Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Pemanfaatan Produk Tembakau Alternatif Dinilai Bisa Kurangi Prevalensi Perokok

Berdasarkan data di Inggris, dia mengatakan, bahwa sangat penting untuk mempertimbangkan pemberian perlakuan yang berbeda dan berdasarkan kajian risik

Penulis: Reza Deni
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Pemanfaatan Produk Tembakau Alternatif Dinilai Bisa Kurangi Prevalensi Perokok
DOK.
Ilustrasi. Presiden Advance Centre for Addiction Therapy Advocacy (ACATA) Malaysia, Arifin Fii, mengatakan bahwa dampak positif atas tersedianya akses terhadap produk tembakau alternatif dapat dilihat di sejumlah negara, seperti Inggris dan Selandia Baru. 

Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah pakar bicara soal pemanfaatan produk tembakau alternatif, seperti produk tembakau yang dipanaskan, rokok elektrik, dan kantong nikotin, kepada masyarakat luas yang dinilai memiliki peran dalam menurunkan prevalensi perokok dibandingkan melalui pelarangan secara total.

Hal ini salah satunya dapat dicapai melalui diseminasi informasi yang akurat dan berbasis ilmu pengetahuan (sains).

Pembahasan itu berdasarkan hasil kajian kebijakan dari sejumlah negara dalam kegiatan Innovation Summit Southeast Asia 2023 di Asia School of Business, Kuala Lumpur, Malaysia baru-baru ini.

Presiden Advance Centre for Addiction Therapy Advocacy (ACATA) Malaysia, Arifin Fii, mengatakan bahwa dampak positif atas tersedianya akses terhadap produk tembakau alternatif dapat dilihat di sejumlah negara, seperti Inggris dan Selandia Baru.

“Mereka menganut Consumer Product Model di mana konsumen memiliki akses terhadap produk tembakau alternatif. Hasilnya sangat menjanjikan karena prevalensi perokok turun secara signifikan,” katanya, dikutip Senin (22/5/2023).

Walter de Wit dari EY Global Trade Indirect Tax Partner, Belanda, menuturkan bahwa pemanfaatan terhadap produk tembakau alternatif oleh pemerintah melalui penetapan pajak yang lebih rendah dibandingkan rokok juga memberikan dampak yang lebih baik dalam penurunan prevalensi perokok, salah satunya seperti yang diterapkan oleh Inggris.

Berita Rekomendasi

“Di Inggris, dari 2011 ke 2021, terjadi penurunan (jumlah perokok) yang signifikan, dari 20 persen ke angka 13 persen,” ujarnya.

Baca juga: Komunitas Kretek Nilai Pasal Penyetaraan Tembakau dengan Narkotika Tak Perlu Masuk RUU Kesehatan

Berdasarkan data di Inggris, dia mengatakan, bahwa sangat penting untuk mempertimbangkan pemberian perlakuan yang berbeda dan berdasarkan kajian risiko dalam pembuatan kebijakan.

"Pajak dan fiskal bisa digunakan (sebagai salah satu pendekatan) untuk mendorong orang berpindah ke alternatif lebih baik.”

Sejumlah riset, termasuk yang dilakukan oleh Public Health England (atau yang kini dikenal sebagai UK Health Security Agency) menunjukkan bahwa produk tembakau alternatif, seperti produk tembakau yang dipanaskan, dapat mengurangi risiko hingga 90-95 persen lebih rendah daripada rokok. Dengan demikian, produk ini layak mendapatkan cukai lebih rendah.

Selain itu, Philip Thompson dari Tholos Foundation, Amerika Serikat juga mengajak pemerintah di setiap negara untuk berpikir ulang terkait kebijakan pelarangan total terhadap suatu komoditas.

Sebab, boleh jadi langkah tersebut justru akan berdampak buruk.

“Kebijakan pelarangan bisa mengakibatkan praktik korupsi hingga perdagangan ilegal,” ungkapnya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas