Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Polri Disentil Megawati soal Sikap Arogan, Kompolnas: Sangat Relevan

Kompolnas menilai sentilan Presiden RI ke-5, Megawati Soekarnoputri terhadap anggota Polri sangat relevan dengan keadaan saat ini. 

Penulis: Abdi Ryanda Shakti
Editor: Theresia Felisiani
zoom-in Polri Disentil Megawati soal Sikap Arogan, Kompolnas: Sangat Relevan
Tribunnews.com/ Fransiskus Adhiyuda
Gubernur Bali Wayan Koster bersama Presiden Kelima RI Megawati Soekarnkputri saat acara Seminar 'Haluan Pembagunan Bali Masa Depan 100 Tahun Bali Era Baru 2025-2125' di Hotel The Trans Hotel Resort Bali, Badung, Bali, Jumat (5/5/2023). Kompolnas menilai sentilan Presiden RI ke-5, Megawati Soekarnoputri terhadap anggota Polri seperti Ferdy Sambo dan AKBP Achiruddin Hasibuan sangat relevan dengan keadaan saat ini.  

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kompolnas menilai sentilan Presiden RI ke-5, Megawati Soekarnoputri terhadap anggota Polri sangat relevan dengan keadaan saat ini. 

"Apa yang disampaikan Ibu Megawati Soekarnoputri sangat relevan dalam kondisi saat ini, ketika ada kasus FS (Ferdy Sambo), TM (Teddy Minahasa), dan AH (Achiruddin)," kata Komisioner Kompolnas, Poengky Indarti saat dihubungi, Sabtu (6/5/2023).

Poengky mengatakan saat Megawati menjabat sebagai Presiden, ada 3 undang-undang yang sangat strategis yang dia sahkan bagi reformasi sektor keamanan Indonesia.

"Sehingga beliau mengetahui betul bagaimana tuntutan rakyat saat Reformasi. Polisi yang humanis menjadi harapan rakyat sejak Reformasi, dengan mendorong pemisahan Polri dan TNI," ucapnya.

Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri saat ditemui usai menjadi pembicara dalam seminar Haluan Pembangunan Bali 100 tahun Bali Era Baru di Badung, Bali, Jumat (5/5/2023).
Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri saat ditemui usai menjadi pembicara dalam seminar Haluan Pembangunan Bali 100 tahun Bali Era Baru di Badung, Bali, Jumat (5/5/2023). (Tribunnews.com/Fransiskus Adhiyuda)

Saat TNI-Polri masih menjadi satu sebagai Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) saat orde baru, kara Poengky, anggota Polri kala itu dididik sebagai angkatan bersenjata, sehingga wataknya menjadi militeristik.

"Ketika menghadapi masyarakat yang dilakukan adalah pendekatan keamanan yang mengedepankan kekerasan dan arogansi," ungkap Poengky.

Untuk itu, Poengky menekankan, Polri perlu melakukan reformasi kultural sesuai dengan tugasnya, yakni pelayan, pengayom dan pelindung masyarakat.

Berita Rekomendasi

"Menjadi polisi sipil yang humanis, antara lain tidak menggunakan kekerasan berlebihan, tidak melakukan pungli, tidak arogan, tidak bergaya hidup mewah," ucap dia.

"Apa yang disampaikan Ibu Megawati harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh oleh seluruh anggota Polri dan semuanya harus bertekad melaksanakan Reformasi Kultural Polri dengan sebaik-baiknya," tutup Poengky.

Komisioner Kompolnas, Poengky Indarti.
Komisioner Kompolnas, Poengky Indarti. (Kompas.com/Ambaranie Nadia K.M)

Sebelumnya, Megawati Soekarnoputri turut menyoroti tingkah laku sejumlah oknum Polisi belakangan ini yang dinilai meresahkan masyarakat.

Megawati pun menyebut sejumlah kasus seperti eks Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo yang melakukan pembunuhan berencana terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

Tak hanya Sambo, Megawati juga menyebut kasus hukum yang turur menyeret AKBP Achiruddin Hasibuan

Hal itu disampaikan Megawati saat memberikan arahan dan membuka acara seminar bertajuk 'Haluan Pembagunan Bali Masa Depan 100 Tahun Bali Era Baru 2025-2125' di Hotel The Trans Hotel Resort Bali, Badung, Bali, Jumat (5/5/2023).

"Gile, polisi sekarang kok arogan banget ya," kata Megawati.

"Makanya insaf toh, Pak. Lho ya, kan gimana saya enggak kesal, ngelihat Sambo lah, ngelihat sopo (siapa) lagi itu, ini saya hitung-hitung sudah 4 orang Polisi (terjerat kasus hukum)," sambung dia.

Mantan Kadiv Propam Polri, Ferdy Sambo, saat akan menjalani sidang vonis kasus pembunuhan berencana Yosua Hutabarat (Brigadir J) di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Senin (13/2/2023).
Mantan Kadiv Propam Polri, Ferdy Sambo, saat akan menjalani sidang vonis kasus pembunuhan berencana Yosua Hutabarat (Brigadir J) di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Senin (13/2/2023). (AFP/Aditya Aji)

Megawati mengaku menyoroti sejumlah kasus hukum yang melibatkan polisi. 

Dirinya juga tak habis pikir soal kasus terbaru yakni AKBP Achiruddin Hasibuan yang membiarkan anaknya, Aditya Hasibuan, menganiaya seorang mahasiswa dengan brutal. 

Tak hanya itu, publik turut menyoroti kekayaan Achiruddin yang dianggap bergaya hidup mewah.

"Ada, di Tv yang nginjek-nginjek anak orang anaknya, eh malah dia, siapa ya namanya, A H A H, Rudin..Rudin gitu to, nah ayo dong pak," ucap Megawati. 

Atas kasus-kasus tersebut, Megawati meminta seluruh aparat kepolisian bertingkah laku baik karena disorot masyarakat. 

Apalagi, Megawati mengingat bagaimana dia saat menjabat Presiden RI turut berjuang memisahkan antara TNI dan Polri

Tentu, dengan harapan pemisahan dua institusi itu, membawa kemajuan bagi bangsa dan negara. 

"Nah, kena lah polisi, mbok, yang baik-baik aja deh ya. Sekarang itu juga yang memisahkan polisi itu saya lho, dipikir gampang? Nah, (tapi) enggak sadar pada polisi polisi," ucap Megawati.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas