Alasan Konsumsi Cokelat Bisa Membuat Mood Lebih Baik, Ini Manfaat Lainnya
Sebagian orang percaya bahwa mengonsumsi cokelat dapat membuat mood lebih baik. Mengapa hal tersebut bisa terjadi?
Penulis: Widya Lisfianti
Editor: Tiara Shelavie
2. Kaya Antioksidan
Hasil penelitian menunjukkan biji kakao yang diolah menjadi produk olahan kakao, merupakan sumber antioksidan yang spesifik dalam bentuk senyawa katekin, epikatekin, procianidin, dan polifenol.
3. Memperbaiki kinerja kognitif
Asupan bahan pangan dari kakao dan cokelat yang kaya flavanol ke dalam tubuh berhubungan erat dengan meningkatnya aliran darah pada jaringan syaraf otak yang berarti bahwa flavanol pada kakao dapat memegang peranan penting dalam memperbaiki kinerja otak.
4. Menurunkan tekanan darah & Memperkuat aliran darah
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi cokelat gelap (dark chocolate) dapat memperbaiki metabolisme glukosa dan menurunkan tekanan darah.
Hal ini karena adanya pengaturan senyawa Nitrat Oksida (NO) yang dihasilkan oleh senyawa flavanol yang berada dalam cokelat gelap.
5. Menghambat pertumbuhan sel kanker
Senyawa flavanol dan prosianidin dalam kakao menunjukkan kemampuan menghambat pertumbuhan dan biosinthesis poliamin dari sel koloni kanker pada manusia.
Baca juga: 5 Alasan Mengapa Cokelat Dijadikan Hadiah di Hari Valentine
Senyawa prosianidinnya, dapat menghambat hingga 70 persen pertumbuhan dengan cara memblokade aliran sel pada fase pertumbuhan kedua sel kanker.
6. Memperkuat resistensi hemolisis
Hasil penelitian tentang pengaruh penghambatan senyawa flavon, epikatekin, katekin dan procianidin oligomer dalam kakao terhadap pecahnya sel-sel darah merah, menunjukkan terjadinya penguatan dan perlindungan membran sel erithrosit sehingga gangguan Anemia karena hemolysis erithrosit dapat dicegah.
7. Mencegah Atherogenesis
Lemak cokelat dari lemak kakao terdiri dari asam oleat yaitu asam lemak jenuh tunggal yang unggul dan berpengaruh baik terhadap sistem kardiovaskular manusia dan secara signifikan tidak menimbulkan penyakit kolesterolmik dan atherogenik dibandingkan dengan minyak sawit atau minyak kelapa.
(Tribunnews.com, Widya)