Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hari Ini Lebaran Ketupat 2023, Simak Sejarah dan Makna Ketupat di Jawa

Hari ini lebaran ketupat 2023, simak sejarah dan makna ketupat di Jawa. Lebaran ketupat jatuh pada 8 Syawal setelah melaksanakan 6 hari puasa sunnah.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Hari Ini Lebaran Ketupat 2023, Simak Sejarah dan Makna Ketupat di Jawa
SURYA/PURWANTO
Perajin merangkai daun kelapa menjadi kulit ketupat di Pasar Gadang, Kota Malang, Jawa Timur, Rabu (26/4/2023). Kulit ketupat yang banyak diburu warga menjelang Lebaran Ketupat itu dijual dengan harga Rp 12 ribu per ikat berisi 10 buah. SURYA/PURWANTO - Hari ini lebaran ketupat 2023, berikut ini sejarah dan maknanya. 

TRIBUNNEWS.COM - Lebaran ketupat 2023 jatuh pada hari ini, Sabtu (29/4/2023).

Lebaran ketupat adalah tradisi lebaran kedua pada 8 Syawal, yang diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga dalam tradisi masyarakat Jawa.

Umat Islam yang merayakan lebaran ketupat biasanya telah berpuasa Syawal selama enam hari pada tanggal 2-7 Syawal.

Puasa Syawal enam hari ini merupakan sunnah Rasulullah, yang pahalanya seperti puasa setahun penuh.

Lebaran ketupat pada 8 Syawal menjadi 'hari raya' setelah melaksanakan puasa sunnah itu.

Sebelumnya, hari raya Idul Fitri 2023 jatuh pada 1 Syawal 1444 H atau Sabtu (22/4/2023), menurut Kemenag.

Baca juga: Makna Ketupat di Hari Lebaran dan Sejarahnya

Sejarah Lebaran Ketupat

BERITA REKOMENDASI

Lebaran Ketupat, terutama di Jawa, pertama kali diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga Raden Said saat beliau memperkenalkan istilah Ba’da (setelah) kepada masyarakat Jawa.

Ba’da yang dimaksud Sunan Kalijaga adalah Ba’da Lebaran dan Ba’da Kupat.

Ba’da Lebaran dipahami dengan prosesi Shalat Idul Fitri 1 Syawal lalu dilanjutkan dengan tradisi saling berkunjung dan memaafkan.

Sedangkan ba’da Kupat dimulai pada hari ke delapan setelah Lebaran Idul Fitri, dikutip dari laman MA Al Falah Margoyoso.

Dalam tradisinya, masyarakat muslim Jawa biasanya membuat ketupat, kemudian dimasak.


Setelah ketupat masak dan diberi lauk pauk ikan, telor dan daging serta diberi kuah bersantan, kemudian dibagikan kepada orang-orang sebagai lambang kasih sayang dan mempererat tali silaturrahim.

Perajin merangkai daun kelapa menjadi kulit ketupat di Pasar Gadang, Kota Malang, Jawa Timur, Rabu (26/4/2023). Kulit ketupat yang banyak diburu warga menjelang Lebaran Ketupat itu dijual dengan harga Rp 12 ribu per ikat berisi 10 buah. SURYA/PURWANTO
Perajin merangkai daun kelapa menjadi kulit ketupat di Pasar Gadang, Kota Malang, Jawa Timur, Rabu (26/4/2023). Kulit ketupat yang banyak diburu warga menjelang Lebaran Ketupat itu dijual dengan harga Rp 12 ribu per ikat berisi 10 buah. SURYA/PURWANTO (SURYA/PURWANTO)

Baca juga: Tradisi Khas Idul Fitri di Indonesia, Hidangan Ketupat hingga Ziarah ke Makam

Makna Ketupat

Ketupat atau Kupat adalah singkatan dari Ngaku Lepat (Mengakui Kesalahan) dan
Laku Papat (Empat Tindakan).

Prosesi Ngaku Lepat diimplemantasikan dengan tradisi sungkeman yaitu seorang anak bersimpun memohon maaf dihadapan orang tuanya.

Dari tradisi itu kita diajarkan supaya menghormati orang yang lebih tua, memohon maaf, meminta bimbingan dan ridhonya.

Selain itu, orang yang lebih tua akan mengasihi dan membimbing yang lebih muda.

Simbol tradisi sungkeman atau meminta maaf itu berupa ketupat.

Perajin merangkai daun kelapa menjadi kulit ketupat di Pasar Gadang, Kota Malang, Jawa Timur, Rabu (26/4/2023). Kulit ketupat yang banyak diburu warga menjelang Lebaran Ketupat itu dijual dengan harga Rp 12 ribu per ikat berisi 10 buah. SURYA/PURWANTO
Perajin merangkai daun kelapa menjadi kulit ketupat di Pasar Gadang, Kota Malang, Jawa Timur, Rabu (26/4/2023). Kulit ketupat yang banyak diburu warga menjelang Lebaran Ketupat itu dijual dengan harga Rp 12 ribu per ikat berisi 10 buah. SURYA/PURWANTO (SURYA/PURWANTO)

Baca juga: Cara Membuat Ketupat yang Pulen, Ini Tips Cara Mengisi dan Memasaknya

Sementara itu, istilah Laku Papat diperkenalkan olah Sunan Kalijogo menggunakan empat kata; Lebaran, Luberan, Leburan dan Laburan.

Lebaran berarti akhir atau usainya waktu bulan puasa Ramadhan dan bersiap menyongsong hari raya Idul Fitri, dikutip dari laman Desa Jatimulyo, Kec. Petanahan, Kab. Kebumen.

Luberan bermakna melebur, maknanya membudayakan berbagi kepada orang yang tidak mampu agar harta kita juga menjadi suci.

Sedangkan Leburan bermakna habis atau menyatu.

Artinya, lebaran untuk saling melebur dosa dengan cara meminta maaf dan memberi maaf.

Sementara itu, Laburan dari kata labur atau kapur.

Kapur merupakan zat pewarna berwarna putih yang bisa digunakan untuk menjernihkan benda cair.

Maknanya, tradisi bermaafan saat lebaran digunakan untuk menjaga kesucian lahir dan batin.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Artikel lain terkait Lebaran Ketupat

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas