Anggota Komisi VIII DPR Sesalkan Oknum BRIN Keluarkan Pernyataan Ancaman untuk Warga Muhammadiyah
Menurut Nurhuda perbedaan itu pasti ada, tapi tidak perlu diperlebar. Karena semakin diperlebar akan semakin membuat suasana tidak kondusif.
Penulis: Rahmat Fajar Nugraha
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com Rahmat W. Nugraha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi VIII DPR RI MF Nurhuda ikut merespon komentar tak bijak yang dikeluarkan oknum Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam menyikapi perbedaan 1 Syawal 1444 Hijriah dengan mengancam warga Muhammadiyah.
"Saya sangat menyesalkan pernyataan tersebut, karena bisa menimbulkan keadaan yang tidak baik. Padahal kita sedang menjaga kondusivitas perbedaan penetapan hari raya," kata Nurhuda kepada Tribunnews.com, Rabu (26/4/2023).
Menurut Nurhuda perbedaan itu pasti ada, tapi tidak perlu diperlebar. Karena semakin diperlebar akan semakin membuat suasana tidak kondusif.
Baca juga: Buntut Komentar Peneliti BRIN ke Warga Muhammadiyah, IMM Minta BRIN Dibubarkan
"Lebih baik menghargai perbedaan cara pengambilan keputusan hari raya karena masing-masing memiliki argumen dan dasar yang kuat," lanjutnya.
Nurhuda melanjutkan pada dasarnya tidak ada satu pun agama di dunia ini yang menghalalkan pembunuhan. Karena tujuan agama adalah perdamaian, menyebarkan kasih sayang, dan mengatur tatanan sosial agar menjadi lebih baik.
"Demikian pula agama Islam yang mengemban visi kerahmatan bagi seluruh alam rahmatan lil alamin," tegasnya.
Diberitakan sebelumnya Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang Hasanuddin berkomentar tak bijak di akun Facebook peneliti antariksa BRIN, Prof Thomas Djamaluddin.
Polemik itu bermula Prof Thomas menuliskan keheranannya dengan Muhammadiyah yang tidak taat kepada pemerintah terkait penentuan Lebaran 2023, namun ingin memakai lapangan untuk salat Idul Fitri.
Baca juga: Ancam Bunuh Warga Muhammadiyah, Partai Ummat: BRIN Rekrut Peneliti Psikopat
Kemudian hal itu dikomentari oleh AP Hasanuddin yang dianggapnya Muhammadiyah menjadi musuh bersama dalam takhayul, bidah dan churofat.
"Kalian Muhammadiyah, meski masih jadi saudara seiman kami, rekan diskusi lintas keilmuan tapi kalian sudah kami anggap jadi musuh bersama dalam hal anti-TBC (takhayul, bidah, churofat) dan keilmuan progresif yang masih egosektoral. Buat apa kalian berbangga-bangga punya masjid, panti, sekolah, dan rumah sakit yang lebih banyak dibandingkan kami kalau hanya egosentris dan egosektoral saja?" komentar Hasanuddin.
Tak hanya itu saja Andi bahkan mengancam menghalalkan darah warga Muhammadiyah.
"Perlu saya halalkan gak nih darahnya semua Muhammadiyah? Apalagi Muhammadiyah yang disusupi Hizbut Tahrir melalui agenda kalender Islam global dari Gema Pembebasan? Banyak bacot emang!!! Sini saya bunuh kalian satu-satu. Silakan laporkan komen saya dengan ancaman pasal pembunuhan! Saya siap dipenjara. Saya capek lihat pergaduhan kalian," lanjutnya.
Atas komentarnya tersebut Andi Pangerang Hasanuddin kemudian meminta maaf.
Baca juga: PKS Minta Latar Belakang Peneliti BRIN yang Ancam Bunuh Warga Muhammadiyah Diperiksa
"Melalui Surat ini memohon maaf kepada pimpinan dan warga Muhammadiyah atas komentar saya di Facebook terhadap seluruh warga Muhammadiyah di akun Facebook tertanggal Minggu, 23 April 2023," kata Andi, dikutip dari surat yang dikirim Profesor Thomas Djamaluddin kepada Tribunnews.com, Senin (24/4/2023).
Andi melanjutkan dalam suratnya komentar tersebut dikarenakan rasa emosi dan ketidakbijaksanaan saya saat melihat akun Thomas Djamaluddin diserang oleh sejumlah pihak.
"Saya MEMINTA MAAF SEBESAR-BESARNYA KEPADA PIMPINAN DAN SELURUH WARGA MUHAMMADIYAH yang merasa tersinggung dengan komentar saya tersebut. Saya berjanji tidak akan mengulangi perbuatan semacam ini lagi di waktu-waktu mendatang. Demikian surat pernyataan ini dibuat, atas perhatian masyarakat semua, saya ucapkan terima kasih," pungkasnya.