswa dalam acara halal bihalal Lebaran di halaman SDN 148 Cibaduyut, Jalan Cibaduyut Raya, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (12/5/2022). Halal bihalal tersebut sekaligus mengawali hari pertama masuk sekolah setelah libur Idul Fitri 1443 H. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Pelajar bersalaman dengan guru dan sesama siswa dalam acara halal bihalal Lebaran di halaman SDN 148 Cibaduyut, Jalan Cibaduyut Raya, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (12/5/2022). Halal bihalal tersebut sekaligus mengawali hari pertama masuk sekolah setelah libur Idul Fitri 1443 H. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

Baca juga: Golkar Gelar Halal Bihalal Idulfitri, Airlangga: Dorong Solidaritas dan Soliditas Hadapi Pemilu 2024

Sejak saat itu, istilah Halal Bihalal mulai populer di masyarakat Solo.

Masyarakat kemudian menggunakan istilah ini untuk sebutan seperti pergi ke Sriwedari di hari lebaran atau silaturahmi di hari lebaran.

Kegiatan Halal Bihalal kemudian berkembang menjadi acara silaturahmi saling bermaafan saat Lebaran.

Dalam kamus Jawa-Belanda karya Dr. Th. Pigeaud 1938, istilah Halal Bihalal berasal dari kata 'alal behalal' dan 'halal behalal'.

Kata alal behalal dalam kamus tersebut berarti dengan salam (datang, pergi) untuk (memohon maaf atas kesalahan kepada orang lebih tua atau orang lainnya setelah puasa (Lebaran, Tahun Baru Jawa).

Sementara, halal behalal diartikan sebagai dengan salam (datang, pergi) untuk (saling memaafkan di waktu Lebaran).

Dari sumber lain mengatakan asal usul Halal Bihalal berasal dari KH Abdul Wahab Hasbullah pada 1948.

KH Wahab merupakan seorang ulama pendiri Nahdatul Ulama (NU).

KH Wahab memperkenalkan istilah Halal Bihalal pada Bung Karno sebagai bentuk cara silaturahmi antar-pemimpin politik yang pada saat itu masih memiliki konflik.

Atas saran KH Wahab, pada Hari Raya Idul Fitri di tahun 1948, Bung Karno mengundang seluruh tokoh politik untuk datang ke Istana Negara untuk menghadiri silaturahim yang diberi judul 'Halal Bihalal'.

Para tokoh politik akhirnya duduk satu meja.

Mereka mulai menyusun kekuatan dan persatuan bangsa ke depan.

Sejak saat itu, berbagai instansi pemerintah di masa pemerintahan Bung Karno menyelenggarakan Halal Bihalal.

Dari peristiwa tersebut maka tradisi Halal Bihalal kemudian diikuti masyarakat Indonesia secara luas, terutama masyarakat muslim di Jawa sebagai pengikut para ulama.

Hingga kini Halal Bihalal menjadi tradis di Indonesia.

(Tribunnews.com/Muhammad Alvian Fakka)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas