Soal Operasi Pembebasan Pilot Susi Air yang Disandera KKB di Papua, Wapres: Jangan Sampai Ada Korban
Wapres Ma'ruf Amin menanggapi soal operasi pembebasan pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens yang disandera oleh KKB di Papua.
Penulis: Ifan RiskyAnugera
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Wakil Presiden (Wapres), Maruf Amin, memberi tanggapan soal pembebasan pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens.
Maruf Amin mengatakan, operasi pembebasan pilot Susi Air harus diperhitungkan dengan matang.
Dalam operasi penyelamatan tersebut jangan sampai nantinya ada korban.
"Operasi yang dilakukan tentu kita harus memperhitungkan jangan sampai terjadi korban," ungkap Maruf Amin, dikutip dari YouTube Kompas TV, Sabtu (27/5/2023).
Ia pun menuturkan bahwa penyelamatan tersebut tidak menggunakan sistem bumi hangus.
Baca juga: KKB Ancam Tembak Pilot Susi Air, Beri Waktu 2 Bulan, Negosiasi akan Dibantu Dewan Gereja
Hal itu untuk menghindari timbulnya banyak korban saat operasi penyelamatan.
"Jadi tidak dengan sistem dihabisi, di bumi hangus."
"Mungkin kalau seperti itu kan mudah saja, tetapi bagaimana operasi itu dilakukan bisa diselamatkan, tapi tidak menimbulkan banyak korban," ujarnya.
Untuk keterlibatan tokoh-tokoh di Papua, kata Maruf Amin, telah dilakukan komunikasi dengan dewan gereja hingga tokoh adat.
Diketahui, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Pimpinan Egianus Kogoya mengancam akan menembak pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens.
Ancaman tersebut disampaikan oleh Egianus Kogoya melalui video singkat yang disebarkan Juru Bicara TPNPB, Sebby Sambom pada Sabtu (27/5/2023).
Dalam video berdurasi 71 detik itu, pihak KKB hanya memberi waktu dua bulan kepada negara untuk bernegosiasi.
Dan jika lewat dari waktu yang ditentukan, pihaknya akan menembak pilot Susi Air Philip Mark Merthens.
"Kami kasih waktu dua bulan saja, kalau dari indonesia tidak mengaku berarti kalau dua bulan ini lewat, kami akan tembak pilot Philip Mark Mehrten," kata Egianus dalam video tersebut dikutip dari Tribun-Papua.com.
Berdasarkan video yang dirilis KKB, Philip Mark Mehrtens terlihat kurus dengan dikelilingi oleh anggota separatis bersama Egianus Kagoya.
Pilot Susi Air asal Selandia Baru itu terlihat berbicara di depan kamera dan mengatakan para separatis menginginkan negara selain Indonesia untuk terlibat dalam dialog tentang kemerdekaan Papua.
"Negara yang lain, jika tidak bicara dengan Indonesia dalam waktu dua bulan, mereka akan tembak saya," ujar Marten dalam video yang diterima Tribun-Papua.com.
Untuk informasi, Kapten Philip Mark Mehrtens telah disandera oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), kelompok Egianus Kogoya sejak 7 Februari 2023 lalu di Hutan Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.
Hampir empat bulan berlalu, sampai sekarang pihak pemerintah Indonesia belum bisa membebaskan Kapten Philips dari genggaman KKB itu.
Selandia Baru Beri Respons
Berdasarkan laporan Reuters, video tersebut dibagikan oleh Juru Bicara Komando Nasional Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Operasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Sebby Sambom.
Lalu, video tersebut juga telah diverifikasi oleh analis dari Institut Analis Kebijakan Konflik (IPAC), Deka Anwar.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Selandia Baru mengatakan telah mengetahui keberadaan foto dan video yang beredar.
"Kami melakukan semua hal yang kami mampu untuk mengamankan resolusi damai dan pembebasan Mehrtens dengan aman," kata jubir tersebut kepada Reuters via email pada Sabtu (27/5/2023) waktu setempat.
Sementara, menurut Reuters, Kepala Pusat Penerangan TNI (Kapuspen) TNI, Laksda Julius Widjojono mengatakan, pihaknya akan tetap menggunakan tindakan terukur yang sesuai dengan standar prosedur operasi.
Di sisi lain, belum ada tanggapan dari Kemenlu Indonesia atas video Mehrtens tersebut.
Sementara dalam operasi penyelamatan pilot Susi Air tersebut mendapat bantuan dari dewan gereja.
Hal itu untuk membantu membuka komunikasi dengan pihak Egianus Kagoya.
Diharapkan, pilot berkewarganegaraan Selandia Baru tersebut bisa segera dibebaskan.
"Saya berharap negosiasi tersebut menghasilkan hasil yang baik, kita memberikan kesempatan kepada kelompok Egianus bisa mengembalikan pilot melalui jalur negosiasi secara baik."
"Semua sedang berjalan dan dari pihak gereja nantinya akan kita bantu salah satunya pihak Gereja Kingmi yang nantinya akan mengutus orang kepercayaannya untuk melakukan negosiasi tersebut," kata Kapolda Irjen Mathius Fakhiri di Jayapura, Kamis (25/5/2023) dikutip dari TribunPapua.com.
(Tribunnews.com/Ifan/Yohanes Liestyo Poerwoto) (Tribunpapua.com/Hendrik Rikarsyo Rewapatara/Paul Manahara Tambunan)