Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mengenal Ritual Thudong, Perjalanan Para Banthe Menuju Candi Borobudur Jelang Hari Raya Waisak 2023

Mengenal ritual Thudong, perjalanan spiritual Bhante menuju Candi Borobudur, dilakukan 31 bisku atau Bhante dari Thailand, Malaysia, dan Indonesia.

Penulis: Muhammad Alvian Fakka
Editor: Suci BangunDS
zoom-in Mengenal Ritual Thudong, Perjalanan Para Banthe Menuju Candi Borobudur Jelang Hari Raya Waisak 2023
kolase Tribunnews/KOMPAS.com/JOY ANDRE T.
Puluhan biksu lintas negara yang berjalan kaki dari Thailand dan melintas di Kota Bekasi, Jumat (12/5/2023) - Mengenal ritual Thudong, perjalanan spiritual Bhante menuju Candi Borobudur, dilakukan 31 bisku atau Bhante dari Thailand, Malaysia, dan Indonesia. 

TRIBUNNEWS.COM - Mengenal ritual Thudong, perjalanan spiritual para Bhante menuju Candi Borobudur.

Sebanyak 31 biksu atau Bhante dari Thailand, Malaysia, dan Indonesia menjalankan ritual Thudong menuju Candi Borobudur pada Kamis (11/5/2023).

Prosesi ritual Thudong atau berjalan kaki menuju Candi Borobudur dilakukan menjelang Perayaan Waisak 2567 BE, pada Minggu, 4 Juni 2023.




Para biksu ini sebelumnya mulai berjalan kaki dari Nakhon Si Thammarat, sebuah kota di Selatan Thailand, pada 23 Maret 2023.

Kemudian, mereka melewati Malaysia dan Singapura.

Setelah beristirahat selama tiga hari di Singapura, para Bhante melanjutkan perjalanan dan tiba di Pelabuhan Internasional Harbour Bay, Kota Batam pada Senin (8/5/2023).

Setelah tiba di Batam, mereka menuju Jakarta menggunakan pesawat dan tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten pada Rabu (10/5/2023).

Baca juga: Kapan Hari Raya Waisak 2023? Tanggal 6 Mei atau 4 Juni? Simak Penjelasan Kemenag

BERITA TERKAIT

Setibanya di Jakarta, mereka disambut oleh Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Supriyadi di kantor Kementerian Agama.

Apa Itu Ritual Thudong?

Mengutip laman Bimas Buddha Kemenag, Thudong merupakan perjalanan ritual para Bhante yang dilakukan dengan berjalan kaki ribuan kilometer.

Selama melakukan thudong, para biksu hanya makan satu kali sehari, menerima makanan serta minuman dari sedekah umat, dan bermalam di suatu tempat pada malam hari.

Ritual tapak tilas atau Thudong ini merupakan inisiasi biksu asal Indonesia, Bhante Kantadhammo atau Bhanten Wawan.

Ketika berada di Kantor Kemenag, Bhante Dhammavuddho, menjelaskan zaman dulu Thudong ini merupakan tradisi berjalan di mana pada zaman Sang Buddha.

Waktu itu belum ada vihara, belum ada tempat tinggal para Bhante.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas