NasDem Dinilai Bakal dapat Dukungan Publik jika Satu di Antara Menterinya Direshuffle Jokowi
Partai NasDem dinilai bakal dapat dukungan atau simpati publik jika sinyal reshuffle dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) benar terjadi untuk menterinya
Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai NasDem dinilai bakal mendapat dukungan atau simpati dari publik jika sinyal reshuffle dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) benar terjadi untuk menteri dari NasDem.
Demikian keterangan tersebut disampaikan oleh Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar Ujang Komarudin menyoroti soal kemungkinan reshuffle menteri dari NasDem.
Pandangan tersebut disampaikan Ujang, menyusul tidak diundangnya Surya Paloh dalam pertemuan para Ketum Parpol dengan Jokowi.
"Kalau reshuffle belum tentu ada karena kalau ada reshuffle itu kan ya NasDem akan di atas angin akan merasa terdzolimi dan akan mendapatkan dukungan publik dan akan naik suaranya," ucap Ujang saat dimintai keterangannya, Kamis (5/5/2023).
Oleh karenanya, kemungkinan untuk mereshuffle menteri dari NasDem diyakini Ujang akan ditimbang matang-matang oleh Jokowi, mengingat, saat ini NasDem seakan tidak dianggap dalam koalisi pemerintah.
Sebab jikapun ada reshuffle, seharusnya keputusan tersebut sudah dilakukan Presiden Jokowi sejak isu tersebut mencuat beberapa hari lalu.
"Oleh karenanya dari kemarin Jokowi juga tidak mereshuffle ketika ada isu reshuffle beberapa waktu yang lalu," tutur dia.
Dihubungi terpisah, Pengamat Politik dari Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai, kalaupun ada salah satu menteri yang direshuffle, pastinya NasDem akan menerima putusan tersebut.
"Misalnya soal kemungkinan menteri nya direshuffle, pastinya NasDem akan menerima secara lapang dan seperti nya NasDem kalau pun tahu akan direshuffle karena sudah tidak dianggap, ya NasDem akan menyambut itu dengan tangan terbuka," ucap Adi.
Meski demikian, Adi menyebut kemungkinan kocok ulang menteri di kabinet tersebut belum tentu terjadi.
Sebab kata dia, hal tersebut merupakan hak prerogatif dari Jokowi sebagai presiden.
"Tapi entah akan ada reshuffle atau tidak itu belum tau, itu putusan presiden, publik cuma menduga-duga bahwa sangat mungkin ada reshuffle yang terakhir karena Nasdem sudah tidak dianggap dalam koalisi ini," tukas dia.
Baca juga: Golkar, PAN, dan PPP Sebut Belum Dapat Informasi Terkait Reshuffle Kabinet
Diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumpulkan para Ketua Umum Parpol koalisi pemerintah di Istana Kepresidenan, Jakarta. Dari tujuh Ketum Parpol koalisi pemerintah, hanya dari Partai NasDem yang tidak hadir ke istana.
Terkait hal itu Ketum Golkar Airlangga Hartarto mengaku tidak mengetahuinya. Airlangga mengatakan belum menerima penjelasan mengenai ketidakhadiran Ketum NasDem Surya Paloh.