Survei LSI: 4 dari 10 Orang Indonesia Setuju Berperang di Negera Lain untuk Membela Agama
4 dari 10 orang setuju/sangat setuju untuk ikut berperang di negara lain guna membela umat agamanya yang dianiaya.
Penulis: Rahmat Fajar Nugraha
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rahmat W. Nugraha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Survei LSI (Lembaga Survei Indonesia) yang dilakukan pada 16-29 Mei 2022 menunjukkan bahwa 4 dari 10 orang setuju/sangat setuju untuk ikut berperang di negara lain guna membela umat agamanya yang dianiaya.
Survei LSI tersebut menggunakan wawancara tatap muka.
Dilakukan oversample di 4 wilayah yakni wilayah DKI Jakarta+Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur
Masing-masing wilayah dibagi 600 responden sehingga total sample yang dianalisis pada laporan LSI sebanyak 3.090 responden.
Pada pertanyaan yang ditanyakan kepada responden pada pernyataan ikut berperang di negara lain untuk membela umat agama saya yang dianiaya.
"Yang setuju pada pertanyaan ini sangat setuju 5 persen, setuju 31 persen, kalau kita total 36 setuju. Ada lebih dari 50 persen menyatakan tidak setuju," kata Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan pada paparannya di Jakarta, Kamis (4/5/2023).
Baca juga: Kemenag Tanggapi Survei LSI Sebut 4 dari 10 Orang Setuju Berperang di Negara Lain Demi Bela Agama
Kemudian pada pertanyaan melakukan pembalasan terhadap anggota kelompok yang menyerang agama saya.
"Yang setuju sekitar 15 persen, yang tidak setuju mayoritas lebih dari 75 persen," sambungnya.
Lalu untuk pertanyaan mendukung organisasi yang memperjuangkan agama saya walaupun terkadang organisasi tersebut melanggar hukum.
"Itu yang setuju 12 persen yang tidak setuju mayoritas lebih dari 74 persen," lanjutnya.
Sementara itu pada pertanyaan mendukung organisasi yang memperjuangkan agama saya meskipun organisasi tersebut terkadang menggunakan kekerasan.
"Yang setuju hanya 7 persen, yang tidak setuju lebih dari 80 persen," terangnya.
Dikatakan Djayadi dari survei tersebut mayoritas masyarakat Indonesia tidak mendukung kekerasan ekstrem.
"Tetapi kalau kita rinci satu-satu, yang ada dibeberapa aspek angkanya cukup penting untuk dilihat. Sekitar 36 persen mendukung ikut berperang ke negara lain ketika agamanya diserang," jelasnya.
Menurut Djayadi sekitar 4 dari 10 orang setuju/sangat setuju ikut berperang di negara lain untuk membela umat agamanya yang dianiaya.
"Itu yang paling tinggi, yang lain (Pertanyaan) di bawah 20 persen. Kalau kita gabungkan empat pertanyaan tersebut maka dukungan terhadap kekerasan ekstrem yang diukur dengan skala satu sampai lima tersebut. Hasilnya menunjukkan rata-rata berada di bawah 2,39 persen," tutupnya.