Presidium Nasional 98: Reformasi Sudah Sepantasnya Selalu Diperingati
Presidium Nasional 98 (Presnas-98) Hasbi Lodang mengatakan bahwa kejadian reformasi tahun 1998 sudah sepantasnya selalu diperingati.
Penulis: Erik S
Editor: Dewi Agustina
![Presidium Nasional 98: Reformasi Sudah Sepantasnya Selalu Diperingati](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/diskusi-pena-98-dan-unhas-tv.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Presidium Nasional 98 (Presnas-98) Hasbi Lodang mengatakan bahwa kejadian reformasi tahun 1998 sudah sepantasnya selalu diperingati.
Menurutnya sejarah reformasi 98 adalah sebuah babakan sejarah yang sangat penting dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia.
"Betul bahwa reformasi 98 belum sempurna diwujudkan, tapi paling tidak salah satu buah dari reformasi yang bisa kita rasakan manfaatnya adalah lahirnya lembaga KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), lahirnya beberapa partai, juga terciptanya kebebesan berpendapat dan berekspresi serta kebebasan menyampaikan kritikan kepada pemerintah," kata Hasbi dalam diskusi interaktif yang dilaksanakan oleh Persatuan Nasional Aktivis 98 (Pena-98) bekerja sama Unhas TV di studio utama Unhas TV, Kampus Unhas, Tamalanrea, Makassar, Kamis (18/5/2023).
Lebih lanjut Hasbi menyampaikan bahwa agenda ke depan senantiasa mengawal reformasi yang menjadi cita-cita gerakan reformasi mahasiswa Indonesia.
Baca juga: Peringatan 25 Tahun Reformasi, Puluhan Ribu Orang Bakal Ikut Jalan Sehat di Senayan Tolak 3 Periode
Harus dipahami bahwa agenda utama reformasi 98 adalah menjaga NKRI, kebhinekaan, Pancasila dan UUD 1945.
"Oleh karena itu, pemimpin di masa depan yang harus kita dukung adalah pemimpin yang jauh dari tindak kekerasan dan eksploitasi agama, suku, gender dan semacamnya untuk kepentingan politik," tandas Hasbi L.
Sementara itu Mardiana Rusli mengisahkan awal mula keterlibatan dia menjadi seorang aktivis manakala pada tahun 1996 mahasiswa Universitas Muslim Indonesia (UMI) memprotes kenaikan tarif angkutan kota.
Peristiwa tersebut sangat mempengaruhi batin dan cara pandang Ana Rusli melihat dunia mahasiswa.
"Mahasiswa tidak cukup hanya dengan mental akademik tetapi harus dilengkapi dengan mental aktivis," tegas Mardiana Rusli, ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Sulawesi Selatan periode 2023-2028.
Sementara itu Akbar Endra menyatakan kebanggaannya sebagai aktivis yang pernah merasakan dinamika dunia kampus di Unhas.
Walau ia tidak punya ijazah dari Unhas tetapi ia sangat cinta dan bangga dengan almamater Unhas. Alasan Akbar Endra adalah karena Unhas adalah kampus pelopor reformasi di Indonesia.
Baca juga: Mahfud MD : Pemerintah Berencana Bentuk Tim Reformasi Hukum untuk Memberantas Praktik Mafia Tanah
"Sebelum reformasi yang digerakkan oleh mahasiswa yang turun tumpah ruah demonstrasi di jalan, ada peristiwa penting yang patut dicatat bahwa sejumlah guru besar Unhas yang sangat disegani saat itu di Indonesia; Prof Mattulada dan Prof A.A.Muis melakukan orasi meminta pembatasan masa jabatan presiden, menghapus dwi fungsi ABRI, menghapus korupsi, kolusi dan nepotisme," kata Akbar Endra.
Akbar Endra juga menyampaikan tentang periode kejayaa Unhas itu dapat dilihat pada masa kepemimpinan Prof.Dr.Ahmad Amiruddin dan pada masa kepemimpinan Prof.Dr.Basri Hasanuddin.
Periode kejayaan itu menurut Akbar sepertinya akan terulang lagi pada masa kepemimpinan Prof.Dr.jamaluddin Jompa.
"Saya melihat tanda-tanda dan indikasi yang kuat bahwa Unhas akan kembali berjaya pada periode ini yang ditandai dengan peran dan kontribusi dari sejumlah sivitas akademika Unhas di level internasional, nasional, daerah siapapun yang akan jadi presiden nantinya di tahun 2024," tegas Akbar Endra, mantan ketua Aliansi Mahasiswa Pro Demokrasi (AMPD).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.